"Pagi pagi udah mendung aja... Hufft sama kayak hati gue." Ujar gue memonyongkan bibir.
Karena hari ini gue sekolah. Mau tidak mau gue harus meninggalkan kasur tercinta ini. Gue langsung bersiap siap seperti biasa. Bukan Byna nama kalo nggak mutar lagu tiap pagi saat bersiap siap ke sekolah.
"Saatnya ku harus berubah!! I wan tu bi a fak girl." Lagu yang gue pasang menggema ke setiap ujung kamar.
Setelah gue berpakaian rapi seperti anak sekolah normal pada umumnya. Ya kali nggak normal, Gacor slur. Oke gue positif tiktok.
Gue turun kebawah menuju ruang makan, disana ada Ayah, Bang Rean, dan Bunda yang lagi memasak.
"Selamat pagi bung." Ucap gue sedikit lemas.
"Bun.. Kayaknya dulu pas ngelahirin Byna.. Kita salah ambil anak deh." kata Ayah.
"Iya, Yah. Mungkin ketuker sama anak kang bakso depan komplek, Yang anaknya baik, gak bar-bar kek itu tuh." jawab Bunda sambil memonyongkan bibir nya menunjuk ke arah gue.
"Apa jangan jangan Byna anak Kang Asep beneran?Soalnya mukanya mirip." lanjut Bang Rean.
Nasib...
Setelah gue sarapan, gue langsung cipika cipiki sama bonyok gue sebelum berangkat ke sekolah. "Yah, Bun kita pamit dulu ya.." ucap Bang Rean kalem.
Saat gue udah sampai di depan kelas, gue heran banget. Kelas gue sepi bener kek kuburan. Anehnya teman- teman gue malah membersihkan didepan, disamping dan dibelakang kelas gue nggak kayak hari biasanya. Gue nggak tau kesurupan apaan mereka sampai bisa serajin ini.
Keajaiban dunia macam apa ini.
Karena gue takut banget kelas sepi kayak gini gue langsung asal buang tas gue aja ke sembarang tempat.
Bodo amat, dari pada gua digigit mbak kunti, kan ga lucu ya...
Setelah itu gue langsung mencari keberadaan sahabat gue, Zela.
"WOI SINI LU." belum juga gue panggil, Zela langsung meneriaki gue dari arah belakang, gue datang menghampirinya.
"Gua tau lo punya banyak pertanyaan, sebelum itu lo bantuin gua dulu...." kata Zela sambil memberikan gue kantong kresekan berisi sampah, bukan mantan yaw.
Belum juga gue nanya Zel :)
Yep, Zela tau, guru guru juga tau bahkan satu sekolah pun tau kalo gue itu anaknya mageran parah. Belum beberapa menit gue memungut sampah, gue udah mengeluh.
"Udah ih, capek gue." Kata gue pada Zela.
"Kabur yuk Ke kantin! Gue haus gegara mungut sampah." Lanjut gue.
"capek dari mananya! Baru juga lima menit yang lalu lo datang. Lo udah mengeluh! Gue nih! Udah dari jam enam!" Jawab Zela panjang lebar.
Asal kalian tau aja, gue gak denger apapun, selain suara nyamuk.
"Mau gak nih? Kalo nggak gue tinggal" ancam gue.
"Yaudah yuk."
Masalah perut emang nggak bisa diganggu gugat dengan apapun.
Sesampainya gue di kantin. Gue dan Zela langsung menuju ke penjual minuman. Bukan minuman keras, kalian jangan salah paham.
"Mbak! Teh tariknya dua yah!" Ucap gue.
"Okeh siap."
Gue dan Zela pun menunggu pesanan kami. Saat pesanan kami sudah selesai. Kami langsung menuju ke tempat tongkrongan kami, samping ruang guru.
Keren kan?
Iya dong gue bangga parah pada diri gue sendiri.
Belum beberapa langkah gue langsung didorong dan terjatuh.
Minuman yang berharga gue, tumpah...
Bangsat emang yang ngedorong gue.
Sebagian minuman gue mendarat ke baju orang yang didepan gue,
Mampus gue cari masalah lagi.
