TOK TOK TOK
"yang mulia, sudah waktunya untuk penobatan Tuan Albur" ujar maid
Putri Granola bangun dan mendudukkan dirinya ditepi kasur untuk mengumpulkan kesadarannya, ia baru ingat jika hari ini adalah resmi hari penobatan Albur menjadi Duta kerajaan. Ahhh waktu cepat sekali berlalu, ia tidak menyangka jika Albur dan dirinya akan berpisah ruangan.
Putri Granola mulai mempersiapkan dirinya dengan dibantu para maid yang sudah diijinkan masuk ke kamarnya oleh Putri Granola, "permisi, apakah putri Granola sudah siap?" tanya Delinos
"maaf tuan Delinos, yang mulia masih membersihkan dirinya" jawab maid itu sambil berlalu pergi
Delinos hanya menganggukkan kepalanya dan berniat menunggu didepan kamar putri Granola yang begitu luas, kejadian kemarin benar-benar membekas di ingatan Delinos. Dimana semesta benar-benar memihak Putri Granola cukup menggertak hatinya, ia jadi mengerti kenapa banyak sekali orang lain ingin meculik putri Granola.
Putri Granola sudah mulai memakai Gaun yang sudah dipilih oleh Maid yang benar-benar sudah seperti gaya Putri Granola, warna klasik dan tidak terlalu mengembang. Para maid berganti untuk membantu merias wajahnya, para maid tidak berani untuk memegang rambut putri Granola dengan alasan rambutnya sangat berharga jadi lebih baik dirinya sendiri saja yang menyisir rambutnya.
"Putri Granola apa anda ada janji dengan tuan Delinos?" tanya salah satu maid, Putri Granola menautkan alisnya seperti bingung kenapa tiba-tiba Delinos kesini?
"apa dia masih disini?" Putri Granola meletakkan sisir nya dan menatap maid itu
"iya yang mulia, beliau menunggu diluar"
Putri Granola melihat dirinya ke cermin dan menyuruh para maid untuk sudah selesai, "tolong tuan Delinos ajak masuk ke ruang tamu dan sajikan teh" titah Putri Granola, maid itu menganggukkan kepalanya dan keluar bersama maid tadi.
Putri Granola sekarang benar-benar cantik, ia benar-benar mirip sekali dengan mendiang ibunya. Walaupun ia tidak bisa mengingat wajah ibunya, ia tetap bisa merasakan jika ibu dan ayahnya berada di sampingnya. Putri Granola melangkah keluar dengan anggun dan menatap Delinos yang sedang melihat lukisan dirinya dan kedua orangtuanya.
"Delinos, apa kau mau jalan bersama denganku?" Delinos menengok dan langsung kaku saat melihat Putri Granola yang terlihat benar-benar berbeda dari biasanya
Putri Granola yang melihat Delinos mendadak kaku hanya tertawa, "ahhh maaf yang mulia" Delinos membungkukkan badannya
"berdiri Delinos, kenapa kau mendadak kaku?" tanya Putri Granola yang sedang membuka pintu balkon kamarnya, "ah tidak, hanya saja saya jarang sekali melihat anda menggunakan pakaian yang begitu formal" Delinos hanya mampu tersenyum kikuk
Putri Granola melangkah mendekati Delinos dengan senyuman yang sangat Indah, "ada apa menungguku?" Delinos meletakkan cangkir tehnya dan mengarahkan tangannya pada Putri Granola
"yaaa karena tidak ada salahnya jika saya ingin lebih mengenal yang mulia, dan juga sebentar lagi saya akan menjadi pengawal pribadi anda. maukah anda pergi bersama saya?" Ujar Delinos panjang lebar
Putri Granola meletakkan tangannya pada tangan Delinos dan mereka berjalan menuju ballroom yang dimana acara penobatan diadakan
Putri Granola melihat gaya pakaian Delinos yang begitu elegan, Putri Granola adalah tipe orang yang menyukai pakaian formal namun tetap terlihat elegan, simpel dan klasik. Dan juga dirinya bukan tipe putri yang ingin gaunnya mengembang seperti pada putri umumnya
merasa diperhatikan Delinos menatap Putri Granola, "apa saya terlihat aneh?"
