Seminggu berlalu dengan begitu cepat, salju mulai berkurang dan sinar matahari mulai terlihat yang membuat nuansa hangat. Beberapa hari telah berlalu sejak acara makan bersama diawal tahun yang dihadiri para calon pewaris kerajaan, undangan pesta perayaan bertambah umurnya raja Garnison -Raja kerajaan Bolters mulai disebarkan. Meskipun hawa diluar begitu dingin tapi tidak membuat tamu yang datang berkurang, Putri Granola hanya menatap datar tamu yang perlahan memasuki hall kerajaan
Sambil memainkan segelas wine yang sempat ia ambil karena bosan, ia memang bisa menemui Pangeran Meirion untuk menemaninya tapi sepertinya itu pilihan yang buruk. Karena Pangeran Meirion sekarang sedang berbincang dengan pangeran dari kerajaan lain yang ia tidak ketahui. "terima kasih sudah berkenan hadir Putri Granola" Putri Granola menoleh dan segera membungkukkan badannya, "saya yang harusnya berkata demikian yang mulia karena ini langkah awal saya untuk memulai semuanya" ujar Putri Granola dengan senyuman
Ratu Beatrice mengelus pucuk kepalanya dengan lembut, "Putri Granola tidak pernah berubah yaa sejak dulu"
"aku selalu ingin berbicara berdua dengan mu agar Putri Granola tidak merasa sendirian selama ini" Ratu Beatrice perlahan membawa Putri Granola ke dalam pelukannya, "yang mulia jika ada waktu kosong bisa mampir sejenak sambil meminum teh"
Ratu Beatrice terkekeh dan melepas pelukannya, "aku tunggu undangannya Putri Granola"
Putri Granola tersenyum dan melanjutkan perbincangan dengan Ratu Beatrice, dan juga terkadang ada tamu yang ikut perbincangan walaupun sekedar menyapa. Pangeran Meirion berjalan mendekati Putri Granola dan Ratu Beatrice, Putri Granola terkejut dengan penampilan Pangeran Meirion yang benar-benar berbeda
Jas berwarna biru gelap ditambah dengan celana putih tulang yang menambah kesan gagah dan kebangsawanan, dan juga pedang kebanggaan nya yang berada di samping kirinya. Ahhh begitu kerennya orang ini
"Selamat malam Putri Granola, senang bertemu denganmu" sapa Pangeran Meirion, Putri Granola membungkuk dengan gugup. "akhirnya kamu turun juga Meirion, temani Putri Granola oke? ibu harus menyambut tamu yang lain"
Ratu Beatrice mengelus pelan bahu Putri Granola dan tersenyum, "lebih baik ajak ke taman, Putri Granola mungkin bosan melihat orang-orang yang asing. bukan begitu Putri Granola?" Putri Granola hanya tersenyum simpul
Ratu Beatrice meninggalkan kedua pewaris kerajaan dan membuat suasana diantara keduanya menjadi canggung, Putri Granola mengalihkan pandangannya ke arah jendela untuk menyembunyikan rasa canggungnya
"ahhh aku benci suasana canggung. okee mari kita bicara, tapii aku malu. bukannya harus pria terlebih dahulu yang mengajak wanita berbicara" rutuk Putri Granola
"ahh aku sudah tidak tahan"
"hei-"
"emm-"
kedua pewaris kerajaan termakmur memutuskannya pandangan mereka secara bersamaan, dan muncul nya semburat tipis dikedua pipi mereka menandakan bahwa mereka berdua canggung dan juga malu bersamaan
Pangeran Meirion berdeham menetralkan rasa canggung yang sudah menyelimuti seluruh tubuhnya, "apa tuan Putri ingin jalan-jalan malam ke daerah taman?"
Putri Granola menganggukkan kepalanya. Kedua pewaris salah satu kerajaan termakmur ini pun perlahan mulai berjalan meninggalkan hall istana yang mulai ramai dengan tamu
Hawa dingin langsung berhembus dengan halus menusuk kulit. Terlihat juga tumpukan salju di rerumputan yang tidak begitu tebal sehingga masih terlihat ada warna hijau diantara salju. "kelinci arktik biasanya dikeluarkan dari kandang jika salju mulai menebal, tuan Putri ingin melihatnya?" tawar Pangeran Meirion
"eh? tunggu.. kelinci arktik.. ada disini?" Putri Granola terkejut karena yang ia tau kelinci arktik hanya bisa hidup di kutub Utara dan pasti sebuah ketidakmungkinan untuk berada di negara 4 musim, "tentu saja, ibu sangat menyukai hewan itu sampai sampai aku diduakan olehnya"
Putri Granola terkekeh mendengar cibiran Pangeran Meirion yang protes karena merasa posisinya terancam hanya karena sebuah binatang, "ibu bahkan pernah memintaku untuk menjadikan kelinci itu menjadi adik ku, bukan kah itu tidak masuk akal?"