Saat gue mulai bangun dan melihat kearah orang yang gue tumpahin minuman ke bajunya, tidak lain dan tidak bukan orang itu adalah Aurell.
oke mantab gua apes gegara belom sholat subuh tadi… kayaknya :)
Alangkah kampret nya sahabat gue ini, bukannya nolongin malah ngetawain gue.
Saat gue melihat kebelakang untuk melihat siapa yang buat gue jatuh ternyata genk genk nya Lulu.
Mereka itu anak jurusan IPS, bisa bisanya mereka kesini, cuman mau ngedorong gue biar jatuh.
Karena tidak terima diperlakukan seperti itu. Gue langsung mendorong salah satu dari mereka.
Tapi ga jatuh guys.
Ditahan ama teman temannya...
Lah gue... Punya temen tapi ketawanya di duluanin :(
"Kalian yah, dasar cabe! Ngapain ke sini hm? Belom pernah kena gibengan gue kalean? Berani beraninya lo semua! Dasar," Bentak gue.
Keren kan gue? Kek anak bad girl gitu. Hihiw.
"ELO YANG CABE, ANJING. NYARI MASALAH AMA LULU!! GAUSAH JADI PELAKOR DEH LO!!" Jawab salah satu dari mereka.
"bissmillah, GOBLOK GUE BUKAN PELAKOR ANJING, OTAK DIPAKE! JANGAN DISIMPEN DI DENGKUL BODOH astagfirullah maap tuhan." Balas gue gak mau kalah versi ga mau dapet dosa.
"Udah Byna.. Kita jadi bahan tontonan orang lain.. Udah yuu, ke kelas aja." ajak Zela.
"Nggak bisa zela! Mereka tuh harus diberi pelajaran!" Jawab gue.
"Apa ini ribut ribut?!" Tiba-tiba entah dari mana datangnya. Pak Yusuf guru terkiller sepanjang masa menghampiri kami.
"Pak.. Byna ngehina kami cabe pak hiks hiks." jawab mereka membela diri.
Duh drama, males gue.
"NGGAK PAK! MEREKA YANG DULUAN NGEBUAT BYNA JATUH!!! KALAU BAPAK NGGAK PERCAYA TANYA AJA SAMA AURELL, IYA KAN AUREL! EH LO MAU KEMANAA!!" Zela pun membela gue, dia ingin membuktikan kalau mereka yang salah.
Tanpa basa basi Aurell berjalan ke hadapan Lulu dan menamparnya, semua kaget terutama gue dan Lulu.
"Berisik lo cabe." Ucap Aurell.
"Aurell." Ucap pak Yusuf yang kaget dan agak heran.
"Bawa aja pak mereka ke BK, Bapak gak buta kan pasti bisa dong bedain mana pelaku mana korban walau liatnya dari jauh sekalipun." Ucap Aurell ke pak Yusuf.
Pak Yusuf menghela nafas dan memanggil Lulu dan teman cabenya ke ruang BK.
Tapi entah apa yang dikatakan para cabe itu di ruang BK akhirnya gue juga ikut dipanggil.
.
.
.
"Coba jelaskan ulang dari awal Apa masalah kalian?" Kata guru BK.
Suasana menjadi hening dalam sekejap, lalu kemudian guru BK itu berbicara kembali.
"Byna bisa menjelasan kronologinya?" Tanya guru BK itu ke gue.
"Jadi gini bu, kan saya ama temen saya lagi di kantin... Entah dari mana munculnya, mereka dorong saya bu! Saya dan minuman berharga saya jatoh...." ucap gue.
"Terus gak mungkin banget dong bu mereka nggak berniat apa apa kalau Anak jurusan IPS ke kantin Jurusan IPA yang lebih jauh dari kantin dekat jurusannya bu!" Lanjut gue. Guru BK itu hanya mengangguk paham.
"Baiklah karena saya sudah mendengarkan pembelaan Byna. Kalian saya hukum!!" Ujar guru BK.
Gue suka ini...
Gue akhirnya keluar dari ruang BK yang memuakkan itu dan berniat untuk kembali ke kelas.
.
.
Brak! Lulu dan temannya sengaja menabrak gue.