Putri Granola tersadar dari lamunannya dan kembali menatap ke depan, "tidak, hanya saja kau benar-benar terlihat tampan jika memakai pakaian formal yang simpel seperti ini" puji Putri Granola
Delinos tersipu malu, "saya dengar anda suka sekali jika berpakaian yang klasik dan simpel namun tetap terlihat kebangsawanan nya, jadi saya berusaha untuk berpakaian seperti itu"
"terimakasih sudah melakukan hal itu, aku jadi merasa tidak enak"
Setiap ada acara kerajaan seluruh penghuni kerajaan berusaha untuk berpakaian formal, namun tetap terlihat elegan dan klasik itulah salah satu ciri khas kerajaan Gerk yang baru. Meskipun pada awalnya semua agak kesusahan namun perlahan dengan bantuan Albur mereka semakin mahir dan terbiasa
"Anda begitu mirip dengan mendiang Ratu" ujar Delinos, Putri Granola tersipu saat dirinya dipuji oleh calon pengawal pribadinya
"memang kau tau rupa ibuku seperti apa?" tanya Putri Granola, "y-yaa kalau secara jelas sih tidak, namun saat saya melihat lukisan yang ada di kamar anda saya jadi sadar jika anda benar-benar mirip sekali dengam mendiang Ratu" kikuk Delinos
"aku bahkan lupa wajah ibuku, selama ini aku berusaha mengingatnya dibantu dengan Albur. Aku juga hampir tiap hari ke kamar mereka berdua, tapi tetap saja aku tidak mengingat apapun"
"aku selalu berharap jika rambutku tidak seperti ini mungkin kedua orang tua ku masih hidup, akulah yang membuat mereka dibunuh Delinos" desah Putri Granola
"masa lalu memang menyedihkan, tapi bukan berarti kita harus menyalahkan diri sendiri yang mulia. Yang mulia Raja dan Ratu melakukan hal tersebut karena itu adalah tugas orang tua, aku selalu ingat kata-kata ibu ku. Jika orang yang kita sayang pergi meninggalkan kita di dunia yang kejam ini berarti dia mempercayakan semua nya padamu, ia percaya jika dirimu bisa melakukan apapun didunia ini" Ujar Delinos berusaha menghibur Putri Granola
Putri Granola menatap haru Delinos, sekilas ia melihat bayangan Albur dibelakang Delinos. "kau seperti Albur" cibir Putri Granola yang diakhiri dengan tawa
"Selamat pagi yang mulia, Delinos" Sapa Albur, Putri Granola melepaskan tangannya yang melingkar di pergelangan Delinos dan beralih memeluk Albur. Delinos hanya membungkukkan badannya
Putri Granola melepaskan pelukannya dan melihat Albur dari atas sampai bawah, meskipun Albur sudah terlihat menua namun auranya tetap terlihat masih muda ditambah gaya pakaiannya yang begitu mendominasi dirinya
"Albur jangan bosan masuk ke ruangan ku yaa, aku akan merindukan mu nantinya" rengek Putri Granola
"tentu saja yang mulia, mana mungkin saya akan bosan jika ruangan anda begitu banyak buku-buku yang saya suka" Albur tertawa
"Dan juga ini pesan terakhirku yang mulia, jika Delinos membuatmu menangis datanglah kepadaku aku akan menghukumnya" Albur menatap Delinos dengan tatapan yang begitu dingin dan menusuk, Putri Granola hanya tertawa dan meyakinkan Albur jika Delinos tidak akan membuatnya menangis. Delinos hanya tersenyum memperhatikan percakapan Albur dengan Putri Granola, "Albur benar-benar seperti sosok ayah" batin Delinos
"selamat pagi putri Granola, anda benar-benar terlihat cantik" sapa seorang pangeran, putri Granola mengalihkan pandangannya dan terkejut saat ia melihat orang yang menyapanya
"Pangeran Meirion? wahhh sudah lama sekali kita tidak bertemu" Putri Granola melangkah mendekati pangeran Meirion dengan senyuman yang begitu lebar
"iyaa juga, sepertinya ayah ku terlalu keras melatihku di istana sampai kita jarang bertukar surat. Ngomong-ngomong aku membawakan mu hadiah" Pangeran Meirion memerintahkan pengawal nya membawa hadiah yang hanya dikhususkan untuk putri Granola
pengawal itu memberikan hadiah yang lumayan bisa ditebak dari bentuknya, "sangkar burung?" tebak Putri Granola
"wahh sudah ketahuan yaa, kalau begitu anda membuka sendiri saja" Pangeran Meirion memberikan Sangkar burung yang ditutupi kain berwarna merah
Putri Granola menerima nya dan membuka kain merah itu, senyuman nya mengembang seketika karena ia melihat didalam sangkar burung itu adalah burung hantu yang berwarna putih bahkan seputih salju
"ini Indah sekali Pangeran Meirion, terimakasih banyak" Putri Granola mengelus burung itu sebentar dan memberikan pada maid yang melintas dibelakang nya untuk diletakkan di kamarnya, "mungkin kau bosan jika ku berikan berlian terus setiap aku kemari, jadi ibuku memberikan saran untuk memberikan burung hantu" Ujar Pangeran Meirion
"aku tidak pernah bosan dengan berlian yang engkau berikan pangeran, warna nya benar-benar cantik. sampaikan rasa terimakasih ku juga pada yang mulia Raja dan Ratu"
Pangeran Meirion tersenyum dan tatapan nya mengunci pada Delinos yang berdiri disamping Albur, "apakah dia pengawal pribadimu yang baru?"
