"ya aku mau bekerja sama denganmu, mohon bantuannya putri Granola" ujar putri Catherine lantang, putri Granola tersenyum. Momen ini adalah momen bersejarah yang pernah dibuat oleh kedua kubu kerajaan yang masa lalunya pernah saling menyerang satu sama lain untuk memperebutkan desa yang kaya akan emas, sekarang akan bekerja sama untuk kebaikan masing masing tanpa salah satu pihak kerajaan harus mengalah.
"ngomong ngomong aku ingin keluar untuk bertemu petinggi pertambangan, apa kau ingin ikut?" tanya putri Granola yang sukses mengejutkan putri Catherine, "apa kau gila?! oh maaf. Dengar putri Granola aku menghargai tentang usaha apa yang akan kau lakukan untuk mengembalikan sistem pertambangan di kerajaan Gerk, tapi kurasa petinggi pertambangan bukan lah langkah awal yang harus kita lakukan" ujar putri Catherine
"apa yang dikatakan yang mulia putri Catherine betul yang mulia. Petinggi pertambangan bukanlah orang yang gampang berkomunikasi, terlebih lagi petinggi pertambangan yang baru telah merubah periode dan sistem nya. Yang membuat keliatan menjadi tamak" putri Catherine menganggukkan kepalanya setuju dengan informasi yang diberikan tuan hakim, "bisa saja dalang dari semuanya ini adalah petinggi pertambangan itu sendiri"
Putri Granola diam dan berpikir, menurutnya ini benar-benar ganjal. Memang ia tak pernah keluar istana sebelumnya tapi bukan berarti ia tidak tahu tentang etika dagang dan sistem pertambangan lainnya, "setauku periode dan sistem pertambangan tidak bisa diubah begitu saja, hal itu perlu ijin dari kerajaan dan jika kerajaan mengijinkan maka baru bisa diubah"
"tapi berkas pengajuan perubahan periode dan sistem pertambangan tidak pernah diajukan sebelumnya" sambung putri Catherine dan disetujui putri Granola. "jika ingin mendapatkan jawabannya kita harus menemui mereka, itu satu satu nya jalan" usul putri Granola
Sejujurnya putri Granola tak yakin jika para petinggi pertambangan berani melakukan hal ini tanpa seijin kerajaan, karena hal itu sudah hukum mutlak dari generasi ke generasi tidak mungkin jika mereka menganggap hal itu remeh. Tapi ada satu kemungkinan yang bisa membuat mereka menyepelekan hukum mutlak tersebut. Itu pasti pengikut dari orang yang sedang berkuasa disini
"kenapa tidak menemui menteri Baron terlebih dahulu? kupikir aku juga perlu menanyai nya sesuatu" usul putri Catherine, "ya..mungkin itu cara yang lebih baik. baiklah" mereka berdua besiap untuk keluar dan mengucapkan terimakasih kepada tuan hakim dan segera bertemu dengan menteri Baron. Pintu terbuka dan terlihat Delinos yang dikerumuni anak-anak kecil karena kagum dengan seragam yang ia gunakan dan pedang yang senantiasa dipinggang sebelah kirinya
"wahh kakak penjaga benar benar keren" "apa pedang itu sungguhan?" "aku jadi ingin jadi pengawal tuan putri suatu saat nanti, akua akan menjadi keren" ujar anak-anak, Delinos hanya tersenyum menanggapi ocehan anak-anak. "wah sepertinya ada yang menarik disini" ujarku
Anak-anak yang semula bergerumbul mulai mundur sedikit-dikit sambil menatapku diam,"oh jangan takut, aku tidak akan memarahi kalian. tenang saja" aku tersenyum agar mereka semua tidak menganggapku sosok yang mengerikan, "pffttt, kau memang galak putri Granola" ujar putri Catherine yang membuatku menatapnya kesal
"h-halo yang mulia... rambut anda cantik sekali, aku jadi ingin memiliki rambut seperti itu" ujarnya semangat, putri Granola hanya tersenyum tipis. Ia saja benci kenapa semua orang harus menganggap rambut ini indah, karena rambut ini ia jadi kehilangan kedua orang yang sangat spesial baginya. "yang mulia..jika aku sudah besar nanti aku ingin menjadi yang mulia hehehe" ujar salah satu anak
"wahh..aku yakin kau pasti bisa jadi putri yang baik" ujarku. Semua anak anak beralih mengeremuni ku karena penasaran dengan rambutku dan sesekali mereka mengoceh banyak hal, "kupikir sudah cukup berbicaranya, kita harus kembali pada misi utama putri Granola" ujar putri Ctaherine. Putri Granola menghela nafas pelan dan berpamitan dengan para anak-anak
"apakah kami boleh tau misi apa yang ingin yang mulia lakukan sekarang?" "apa yang mulia melawan penyihir?" "hei kau bodoh ya..tidak ada naga disini" oceh anak anak, aku hanya tersenyum tipis "kami hanya ingin mencari menteri Baron, apa kalian melihatnya?"