"WOI LULU!! MAKSUD LO APAAN?! MANGGIL GENK LU BUAT NGEGANGGU GUA, LO PIKIR GUE BAKALAN TAKUT APA HAH?!" Teriak gue yang membuat gue menjadi tontonan satu kelas.
"Apaansih byna, gue gak ngerti apa yang lo bilang...." jawab Lulu sok polos.
Gatel bet tangan gue ini pengen nonjok Lulu yatuhan.
"APANYA YANG LO NGGA PAHAM HAH? MAU GUE HANTAM DULU PALA LO BARU BISA PAHAM? BILANG!!!" Kata gue mengancam.
"Bynaa, gue minta maaf kalo gue buat salah sama lo...." jawabnya dengan suara yang bergetar.
Tentu saja itu acting :)
"DASAR MUKA DUA!!! MUNAFIK!" Gue yang saat itu hilang kendali. Langsung mengambil ancang ancang untuk menghajarnya.
"BYNA STOP!!" Kata Skala menahan tangan gue yang sedikit lagi harus nya sudah mengenai wajah busuk lulu itu.
"LO KENAPA BYNAA?!! HAH?! UDAH JELAS JELAS LULU GA TAU!!" Bentak Skala.
Pertama kalinya skala bentak gue.. I'm so sad :")
"ELO YANG KENAPA??!! JELAS JELAS LULU YANG MULAI SKALA!!!"
"Udah Skala.... Mungkin Byna cuman mau melampiaskan amarahnya ke gue karena hal tadi"
"DIEM LU BANGSAT" kata gue.
Haish..gue ga ada imut imutnya hari ini ;).
"Ada apa ini ribut ribut?!" Terdengar suara bu Siti dari arah belakang kami.
Seisi kelas begitu gue dan lulu langsung diam karena tidak ingin masalah ini masuk BK lagi.
"Semuanya keluar dulu! Karena ini bulan ke empat. Sesuai jadwal Ibu akan mengacak tempat duduk kalian." Lanjut bu Siti.
"Baiklah anak anak, Kali ini kalian tinggal mengambil satu gulungan kertas berisi angka atau nomor meja kalian yang ada di depan ibu, Jika sudah. Kalian tinggal duduk dan tenang." Jelas bu siti.
Kami pun naik satu satu untuk mengambil gulungan kertas.
Gue berharap untuk mendapatkan bangku paling belakang, dan yang paling ujung. Ga seperti sebelum sebelumnya.
Hiks.
Semoga aja hari ini harapan gue terwujud.
Saat giliran gue mengambil gulungan kertas itu. Gue deg-degan parah.
"Bismillah." ucap gue pelan. Gue pun mulai membuka gulungan kertas itu.
Oke fix
Paling belakang.
Demi apa.
Yatuhan makasih :)
Tanpa babibu langsung saja gue menuju kebangku 'Impian' sebelum teman sebangku gue mengambil tempat duduk paling ujung.
"Yap dapat!" Ucap-gue.
Oh bahagianyaaa diriquh
Karena gue nggak ada kerjaan. Gue berniat untuk tidur dibangku impian gue ini.
First time.
Dengan persiapan buku untuk menutupi komuk gue yang sangat memalukan saat tidur, dan kaki gue, gue taro membentang diatas bangku sebelah gue.
Posisi wuenak.
Ga boong.
Baru sedetik gue memejamkan mata, kaki gue di pindahkan seseorang.
Nyari masalah :")
Gue langsung melempar buku yang gua pakai buat nutupin komuk gue.
"WOI APAAN SIH LO, GANGGU GUE TIDUR AJA!"
Gue melihat cowok itu duduk di samping gue tanpa bergeming sedikitpun saat gue lemparin buku.
Anjir Keren.
Cowok itu nggak tinggi tapi nggak pendek juga, Wajahnya pucat pasi, datar, memiliki mata panda yang gak item item amat. seperti manusia yang nggak punya tujuan hidup.
Anjir*r serem.
But, wait...
KOK GUE GAK PERNAH LIAT COWOK INI DIKELAS GUE?!?!
Gue pun berniat memulai pembicaraan.
"Hai gue Byna." sambil mengulurkan tangan.
"Udah tau." Tangan gue ditepis dari hadapannya.
Sabar..
"Lo siapa, kok gue nggak pernah liat lo?" Tanya gue.
