"Apa-apaan Albur itu, sudah jelas-jelas aku tidak menyukainya" kesal Putri Granola
Senyuman yang begitu lebar muncul dan membuat kesan manis pada dirinya, banyak orang yang bilang jika Putri Granola jarang tersenyum karena kejadian yang menimpa keluarganya.
Tapi hari ini, dirinya tersenyum dengan sangat bahagia seolah-olah tidak ada beban sama sekali.
"Aku ada satu permintaan sebelum aku pensiun dari sini" Putri Granola tertegun saat mendengar Albur mengatakan kata yang tidak ingin Putri Granola dengar.
Putri Granola pun mendekati pintu kamarnya secara perlahan agar bisa mendengar lebih jelas apa yang Albur sampaikan pada seseorang yang entah siapa itu.
"Aku harap kau terus melindungi Putri Granola dan membuatnya terus tertawa, saat melihat Putri Granola tertawa aku seperti melihat seorang bidadari yang turun untuk meredakan hujan disertai sinar matahari yang begitu hangat" ujar Albur
"Sejak yang mulia Raja dan Ratu tiada, Putri Granola seperti kehilangan semangat hidupnya dan ia jarang sekali tertawa. Jika boleh jujur, saat Putri Granola tertawa dengan dirimu di samping nya sudah kupastikan jika ini adalah waktu ku untuk mengundurkan diri menjadi pengawal nya" Putri Granola hanya bisa meneteskan air matanya saat mendengar Albur mengundurkan diri menjadi pengawalnya.
Putri Granola tidak kuasa mendengar penuturan Albur untuk mengundurkan diri, ia pun keluar dari kamar nya melalui balkon kamarnya yang dulu sering ia lakukan waktu kecil, dibantu dengan tali yang masih terpasang di salah satu pilar balkon kamarnya.
Putri Granola berlari ke arah taman istana dengan air mata nya yang terus mengalir dengan deras, hujan pun turun semakin deras seolah-olah mengerti isi hati Putri Granola.
"aku ada satu permintaan sebelum aku pensiun dari sini" ucapan Albur terus menghantui pikiran Putri Granola.
"aku tidak akan pernah bisa membuat Putri Granola tertawa seperti tadi". "Kau sudah membuat ku bahagia Albur, bahagia saja sudah cukup bagiku" batin Putri Granola
Putri Granola berhenti dan menatap langit yang terus menurunkan derasnya hujan disertai kilat dan angin yang berhembus begitu kencang, hujan kali ini kacau seperti pikirannya. Ia tahu jika Albur pensiun menjadi pengawal pribadinya, maka secara otomatis ia akan menjadi duta kerajaan. Dan pasti Albur hanya mengunjungi nya saat penting saja.
"Tuan Putri, mari masuk kedalam. Aku akan menjelaskan semuanya"
"Untuk apa dijelaskan jika semuanya sudah jelas, pergi sana! aku ingin sendiri" teriak Putri Granola
Albur pun mendekatkan dirinya pada Calon Ratu Kerajaan Gerk dengan senyuman hangat nya, "jangan mendekat! pergi sana, memang semua orang tidak akan pernah betah disampingku. Iya kan Albur?!" Putri Granola terlihat sangat kacau, rambut basah dan berantakan, gaun nya kotor karena lumpur dan juga basah
"Ibu dan Ayah pergi dari ku, lalu kau. Lalu siapa lagi?! Kenapa semua orang terus meninggalkanku Albur, kenapa hikss" Tangis Putri Granola
"benar kan apa yang kukatakan, jika Yang Mulia didekatku selalu menangis dan bersedih. Aku hanya ingin yang mulia bahagia dan tertawa seperti tadi, lagipula aku masih tinggal di kerajaan" Ujar Albur berusaha menenangkan Putri Granola dan memeluk nya
"Aku sudah bahagia Albur, aku bahagia kau mau merawatku sampai aku sebesar ini, aku bahagia kau menjaga ku, aku bahagia kau memarahiku, aku bahagia jika kau ada didekatku" Putri Granola terus menangis dipelukan Albur,
Albur tertegun karena selama ini ia merasa jika Putri Granola tidak pernah bahagia jika didekatnya, nyatanya ia bahagia atas semua yang ia berikan. "tuan Putri, aku masih tinggal dikerajaan. Aku masih ada disini, hanya saja aku jarang bertemu denganmu Yang Mulia. Tapi kau bisa mengunjungi ku kapan pun yang kau mau" Albur melepaskan pelukan Putri Granola perlahan.
