Suasana Canggung antara dua manusia ini terlihat sangat jelas walaupun tidak mereka tunjukkan. Bagaimana tidak, terlihat jelas semburat merah di kedua pipi mereka.
"Tuan Putri, apa kita hanya berdiam diri saja di sini" ujar Delinos
"Ah, a-aku akan pergi ke kamar ku. Kau bisa beristirahat Delinos dan terimakasih sudah membantuku" Putri Granola pun menjauh dari hadapan Delinos dengan perasaan malu dan canggung
Delinos yang menyadari jika pemimpin kerajaan Gerk ini sedang menyembunyikan rasa malu pun merutuk dirinya.
"bodoh kau Delinos" rutuk Delinos
Setelah menjauh dari Delinos, Putri Granola merasa lega dan berusaha melupakan insiden yang ada di perpustakaan tadi. Namun nyatanya tidak bisa, malah terus menghantui dirinya.
FLASHBACK ON
Kedua orang ini masih membeku ditempat berusaha mencerna apa yang akan mereka lakukan selanjutnya, "Yang Mulia" teriak penjaga perpustakaan itu.
Mereka berdua terkejut dan Delinos berdiri dan berusaha senormal mungkin, Delinos mengulurkan tangannya untuk sang putri yang kedua kalinya.
"Apa anda baik-baik saja?" tanya penjaga perpustakaan
"ahhh iya aku tak apa, maaf sudah membuat kegaduhan" ujar Putri Granola sambil membersihkan gaunnya
"Tapi, apakah kau bisa mengobati dia. Punggung dan bahu nya mungkin luka karena tertimpa buku yang besar dan tebal" Putri Granola tau jika itu pasti sakit walaupun dirinya tidak melihat Delinos.
"ti-"
"baik tuan putri" potong penjaga perpustakaan
Dan sekarang hanya tersisa mereka berdua di perpustakaan yang begitu besar dan sunyi ini. Putri Granola yang merasakan aura kecanggungan pun berinisiatif membersihkan buku-buku yang jatuh tadi.
Wajar saja punggung dan bahu Delinos terluka, buku yang jatuh diatasnya seperti memuat semua rahasia dunia.
"biar aku bantu" ujar Delinos
"tidak usah, bahu mu mungkin terkilir. Biarkan aku saja" cegah Putri Granola sambil meletakkan buku itu kembali pada raknya
Dirinya baru sadar jika dirinya tidak dapat meletakkan buku itu karena raknya terlalu tinggi. Delinos yang sedari tadi melihat Putri Granola pun tersenyum dan berusaha untuk tidak tertawa.
Putri Granola pun mencari tangga yang biasa penjaga perpustakaan pakai untuk merapikan buku-buku yang ada di rak yang lumayan tinggi.
Delinos pun membantu Putri Granola untuk membawa tangga itu, "Sudah kubilang untuk diam saja dasar bawel" kesal Putri Granola
"Aku hanya membantu mengangkat tangga saja, lagi pula tuan putri bahuku hanya terkilir bukan terluka parah" Delinos meletakkan tangga itu dan membantu Putri Granola untuk naik dengan hati-hati.
Satu persatu anak tangga sudah ia lalui dan tidak ada halangan sedikit pun. Saat ingin membalikkan badannya, Putri Granola terpeleset dan jatuh ke samping ke arah Delinos.
Brukkk...
Putri Granola terjatuh dihadapan Delinos, tanpa sadar Delinos memeluk Putri Granola.
"ahhh bau lavender"batin Delinos dengan senyuman yang sangat tipis
Putri Granola membuka matanya perlahan dan terkejut karena dirinya berada diatas Delinos. Ia bangkit dan membalikkan badannya untuk menutupi wajahnya yang sudah semerah tomat.
"Apa anda-"
"Ah maafkan aku, aku begitu lancang. Maafkan aku Delinos" Putri Granola membungkuk dengan rasa campur aduk. Antara perasaan malu, bersalah, dan kesal
"a-ah anda tidak perlu membungkukkan badan, lagi pula saya tidak apa-apa" Delinos hanya takut jika Albur memarahinya karena melihat Calon Ratu Kerajaan Gerk membungkukkan badan hanya pada seorang pengawal.
"Jangan bilang begitu, kau sudah melindungi ku untuk yang kedua kalinya. Dan sekarang punggung dan bahumu pasti sangat sakit" Ujar Putri Granola sambil berjalan ke arah Delinos untuk melihat luka Delinos.
Putri Granola membuka perlahan baju Delinos dengan fokus. Delinos yang melihat sorot wajah Putri Granola yang berubah menjadi serius pun kagum dan berusaha untuk menyembunyikan semburat merah dikedua pipinya.
"Permisi tuan Putri ini obatnya"
Mereka berdua terkejut dan Putri Granola segera melepaskan tangannya dari baju Delinos dan memalingkan wajahnya.