"bisa saja yang mulia Ratu menyarankan mu begitu agar kau tidak terlalu galak pada orang lain" Pangeran Meirion tersenyum simpul mendengar nya. Ia kembali mengingat banyak sekali yang menyebutnya serigala putih yang siap menerkam mangsanya
"wahhh lucu sekalii, ahhh warna bulunya benar-benar putih" teriakan Putri Granola menyadarkan lamunannya dan ia sudah melihat kelinci-kelinci arktik melompat kesana kemari dengan lucunya, ditambah lagi Putri Granola yang heboh karena bisa mengelus pucuk kepala salah satu kelinci arktik itu
"mungkin aku akan kembali lagi kesini jika musim panas, karena pasti warnanya berubah. ahhh aku ingin memeliharanyaa" ujar Putri Granola dengan histeris karena melihat kelucuan dari binatang berkaki empat ini. Pangeran Meirion mengusap wajahnya gusar, ia merasa jika ini adalah pilihan yang salah membawa Putri Granola melihat kelinci arktik peliharaan ibunya "sepertinya Putri Granola sudah teracuni kelinci-kelinci ini" batinnya
Putri Granola mengalihkan pandangannya pada sebuket wortel yang terletak di samping kandang kelinci, ia mengambil berniat untuk memberi makan kelinci-kelinci itu tapi sepertinya kelinci itu terlalu bersemangat sehingga mengejar Putri Granola
"eh eh tunggu duluu, satu-satu dasar monster kecil" ucap Putri Granola yang tidak dihiraukan sama sekali oleh mereka, Putri Granola berlari dan berlindung dibelakang Pangeran Meirion. "mereka menyeramkan jika mengejar ku. tolong aku Pangeran Meirion" eluh Putri Granola
Pangeran Meirion terkekeh melihat Putri Granola bersembunyi dibelakang sambil mengerucutkan bibirnya, sejujurnya ia juga takut jika binatang ini akan mengejarnya. Terlebih lagi jika sudah menggigit, sudah tamat lah kalian para kelinci kalian akan dijadikan sate
"selamat malam Pangeran Meirion dan.. Putri Granola? benar?" Kedua remaja ini menolehkan kepala mereka bersamaan ke sumber suara dan terlihat duta kerajaan Bolters -tuan Billy. "iya betul Billy. ada apa?" tanya Pangeran Meirion
"tidak apa-apa yang mulia. hanya saja tadi saya mendengar teriakan, saya pikir ada apa" Billy mengalihkan pandangannya pada sekelompok kelinci peliharaan Ratu Beatrice yang ramai didepan Pangeran Meirion dan Putri Granola. "apaa telah terjadi sesuatu?"
Putri Granola berdeham untuk menutupi rasa kegugupan nya, "sebelumnya saya minta maaf tuan Billy saya bermaksud ingin memberikan kelinci-kelinci ini makan, tapi ternyata saya dikejar-kejar dan sekarang saya masih belum memberikan mereka makan karena takut"
Billy terkekeh mendengar penjelasan Putri Granola yang terdengar jelas gugup dan takut, Billy mengambil alih buket wortel yang ada pada Putri Granola. "kelinci arktik jika sudah lapar pada musim dingin benar-benar ganas, jadi wajar saja jika tuan Putri sampai dikejar oleh mereka. Pangeran Meirion dan Putri Granola sebaiknya kembali kedalam, saya dengar Yang Mulia Raja akan segera mengadakan pesta dansa"
Pangeran Meirion mengangguk dan segera menggandeng Putri Granola, "terimakasih banyak tuan Billy. maaf merepotkan" Ujar Putri Granola. Billy hanya tersenyum dan melanjutkan pekerjaan dadakannya
"apa kau tidak merasa jika salju nya mulai menebal? aku sampai susah untuk melangkah" Ujar Putri Granola yang berjalan dibelakang Pangeran Meirion. Pangeran Meirion menganggukkan kepalanya setuju padahal baru 5 menit mereka di luar
Putri Granola menggosokkan kedua tangannya yang terbalut sarung tangan tipis untuk mencari kehangatan, "aku benci musim dingin" gerutu Putri Granola
Pangeran Meirion baru sadar jika Putri Granola tidak menggunakan jaket hangat, "betapa bodohnya diriku, siap siap ibu akan memarahiku" batinnya dengan pasrah
Pangeran Meirion dengan sigap melepaskan jasnya dan memakaikannya pada Putri Granola. Putri Granola yang tidak fokus pada apapun merasakan jika ada sedikit kehangatan, ia mengangkat kepalanya dan terkejut ada jas yang melingkar di tubuhnya dan ia tau milik siapa
wangi parfum mint mungkin ditambah sedikit mentol benar-benar tercium dengan jelas dijas Pangeran Meirion, wewangian cowok tegas dan dingin ternyata tidak pernah main-main. "terimakasih-"
Putri Granola terkejut karena secara tiba-tiba ia digendong ala bridal style oleh Pangeran Meirion, "kenapa.. Pangeran Meirion?" Pangeran Meirion hanya menatap nya sekilas lalu lanjut berjalan
"saljunya makin tebal, pasti kau kesusahan berjalan nantinya. Terlebih sekarang hawa nya makin dingin" Putri Granola tersenyum tipis mendengarnya. Ia jadi merasa Dejavu.