"Aku akan selalu menjadi pengawal pribadi yang mulia" Ujar Albur dengan tegas.
Putri Granola merasakan kehangatan dihatinya, ia pun tersenyum dan menghapus air matanya. Dan tiba-tiba hujan mereda dan menunjukkan sinar matahari nya tepat ke arah Putri Granola yang memang sedang tersenyum.
Delinos yang melihat semuanya dari jauh, merasa jika alam memang sudah berpihak pada Putri Granola.
"Maaf Albur, aku tadi membentak mu dan juga aku memeluk mu sehingga baju mu basah"
"Jangan khawatir yang mulia, aku baik-baik saja"
"bagaimana kau bisa tau jika aku pergi ke taman istana?" tanya Putri Granola
Albur tertawa dengan hangat, "tangisan Uang Mulia itu sangat kencang ya" ejek Albur
Putri Granola memanyunkan bibirnya yang membuat kesan lucu di wajahnya, Putri Granola melihat sinar matahari yang mengarah padanya. Meskipun silau tapi ia merasa sangat hangat di sekujur tubuhnya.
"Matahari sepertinya sangat menyukai rambutku" Ujar Putri Granola sambil memainkan rambutnya yang unik itu
"alam tau mana yang pantas untuk dilindungi dan diberkati tuan Putri" Albur hanya bisa memunculkan senyuman hangatnya yang membuat kedua mata nya tenggelam.
"maaf mengganggu Yang Mulia dan tuan Albur. Ini saya bawakan handuk untuk mengeringkan badan anda" ujar maid
"Kau pakaikan saja pada Tuan Putri, aku harus mulai membersihkan barang-barangku. Aku permisi Yang Mulia." Tolak Albur sambil berlalu mendahului mereka berdua
"Mau kubantu Albur?" tanya Putri Granola
Albur menghentikan langkah kakinya dan membalikkan badannya "tidak perlu Yang Mulia, Delinos lah yang akan membantuku"
Albur pun melanjutkan langkah kakinya dengan tenang dan melihatkan sisi dermawan nya. Putri Granola sudah menganggap Albur adalah ayahnya sendiri, jadi wajar jika ia berpisah ruangan dengan Albur ia sedih. Ia dan Albur sudah lama bersama, Albur lah yang merawat dan mengajari semua tatanan kerajaan selama ini.
Meskipun dirinya sangat menjengkelkan dan berisik, tapi Albur tidak pernah mengeluh. Putri Granola tersenyum saat mengingat memori itu, rasanya ia ingin kembali ke masa kecilnya.
Saat ia membuka matanya, dapat ia lihat jika Delinos menatapnya sambil tersenyum dan menundukkan kepalanya seperti memberikan penghormatan. Putri Granola hanya membalas nya dengan senyuman dan ia menatap kepergian Delinos dan Albur.
"Mari tuan Putri" Putri Granola pun mengangguk dan mereka berdua kembali masuk kedalam istana.
------------------------------------------------------------------------
"Terimakasih sudah menyiapkan semuanya" ujar Putri Granola
"tidak masalah yang mulia, saya permisi"
maid itu pergi dan menyisakan Putri Granola seorang diri di kamarnya yang sangat sunyi dan damai.
Putri Granola bangkit dari tempat tidurnya dan melangkah ke arah meja untuk melanjutkan membaca bukunya dan menikmati teh hangat yang sudah tersaji di sebelah buku yang ingin ia baca. Saat ia ingin menuangkan teh ke cangkirnya, ia jadi mengingat memori nya dengan Albur meminum teh bersama setiap malam. Putri Granola tersenyum dan berharap jika Delinos bisa ia ajak meminum teh bersama seperti Albur.
1 Buku tebal sudah ia baca, bertepatan juga teh nya sudah habis yang berarti sudah waktunya ia berhenti melakukan aktifitas yang lain dan beranjak tidur. Ia pun meletakkan buku yang sudah ia baca kembali ke rak buku dengan rapi, ia pun menutup tirai balkon ruangannya dan mematikan semua lampu.
Putri Granola merebahkan tubuhnya ke kasur dan mulai merasakan kantuk, "besok Delinos resmi akan menjadi pengawal pribadiku, hmm tidak buruk" ujar Putri Granola dengan senyuman tipis. Perlahan ia pun sudah tertidur dengan senyuman yang masih terlihat jelas diwajahnya.