"iya yang mulia, perkenalkan namanya Delinos" Albur menjawab pertanyaan disambung Delinos membungkukkan badannya
"wahh aku harap kita bisa berpedang lain kali" Pangeran Meirion menyalurkan tangannya ke arah Delinos, "tentu saja yang mulia, dengan senang hati" balas Delinos dengan membalas jabatan tangan Pangeran Meirion
TENG TENG TENG
Bel kerajaan dibunyikan yang tandanya acara penobatan Albur menjadi duta kerajaan dimulai, Putri Granola sudah duduk dengan manis di singgasananya. Para tamu juga sudah mulai merapat ke tengah ballroom, bukan karena penasaran pada penobatan Albur. Melainkan ingin tau warna rambut Putri Granola yang masih banyak orang yang belum tau ataupun masih tidak percaya jika warna rambut seperti itu benar-benar ada
Dan juga mereka juga tertarik pada Delinos yang ada di sisi Putri Granola, isu pengawal pribadi Putri Granola memang sudah dibicarakan dari tadi karena Delinos bisa dibilang sangat muda dan juga tampan
"kau dibicarakan oleh mereka Delinos" Putri Granola melihat sekilas Delinos yang sedikit gugup karena semua orang melihat dirinya, "yaaa saya bisa mendengarkannya yang mulia, dan itu benar-benar membuatku semakin gugup dan risih" gugup Delinos
Putri Granola hanya terkekeh melihat respon Delinos, ini adalah hari pertamanya dipandang oleh orang-orang penting dari masing-masing kerajaan jadi wajar saja ia gugup.
"mainkan tanganmu seperti ini jika gugup, itu akan meredakan kegugupan mu" Putri Granola menunjukkannya pada Delinos, itu adalah cara yang paling ampuh bagi Putri Granola. Delinos mencobanya dan sekarang ia merasa jauh lebih tenang
TAP TAP
Pandangan mereka berubah menjadi menatap Albur yang berjalan perlahan menuju altar kerajaan, suasana haru dan bangga dari menteri kerajaan lain maupun Putri Granola sendiri benar-benar terasa
Albur adalah sosok yang dihormati semua bangsawan, sifat cerdik, tegas, dan lemah lembutnya itu akan selalu diingat oleh mereka semua. Walaupun hanya kenaikan pangkat tapi tetap saja suasana haru ini benar-benar membekas, Putri Granola berdiri dan memasangkan medali perak dibaju bahu kanan Albur
Putri Granola menatap Albur dengan senyum haru, sebelum ia mengumumkan ia memeluk Albur dengan sangat kencang. Albur adalah sosok ayah baginya, ia sangat senang dan merasa berterimakasih pada Albur karena jika tidak ada dirinya mungkin ia tidak akan bisa seperti sekarang
Putri Granola melepaskan pelukannya dan mengusap air matanya yang keluar, "anda begitu cantik yang mulia, anda benar-benar mirip sekali dengan mendiang Ratu" ucap Albur dengan senyuman nya
Putri Granola hanya terkekeh mendengarnya, dengan tegas Putri Granola mengatakan "secara resmi, Albur menjadi Duta kerajaan Gerk. Jika ada yang menolak penobatan ini bisa berbicara dengan ku setelah acara ini selesai" Suara Putri Granola menggelegar seisi ballroom diiringi tepuk tangan yang begitu keras
Albur membalikkan badannya dan membungkukkan badannya untuk menghormati para tamu yang datang, tepuk tangan untuk penobatan Albur tidak berhenti karena Albur adalah sosok yang dinantikan semua bangsawan untuk menjadi duta kerajaan Gerk.
Putri Granola menatap Delinos, Delinos juga menatap Putri Granola. Mulai saat ini, perjalanan Putri Granola benar-benar dimulai