"....." Dia melihat gue sekilas dengan tatapan tajam. Setelah itu, dia langsung mengambil buku yang tebalnya ngalahin kamus bahasa indonesia dari dalam tasnya.
AnjIr dinginnya ngalahin Benua Antartika.
Karena gue sangat sangat tahu dia nggak akan jawab pertanyaan gue. Gue pun mulai mencari keberadaan teman teman gue untuk meminta jawaban dari pertanyaan tadi.
Wah parah mereka duduk berdekatan. Zela duduk sama Khanza, Putri duduk sama Dinda, Aya duduk sama Rara.
Gue terasingkan :")
Hiks.
Sedangkan Skala duduk bareng Lulu.
Lupakan.
Gue akhirnya menghampiri mereka.
"Woi coeg, Byna mau nanya!" Ucap gue.
"Anjir Nyi Roro Kidul datang," Jawab Rara.
"Gais kabur yuk" ajak Putri.
"Jangan gitu dong, kasian byna nya. Usir aja gimana?" Tanya Dinda.
"Gue sholehah gue diem." ucap Aya
"Dua in." lanjut khanza.
"Udah ges udah." kata zela.
"Aku padamu zelaa." Ucap gue. Tangan gue membentuk love lalu gue berikan ke arah Zela.
"NANYA AJA CEPETAN!" Teriak Zela.
"Oh, ogeh ogeh. Kalian tau ga? Ada anak baru di kelas kita?" Tanya-gue serius.
Zela dan temen temen gue celingak celinguk mencarinya.
"Lo berjanda kek gini gua tabok juga nih." ujar putri.
"Bercanda bego." ucap Dinda kesal.
"Maap typo." Lanjut Putri.
"GUE SERIUS GUYSS" jawab-gue.
"Yang mana sii??" Tanya Zela dan Aya bersamaan.
"Ituu yang duduk disebelah guee!" Sambil gue tunjuk cowok dingin itu yang lagi baca buku.
"....." mereka hening, menatap gue seakan akan ingin menerkam gue detik ini juga.
"Astagfirullah, Astagfirullah ya Allah tahan emosi hambamu inii." Ujar Dinda sok alim.
"Alhamdulillah setelah gue search di mbah gugel tentang teman bangkek kek Byna, katanya halal untuk dibunuh." ujar Khanza.
"Gua jasa makan aja." lanjut Putri.
"Ya ampun Byna! Dia itu sekelas ama kitaaaa udah dari duluuu!!" Jawab Zela.
"Kok gue gak pernah liat?"
"Gimana caranya lo bisa liat dia! Kalau lo aja duduk paling depan! Sedangkan dia duduk paling belakang memojokkan diri." Jawab Rara.
"Kalau di kantin? Pasti gue bisa liat dong SECHARAH KAN GUE ITU THE QUEEN OF NACK KANTHEN." Tanya gue dengan nada alay yang dibuat buat.
"Dia itu anggota osis, literally sibuk banget. Masuk kelas aja jarang." Jelas Zela.
"Owh ooh gituch." jawab gue dengan nada yang di alay alaykan.
"Komuk nya ngeselin astagfirullah." jawab Aya.
Karena gue takut dikeroyok mereka, gue akhirnya lari dan balik ke bangku gue.
.
.
.
TING TING TING!
bel istirahat berbunyi, inilah saatnya ke kantin!!
"Ei.....fa..li..on ngantin bareng yuk!" Ucap gue sambil melihat name tag nya.
"Panggil gue lion aja." Jawabnya.
"Yaudah, lion yuk ke kantin."
"Gak bareng Skala?" Tanya nya.
"GA! NGGAK AKAN!" Jawab gue sedikit emosi mendengar kata Skala.
"Oh."
Singkat, padat, dan jelas.
"Jadi mau ga nih? Gue takut ama temen temen gue, katanya gue mau disembelih."
"Wajar," jawabnya, dan ninggalin gue sendiri di pojokan kelas.
"Yawdah ama temen laknat gue ae dah!"
.
.
.
Di kantin
"Byna Byna, Liat tuh Skala! Ngantin ama Lulu njirr." ujar Rara.
Fak, sakit hati ini bang...
