Chereads / A Man In Love / Chapter 7 - Greedy

Chapter 7 - Greedy

Surie hanya mengaduk-ngaduk pasta yang ada di piringnya. Ia seperti merasa tak selera untuk makan malam. Hari ini ia memutuskan untuk menginap di tempat Sandra.

Sandra memperhatikan gerak-gerak Surie sedari tadi di meja makan. Dan ia mulai curiga.

"Surie"

Surie menaikkan pandangannya menatap ke arah Sandra. "Hm?"

"Kenapa, pastanya enak kan? Buatan lo sendiri."

"Ah.. iya, enak kok." Kata Surie sambil tersenyum.

"Terus kok cuma di aduk-aduk aja?. Lo sebenarnya udah makan, atau cuma mau buatin gue aja?"

Surie menghela nafas. "San.. jangan nefthink mulu dong sama gue. Ini gue makan sekarang ya."

Kemudian Surie mulai menyuapi pasta ke mulutnya. Dan kembali tersenyum sambil mengunyah pastanya sambil menatap ke arah Sandra.

Sandra hanya bisa pasrah. Ia menggeleng heran. Setidaknya ia melihat Surie makan, hal itu sudah cukup baginya.

Akhir-akhir ini Sandra merasa Surie selalu dilemma. Seakan banyak masalah yang membebani fikiran dan batinnya. Tapi hal itu terjadi tepat setelah ia dekat kembali dengan mantan suaminya.

Sandra tahu kalau semuanya sudah terlambat untuk mencegah. Karena Surie yang sekarang terlihat sangat mencintai, menginginkan, dan juga membutuhkan Alex. Walaupun dengan situasi Alex sudah memiliki Fey sebagai tunangannya.

"Sebelum kesini, lo habis dari mana?"Tanya Sandra.

"Hm.. ketemu sama seseorang."

"Siapa, Alex?" Tebak Sandra langsung.

Surie menggeleng pelan, "Bukan. Gue.. ketemu Fey." Jawab Surie pelan.

Sandra kaget. Ia nyaris saja bangun dari kursi, namun berhasil menahannya. Mendengar Surie baru saja bertemu dengan tunangan mantan suaminya bukanlah hal yang normal.

Dua orang wanita yang bertemu dan berbicara karena terlibat hubungan romantis dengan laki-laki yang sama, bukanlah hal yang baik dan wajar.

"Terus Fey ngapain lo?"

"Kita hanya bicara."

"Pakai ngancem gak?"

Surie menggeleng. "Eng..gak."

Sandra curiga. "Kok jawabnya ragu gitu. Iya atau enggak, Rie?"

"Ya… Fey seakan ngajak gue taruhan."

"Taruhan?" Sandra tak mengerti.

"Kita akan mempertahankan Alex dengan cara kita masing-masing. Dan lihat siapa yang akan bersama sampai akhir dengan Alex."

"Kenapa harus setuju sih Rie. Apalagi pakai cowok kayak Alex buat jaminannya. Apa lo gak bisa lepasin aja Alex dan hidup normal."

"Gue gak bisa Sandra. Gue gak bisa kehilangan Alex lagi, dan lo tahu itu."Ujar Surie dengan nada yang serius.

*****

Makan malam bersama dengan Fey bukanlah hal tidak biasa. Selepas dengan status mereka sekarang sebagai tunangan. Mereka memang sudah sering makan malam bersama sejak dulu.

Di saat status mereka sebagai sahabat dekat. Dan Jerym masih hidup. Alex seakan merasa terbiasa. Hanya bedanya dulu Jerym masih ada, terkadang ada rasa ketidaknyamanan. Dan sekarang, perasaan itu muncul bisa di hitung dengan jari.

"Alex, kamu mau tahu gak aku habis ketemu siapa tadi sore?"

"Siapa?" Tanya Alex tanpa menatap Fey.

"Surie, your ex-wife." Jawab Fey.

Alex terdiam dan langsung menatap Fey datar. Berbalik dengan Fey yang menatapnya sambil tersenyum seakan penuh kemenangan.

Alex masih bersikap tenang. Ia kembali menikmati steaknya. "Buat apa." Tanyanya dengan nada datar.

"Make a bet. And you as a prize."

"Buat apa sih ngelakuin hal konyol kayak gitu." Sindir Alex.

"Untuk tahu, siapa yang paling serakah atas kamu di antara kita berdua. Aku.. atau Surie."

Deg!!!

"Kamu harusnya bangga. Karena merasa seakan di perebutkan oleh 2 orang wanita yang punya hubungan dekat sama kamu."

"Aku gak perlu ngerasa seperti itu. What a waste time." Ujar Alex cuek.

Fey diam dan Alex kembali melanjutkan ucapannya.