Nampak semua anak anak diam yang tandanya mereka tak tau mengenai keberadaan menteri Baron sekarang. "baiklah kalau begitu aku pergi dulu ya, kalian juga sebaiknya pulang mungkin orangtua kalian sedang mencari kalian sekarang" semua anak-anak menganggukkan kepalanya dan segera pergi pulang
Putri Catherine melangkah terlebih dahulu dan menyisakan putri Granola dan Delinos dibelakang, "aku pergi lebih dahulu, mungkin kau ingin berbincang sebentar dengan pengawal pribadimu itu" ujarnya. Putri Granola menatap Delinos dan menggerakkan tangannya untuk menyuruhnya mendekat, Delinos pun mendekat dan menaikkan alisnya seolah mengatakan 'ada apa?'
"periode dan sistem pertambangan desa Riguu diubah tanpa sepengatahuan pihak kerajaan" Delinos terkejut dengan apa yang diucapkan putri Granola, "para petinggi pertambangan telah berganti orang dan semenjak itu ekonomi pertambangan mulai tidak stabil, ditambah lagi munculnya menteri Baron yang cukup membuat ku curiga dengannya"
Delinos menganggukkan kepalanya mengerti, iya menyadari permasalahan kali ini lebih sulit daripada yang ia bayangkan sebelumnya. Ditambah lagi pihak kerajaan Krethious juga merasa dirugikan, "kalau begitu mungkin ada yang bisa kubantu yang mulia?" putri Granola berpikir, "ku rasa aku memerlukan bantuan mu untuk melaporkan ini semua kepada Albur, dan juga tolong mintakan data petinggi pertambangan sebelumnya pada Albur ya Delinos" ucap putri Granola dengan senyuman
"tunggu yang mulia. apa anda yakin akan baik-baik saja tanpa perlindungan saya? saya rasa tuan Albur akan berakhir memarahi saya nanti" ujar Delinos sambil merinding takut membayangkan kemarahan Albur karena meninggalkannya sendirian. Putri Granola hanya tertawa dan menepuk pundak Delinos, "tenang saja, lagipula masih ada warga dan penjaga lainnya. Jangan khawatir"
Delinos pun menganggukkan kepalanya dan menyiapkan kuda nya, "kalau begitu hati-hati yang mulia, saya akan kembali secepatnya" ujarnya. Ia pun menaiki kuda nya dan segera memacu kudanya untuk bergerak dengan cepat, "hati-hati Delinos" ucap putri Gramola dengan suara yang sangat pelan
Tiba-tiba angin bertiup dengan sangat kencang melewati putri Granola dan mengarah ke arah hutan belantara dibelakang desa Riguu, putri Granola menyipitkan matanya untuk melihat dengan jelas sosok yang sedang bersembunyi dibalik pepohonan. Matanya tiba tiba saja berwarna merah dan menatap ke arah putri Granola dengan intens seolah olah ia sudah menemukan sumber makanannya
Putri Granola mulai berjalan mendekati ke arah hutan belantara untuk mencari tau apa yang ada disana, tiba-tiba ia merasa badannya didorong oleh sesuatu dari belakang untuk segera mendekati hutan dengan cepat. "hei apa yang...jangan mendorongku" berontaknya. Ia semakin mendekat ke arah hutan dan ia juga dapat melihat pancaran mata yang memerah dari sosok itu perlahan mendekat dan mendekat, putri Granola hanya mampu menutup matanya