"Lu kok diemin aja cowo kek gitu? Jelas jelas dia udah bikin lo sakit hati gila." lanjut Dinda.
"Mau gimana lagi," jawab gue pasrah.
"Eh eh eh! Gue punya ide cemerlang!" Sahut Putri.
"Ngomongnya abis makan aja! Muncrat muncrat goblok." jawab gue.
Dengan cepat putri langsung menghabiskan makanan yang ada di mulutnya. "Gimana kalo lo balas mereka!"
"Balas palalo pe'ang." Jawab Zela.
"Leh ugha! Gimana-gimana caranya???" Tanyague bersemangat.
"Lu balas mereka, seperti yang mereka lakuin ke lo." Lanjut putri.
"Cari cowo gih."
"Siapa yang mau sama manusia kek gue hiks.." jawab-gue lesu.
"Banyak bego! Lo nya aja yang milih-milih." ujar Khanza emosi.
"Rizki mau ga?" Tanya Dinda.
"Jangan!... Rizki punya gua.." jawab Rara menengah.
"Rizki pucek?! Ogah!" Jawab gue.
"Gimana kalau falion???" Tanya Zela.
"Dingin bet kek antartika." Jawab gue.
"Kan emang tipe lo kek gitu." Lanjut zela.
Jujur, walaupun mukanya pucat pasi, mata panda, ngga ada niat buat hidup.
Dia tetep ganteng.
"Kalau ditanya tuh, Jawab! Bukannya bengong." Zela langsung ngejitak kepala gue.
Sakit..
Besok benjol nih kayaknya.
"Yaudah iya gue mau."
.
.
.
TING TING TING!
Bel jam pelajaran sudah berbunyi. 5 menit lagi pelajaran dimulai.
Gue dan temen temen gue balik ke kelas.
Tapi ga semulus itu,
Didepan gue Lulu bareng skala lagi jalan berdua gandengan tangan.
Jijik. Satu kata yang pertama kali gue ucapkan.
Gue langsung jalan melewati mereka. Tanpa sengaja gue nyenggol Lulu.
Bukan ga sengaja, emang gue kesel liatnya.
"Aww sakit." ucap Lulu.
"WOII ITU PELAN BANGET!! DIMANA LETAK SAKIT NYA ANJING" Teriak gue dalam hati.
Mendengar Hal itu Skala berbalik kearah gue.
"Lo kenapa sih Byna! Demen banget ngegangguin Lulu!" Bentak Skala ke gue.
"DIA NYA YANG ALAY, BARU SEGITU DOANG UDAH NGELUH KESAKITAN!" jawab gue membela diri. Padahal gue yang salah.
Dajjal emang.
Mendengar itu, emosi Skala telah mencapai puncaknya. Tanpa ancang ancang Skala menampar gue. Gue memejamkan mata siap untuk di tampar.
Njir kok ga ada rasanya.
Karena heran, gue membuka mata dan melihat tangan Skala ditahan oleh Falion a.k.a Lion.
Langsung saja Lion menepis tangan Skala.
"Kalian ngapain berantem didepan ruang osis?! Udah capek hidup?" Tanya Lion ke gue dan Skala.
"Maaf Lion kami-" jawab Lulu terpotong.
"Lion nggak nanya ke lo cabe. Cih bodoh." Ucap Aurell yang berdiri sambil bersandar di pintu ruang osis.
Mantap gaskeun.
"Lo juga! Gak ngehargain cewe!" Ucap Lion ke Skala.
Skala diam di tempat. Karena lion merasa masalah tidak akan selesai kalau dia tetap disini. Dia langsung berjalan ke kelas meninggalkan Lulu dan skala, sambil narik gue pergi juga.
"Oh? Lo kabur Lion?" Tanya Aurell.
"Mengalah dari orang bego kek mereka namanya bukan kaburlah."
"Oh kirain sang Lion kabur, pfft."
Teman teman gue yang dari tadi nontonin gue merasa terkesima dan kaget bukan main.
"Lion! Jangan tarik tarik tangan gue! Sakit." ucap gue kesal.
"Bodo." jawabnya singkat.
Akhirnya dia ngelepasin tangan gue saat gue dan Lion udah sampai dikelas.
.
.
.