"Dan lagi pula, kamu gak cinta sama aku kan Fey." Kata Alex seakan menekankan ucapnnya.

Fey menunjukkan smirknya pada Alex. "Aku mungkin gak cinta sama kamu. Tapi kamu gak lupa kan, kalau Surie mencintai kamu."

*****

Mobil Alex berhenti di depan apartemen Fey. Akhirnya setelah bosan tinggal di hotel, Fey memutuskan untuk tinggal di apartemen.

"Gak masuk dulu?" Kata Fey seakan menawarkan.

"Next time aja."

Fey mengangguk mengerti. "Alright."

Fey beranjak keluar dari mobil Alex namun tiba-tiba Alex memegang tangannya, seraya menahannya.

"Fey."

Fey kembali menoleh dan menatap Alex. "Ya,"

"Have a nice dream." Kata Alex lembut dan membuat Fey tersenyum.

"Kamu mau aku serakah gak?. Iya.. serakah akan kamu. Walaupun aku gak cinta sama kamu, aku bisa kok serakah akan kamu. Cause you're mine Alex." Ujar Fey sambil mencium pipi kanan Alex sekilas lalu keluar dari mobil Alex.

Alex menatap Fey hingga masuk ke dalam apartemen. Namun belum juga menjalankan mobilnya. Kata-kata Fey mulai membuat perasaan Alex berkecamuk. Ia merasa terluka, tentu saja. Namun ia tak bisa berbohong jika ada kebahagian juga di dalamnya.

Sesampainya di kamar. Fey duduk di pinggir ranjang tidurnya lalu meraih bingkai photo pertunanganya dan Alex.

"Aku udah kehilangan Jerym selamanya. Dan aku gak mau kehilangan kamu selamanya, Alex." Batin Fey.

*****

"Lo yakin cuma mau sarapan pisang sebiji aja?" Tanya Sandra sambil mengoles mentega ke roti tawar panggangnya.

Surie mengangguk, "Hm. Entar kalau laper lagi, gue tinggal makan aja lagi di apart."

"Mau balik sekarang?"

"Iya. Perasaan gue gak enak."

"Kok bisa, kenapa?. Lo udah bilang kan sama Alex mau nginap di sini?"

Surie menggeleng dengan polosnya. "Belum."

*****

Surie memasukan passcode pintu apartemennya dan tak lama pintu pun terbuka. Ia masuk ke dalam dan meletakkan tas selempangnya di atas meja makan.

"Darimana?"

Deg!!

Surie diam dan melihat ke sekitar. Ketika menemukan Alex yang kini berada di antara pintu kamar tidurnya.

"Al?!"

"Kenapa sih kamu selalu kaget setiap ngelihat aku di sini, hm?"

"Gimana mungkin kamu bisa masuk?"

"Tanggal pernikahan kita. Itu kan passcodenya." Ujar Alex sambil tersenyum penuh kemenangan.

Surie hanya diam. Passcode apartemennya memang tanggal pernikahannya dan Alex. Hal itu juga sekaligus membuktikan kalau Surie masih belum bisa terlepas dari Alex sama sekali.

Alex berjalan mendekat ke arah Surie. "Habis darimana?" Tanya Alex lagi.

"Nginap di tempatnya Sandra."

"Tanpa izin sama aku?"

Surie terdiam. Alex mendekatkan wajahnya ke wajah Surie.

Cuph!!

Sebuah ciuman berhasil Alex curi dari bibir mantan istrinya. Alex berusaha menahan diri dan emosinya. Kalau tidak mungkin ia sudah membuat Surie berada di bawah dekapannya saat ini.

Surie hendak mendorong pelan tubuh Alex namun tangannya di tahan. "Kamu juga gak bilang kalau Fey ngajak kamu ketemu."

Kedua mata Surie melebar. Dadanya mulai berdegup kencang. Walaupun Alex masih terlihat tenang itu tak menjamin semuanya akan berakhir baik-baik saja.

"Kamu tahu Sayang, Fey akan melakukan apa saja untuk mempertahankan miliknya. Aku tidak pernah merasa menjadi miliknya, tapi Fey menganggap diriku adalah miliknya."

Alex melepaskan genggaman pada tangan Surie. Ia kemudian memeluk tubuh Surie erat.

"Maka dari itu aku mau, kamu juga melakukan hal yang sama. Pertahankan aku dan hubungan kita bagaimana pun caranya."

Surie tak berkata apapun. Tapi dengan ia mempererat pelukannya pada Alex, membuktikan kalau Surie berkata ia.

Surie yang Alex kenal, adalah orang yang bisa bersikap egois terhadap sesuatu yang sangat ia inginkan dan cintai.

Bersambung…