"Delinos tolong aku..." batinnya, "yang mulia putri Granola!" teriak seseorang. Aku pun membuka mataku dan melihat menteri Baron menatapku khawatir, "apa anda baik-baik saja? apa yang anda lakukan di hutan seorang diri?" tanya nya. Aku mundur sedikit kebelakang dan menenangkan diriku sejenak. "mari saya antarkan yang mulia ke pemukiman warga untuk ber istirahat" ujar menteri Baron sambil menuntunku
Lalu tiba-tiba aku teringat dengan sosok yang menyerikan bersembunyi di hutan. Aku menghentikan langkahku dan melihat kebelakang apa sosok itu masih tetap disitu atau sudah menghilang, tapi hasilnya nihil. Ia menghilang.
"menteri Baron..apa kau tidak melihat sosok tinggi dan bermata merah di hutan itu" tanyanya, Menteri Baron terkejut tapi ia berhasil mengubah ekspresinya dengan cepat sampai putri Granola tidak menyadari nya, "apa maksud anda yang mulia? tidak ada apa-apa disana. Mungkin yang mulia kelelahan"
Putri Granola diam. Ia tidak menanggapi ajakan menteri Baron dan ia bergelut dengan pikirannya yang ramai, "aku yakin aku sedang tidak berhalusinasi, aku bahkan bisa merasakan aku didorong dengan sesuatu yang sangat kuat. Seolah-olah ia memerintahkanku untuk segera masuk ke hutan itu, eh tunggu...apa yang menteri Baron lakukan juga dihutan sepi seperti ini?" batinnya
"menteri Baron bisa kita berbicara sambil berjalan?" menteri Baron pun menganggukkan kepalanya setuju. Mereka berdua berjalan menjauh dan perlahan lahan hutan yang sepi dan gelap itu mulai tak terlihat dan mulai terdengar ramainya warga yang tanda nya pemukiman warga mulai terlihat
"apa yang kau lakukan di hutan seorang diri menteri Baron?" tanya putri Granola, ia melirik sekilas menteri Baron yang sedang melonggarkan kerah bajunya. "saya awalnya tidak berniat ke hutan, tapi karena saya pribadi melihat putri Granola mendekati hutan belantara itu seorang diri jadi saya bergerak untuk mecegah hal itu" ucap menteri Baron
Putri Granola menganggukkan kepalanya walau dilubuk hatinya ia ragu dengan jawaban nya, "aku ingin menanyakan satu hal lagi, apa tidak keberatan?" "tidak yang mulia". Aku menghembuskan nafas ku dengan tenang dan berusaha untuk santai, "apa kau tau memiliki ikatan dengan para petinggi pertambangan yang baru?" ucap putri Granola dengan wajah serius
"kudengar kau adalah orang yang menjadi kunci suksesnya perdagangan di kerajaan Krethious dengan kerajaan yang lainnya, jadi kau pasti tau tentang periode dan sistem pertambangan bukan?" menteri Baron balas menatapku tanpa ada rasa takut, "iya itu benar yang mulia" jawabnya santai
"kalau begitu, apa isi dari sistem pertambangan yang baru yang sudah dicetuskan seenaknya saja oleh petinggi pertambangan tanpa sepengetahuan kerajaan Gerk sebelumnya?!" Cetus putri Granola dengan keras