Chereads / Tacenda / Chapter 1 - 0 - Prolog

Tacenda

🇮🇩sagel_
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 22.8k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - 0 - Prolog

Seoul, 2025

Sudah pukul dua dini hari. Namun, gadis dengan surai hitam itu belum juga beranjak dari meja belajarnya. Ia berulang kali menatap jam di hadapannya dengan kesal. Waktu cepat sekali berlalu, sedangkan tugasnya masih jauh dari kata 'selesai'.

Tak lama, ponselnya berdering pelan—menandakan pesan masuk. Ia meliriknya sekilas dan melihat notifikasi pesan dari grup kelasnya. Dengan segera ia membukanya.

Lee Junhyung

Prof. Yoo membatalkan kelas pagi ini. Beliau memiliki urusan penting di universitas lain. Tugas yang diberikan olehnya, dikumpul minggu depan. Tapi, tetaplah datang ke universitas siang ini. Bantu aku mengurus salah satu mahasiswa pindahan. See you, Rei.

Gadis itu, Aileen Reina, meletakkan ponselnya kesal. Ia mendengus dan menutup bukunya dengan cukup keras. Ia meneguk tehnya, lantas bergumam pelan.

"So, I stayed awake until 02.00 AM for nothing?"

Ia merapatkan selimutnya, udara ibukota Negeri Ginseng semakin terasa dingin. Tak lama lagi, mungkin akan segera turun salju. Ia kembali menyesap tehnya. Matanya menelusuri rak buku di samping meja belajarnya, lantas mengambil buku tahunan saat ia sekolah dasar.

Ia belum terlalu mengantuk, jadi ia memutuskan untuk sedikit bernostalgia. Sudah hampir dua tahun Reina tak pulang ke Indonesia. Reina mulai membuka beberapa lembar, ia terkekeh geli saat melihat fotonya dan teman-temannya di masa lalu. Sesekali ia memukul meja dengan agak keras, guna menahan tawanya. Ia juga tak sengaja menyenggol gelasnya hingga jatuh. Untungnya, gelas itu berbahan plastik, sehingga tidak ada satu senti pun yang gompal.

Saat hendak mengambil gelas itu, mata Reina tak sengaja menangkap sebuah buku yang sudah berdebu. Dengan ragu, ia mengambil dan meniupnya sedikit. Ia tertegun, segera mengenali buku itu. Buku tentang dirinya dan seseorang. Buku tentang mereka.

Tangannya sedikit bergetar, membuka lembaran kertas yang sudah mulai menguning itu dengan perlahan. Tanpa sadar, pikirannya kembali melayang pada kenangan beberapa tahun lalu. Kenangan yang sudah ia simpan jauh di dasar kepalanya. Kenangan yang ia sembunyikan dari banyak orang,

Kenangan tentang lelaki bernama Mark.