"S-sejak k-kapan kau sampai?" tanya Putri Granola dengan gugup
"Emmm sejak anda melihat luka pengawal anda" ujar penjaga perpustakaan itu dengan polos
"Apa kau bisa mengobati dia, aku ingin kembali ke kamar. Ah sampai jumpa" Putri Granola menjauh dari Delinos dan terlihat jika dirinya begitu malu.
Delinos berniat untuk mengejar Putri Granola namun ditahan oleh penjaga perpustakaan itu, "tunggulah sebentar, ini tidak akan lama" tegur Penjaga Perpustakaan itu. Delinos hanya bisa menurut dan berharap jika Putri Granola masih dekat di sekitar perpustakaan.
"Kalian berdua sangat cocok" ujar penjaga perpustakaan itu tiba-tiba
"I-itu tidak mungkin, aku hanya seorang pengawal tidak lebih"
"Tidak ada yang tidak mungkin tuan Delinos" penjaga perpustakaan itu pun membersihkan peralatan obatnya dan pergi. Delinos mengucapkan terima kasih dan segera pergi untuk mencari Putri Granola.
"Kukira tuan putri sudah pergi daritadi" Delinos mencari sumber suara itu dan menemukan Putri Granola sedang berbicara dengan penjaga perpustakaan tadi.
"Aku ingin ijin dulu untuk meminjam buku ini" ujar Putri Granola
"Tentu saja tuan Putri, ambil saja"
Putri Granola membalikkan tubuhnya dan terkejut karena melihat Delinos ada di belakangnya. Dirinya pun segera menjauh dari Delinos, terlebih lagi percakapan Delinos dan penjaga perpustakaan tadi sangat menghantui pikirannya dan ditambah lagi perasaan malu yang belum hilang sejak tadi.
Delinos yang melihat Putri Granola hanya tersenyum dan berusaha mengejar calon Ratu itu.
FLASHBACK OFF
"Haishhh, hari-hari tenang ku akan hilang" kesal Putri Granola. Dirinya sampai dikamarnya dan melangkah masuk, "Aku ingin mendengar cerita mu hari ini tuan Putri" ujar Albur tiba-tiba
Putri Granola yang sadar jika dirinya pasti diinterogasi pun menjalankan aksinya, "ayolah Albur, aku ingin membaca buku. Aku bosan" rengek Putri Granola.
Inilah sisi lain dari Putri Granola, ia memiliki sebuah kekuatan untuk membuat orang itu mengasihani nya tapi sepertinya itu tidak akan memberikan efek pada Albur. "Anda bisa membaca buku sambil bercerita"
"Mana ada, sudahlah Albur. Aku hanya mengajak Delinos membaca buku dan mengelilingi istana saja, tidak ada yang istimewa. Kenapa akhir-akhir ini kau kepo pada diriku" ujar Putri Granola sambil berjalan ke arah meja nya untuk membaca buku-buku yang bertumpuk.
Albur pun mendekat ke arah Putri Granola untuk memberikan laporan kerajaan, "tapi aku dengar kau dipeluk oleh Delinos untuk melindungimu dari buku yang berjatuhan. Sampai membuat Delinos terluka." Ujar Albur dengan tenang tanpa rasa bersalah sedikit pun.
Putri Granola terkejut karena Albur melihatnya secara langsung, ia pikir hanya penjaga perpustakaan saja yang tau.
Albur yang melihat perubahan wajah calon Ratu Kerajaan Gerk ini pun hanya tersenyum, ia pun mengambil buku yang sudah tidak dibaca oleh Putri Granola untuk ditata kembali ke rak buku.
"Jika kau menyu-"
"Aku tidak melakukan apapun dan juga aku tidak menyukainya" teriak Putri Granola
"Lalu kenapa pipi anda berwarna merah?" tanya Albur
"Haishhhh udah sana-sana, aku mau baca buku dengan tenang" Putri Granola mendorong-dorong Albur berniat untuk mengusirnya.
"Apa anda yakin akan membaca buku?" tanya Albur
"Yaaa terserah aku, mau aku baca buku atau tidak. Udah sana" kesal Putri Granola sambil menutup pintu kamarnya.
Albur hanya merespon dengan senyumannya dan berniat pergi, "Ano tuan Albur, aku ingin minta maaf karena kelancanganku anda jadi dimarahi oleh Tuan Putri" Ujar Delinos tiba-tiba sambil membungkukkan badannya
"Tidak perlu membungkuk Delinos" tegur Albur, Delinos pun menegakkan badannya
"Justru aku yang harusnya berterima kasih karena sudah melindungi Putti Granola." Ujar Albur sambil menepuk bahu Delinos dengan lembut.
"Aku ada satu permintaan sebelum aku pensiun dari sini"