Matahari pagi perlahan menerangi kamar tidur di mana Alexandre Hilman tertidur dengan lelapnya. Ini adalah kamar di sebuah Apartement.
Seorang wanita yang masih mengenakan pakaian tidur dari kain sutra yang lembut berwarna hitam, duduk dengan santainya di sofa yang berhadapan langsung dengan tempat tidur.
"Sudah bangun?"
Suara seorang wanita yang sangat Alex kenali. Suara wanita yang ia tiduri semalaman. Suara dari Surie Givanny.
Alex perlahan mengerjap-ngerjapkan matanya, sesekali ia menguap, kemudian ia menyandarkan tubuhnya ketika Surie perlahan berjalan ke arahnya dan duduk di pinggir tempat tidur namun berhadapan dengannya.
"Kamu harus pulang sekarang, Alex."
"Rie.."
"Kita sudah bercerai Alex, lagipula seseorang yang menunggu kamu di rumah."
Alex menghela nafas. Memang, ia dan Surie sudah resmi bercerai 2 tahun yang lalu. Ketidakcocokan dan keegoisan Alex mengakhiri pernikahan yang awalnya memang di mulai dengan perjodohan. Pernikahan setahun yang mereka jalani, akhirnya berakhir dengan kata cerai. Tapi setelah 2 tahun bercerai, pada akhirnya selalu ada saat di mana Alex mencari dan menginginkan Surie. Setidaknya urusan ranjang bisa menyelesaikan segalanya.
Walaupun tidak lagi menyandang sebagai istri sah Alex, di mata mantan suaminya itu Surie tetaplah wanita terhormat yang juga sangat Alex hargai.
Alex memiliki segalanya. Ya.. setidaknya hal-hal yang tentu saja menjadi daya tarik dan patut di banggakan. Walaupun berusia 28 tahun, Alex adalah seorang CEO muda yang sukses, perusahaannya bergerak di bidang property. Ia juga memiliki tampilan fisik yang tentu saja dengan mudah menarik lawan jenisnya. Dan latar belakang keluarga, tentu saja Alexandre Hilman lahir di keluarga terpandang. Keluarga yang sukses dari turun temurun. Keluarga yang juga terkadang menjadi pembicaraan media.
"Surie,"
Alex menyentuh lembut pipi Surie dengan tangan kanannya. "Kenapa begitu dingin padaku, hm?" Tanyanya tapi dengan nada bicara yang begitu lembut dan terkesan sensual.
"You shouldn't be here. Your breakfast is ready, get dress and go!"
Surie beranjak bangun dari tempat tidur namun dengan sigap Alex menarik tangannya kembali membuat Surie terlentang di kasur dengan Alex yang berada di atasnya. Tanpa fikir panjang Alex kemudian mencium bibir Surie dan mereka melakukannya sekali lagi di pagi itu.
*****
Di meja makan. Surie menghela nafas. "Stupid."Gumamnya.
"Hm?"
Seakan mendengar apa yang Surie gumamkan karena kini Alex menatapnya.
"Are you done?" Tanya Surie sinis.
"I still enjoying my breakfast, baby."
Surie tahu seperti apa Alex. Mereka telah bersama selama 1 tahun. Ia akan menjadi begitu keras kepala dan cuek di saat menurutnya itu harus. Dan terkadang bagi Surie, itu menjadi sangat menyebalkan.
"You shouldn't be here!"
"How many times did you have to say that?"
Kini Alex mulai menatap dingin pada Surie. Alex heran, kenapa Surie selalu berkata dan bertingkah seakan mengusirnya dari sini. Dan itu selalu terjadi di hari berikutnya setelah mereka menghabiskan malam bersama.
"Rie, aku tahu kita udah cerai. Its been 2 years. Tapi aku gak perduli. You're still mine even though we're not married anymore!"
"You are not mine, Alex. And I'm not yours. Never!"
"Kamu gak bisa bilang hal seperti ini setelah apa yang kita lalui semalam."
"That's my stupidities!"
"Well you can't blame anyone here, Surie."
Surie terdiam. Ia tak bisa menyalahkan siapapun.
Alex selalu datang padanya membuat keadaan dimana saat itu tak ada yang di paksa. Semuanya mengalir namun selalu menimbulkan penyesalan yang seperti biasa datang di akhir.
"Kamu tahu kalau aku masih bisa memberikanmu segalanya, Surie. Harta dan kehidupan yang layak."
"Aku gak butuh uang kamu ya, Al!"
Alex mendengus, "Lalu apa yang kamu mau? Aku memberikan dan melakukan apa yang seharusnya menjadi milikmu."
"I'm your ex-wife. I used to in love with you, not today."
"Rie, kamu tahu kan aku? Kamu kenal aku kan setidaknya selama 1 tahun pernikahan kita?"
Surie terdiam
"Aku benci penolakan!" Ujar Alex tegas.
"Sepertinya mulai sekarang kamu harus belajar untuk mengerti rasanya ditolak, Alex."
"I'm done."
"Maksud kamu?"
"I'm done with my breakfast."
"Alex..??"
Surie memiringkan kepalanya dengan kening yang mengerut heran.
Setelah merapikan dirinya. Alex bangun dari tempat duduk . Mengecup pipi kanan Surie sekilas.
"Bye.. I'll miss you, My Ex-wife"
Setelah itu Alex akan pergi begitu saja. Dan Surie masih duduk di kursi meja makan. Dadanya berdegup kencang.
"Stop Playing with me, Alex!" Bathinnya.
Bersambung....