Waktu ternyata berjalan dengan begitu cepat, dulu Putri Granola ingat saat ia terjatuh dari pohon dan Pangeran Meirion menggendongnya karena kakinya terkilir. Gendongan yang sama, bau yang sama, dan juga orang yang sama. "bau mintnya benar-benar segar sekali, ternyata Pangeran Meirion tidak berubah selera wewangian nya"
Pangeran Meirion tersenyum mengingat masa lalu yang tidak sengaja lewat dalam ingatannya, "tentu saja tidak pernah berubah, Wangi parfum mint itu diberikan secara khusus untukku semasa aku kecil. Aku bahkan tidak rela jika parfum itu habis" Ucapa Pangeran Meirion membuat Putri Granola semakin malu dan tanpa sadar wajah nya sudah semerah tomat
"masa kecil keparat" gerutunya kesal
•
•
•
"maaf ibu, aku lupa" Ratu Beatrice menghela nafasnya berkali-kali seolah meredam kemarahan yang sudah berada di Puncak kepalanya. Bagaimana tidak marah, disaat ia mengobrol dengan Ratu atau Raja yang lain ia melihat Putranya dan Pewaris kerajaan Gerk yang keluar tanpa jaket tebal di suhu 3°C. "sudah hangatkan badan mu, minum teh panas itu dan makan sup asparagus itu sampai habis. memang lebih baik jika ada yang mendampingi kalian berdua dasar anak nakal"
Ratu Beatrice keluar dari kamar Pangeran Meirion dan memasuki kamar tamu yang dihuni sementara Putri Granola untuk menghangatkan dirinya, "maaf Putri Granola atas kesalahan Pangeran Meirion, mungkin setelah acara ini selesai saya akan menghukum nya" Ujar Ratu Beatrice
"tidak perlu yang mulia, lagi pula Pangeran Meirion sudah memakaikan saya jasnya yang masih bisa menghangatkan saya" Putri Granola dan Pangeran Meirion sejak dulu memang selalu ceroboh maka jika mereka berdua membuat kericuhan itu adalah hal biasa. "yang mulia lanjut menerima tamu lagi saja tidak apa, saya ditemani oleh Delinos disini"
Ratu Beatrice tersenyum saat bertatapan dengan Delinos, "baiklah, jika butuh apa-apa tinggal panggil maid oke" Putri Granola menganggukkan kepalanya dan Raru Beatrice meninggalkan kamar
"tuan Putri tidak ingin menghabiskan tehnya?" Putri Granola menggelengkan kepalanya, "tehnya terlalu manis. lagipula kayu bakar nya sudah menghangatkan ku, maaf mengganggu obrolan mu dengan Raja Guard Delinos"
"tidak apa-apa tuan Putri. Lagipula saya hanya mengobrol ringan saja" ucap Delinos. Putri Granola bersiap-siap akan keluar namun suara pintu yang terbuka mengalihkan atensi mereka berdua, "maaf mengganggu Putri Granola, mari ke bawah bersama" tawar Pangeran Meirion
Putri Granola menautkan bibirnya, perasaan bingung menjalar ke seluruh tubuhnya. Disatu sisi ia ingin pergi bersama Delinos dan disatu sisi ia juga ingin pergi bersama Pangeran Meirion, "mohon maaf mengganggu yang mulia Raja akan segera memulai pesta dansa, yang mulia Ratu berharap Pangeran Meirion dan Putri Granola datang terimakasih saya permisi"
"tuan Putri bisa pergi lebih dulu dengan Pangeran Meirion nanti saya menyusul dari belakang" Putri Granola tersenyum dan menerima uluran tangan Pangeran Meirion
Delinos tersenyum simpul dan segera mengikuti kedua pewaris dibelakang nya, sambil merapikan jasnya yang mungkin sedikit berantakan, ia memandang kedua orang terpandang yang sedang jatuh Cinta di musim dingin dengan senyuman tipisnya
Delinos perlahan sadar akan suatu fakta yang memang membuatnya benar-benar sakit hati, ia hanyalah manusia biasa sedangkan Putri Granola adalah orang penting disini jadi tidak mungkin saya pengawal menyukai pemimpin kerajaan Gerk. "saya menyerah" batin Delinos dengan rasa yang susah untuk dijelaskan