Tinggal beberapa hari lagi gue bakalan ujian penaikan kelas, itu ngebuat gue yang hoki ini santai aja. Nyatanya setiap gue ujian gue gak pernah belajar nilai gue bagus bagus aja, masih wajar. Berbeda dengan zela yang gobloknya naudzubillah, ngeliat buku aja udah pusing bukan kepalang.
Hari ini Zela bakalan kerumah gue buat belajar bareng diajarin ama Bang Rean yang pinternya asli, gak kayak gue.
"Assalamualaikum penghuni neraka,"
Gue mengecek siapa yang datang dan ternyata itu Zela. Gue langsung berlari ke bawah untuk membukakan pintu.
"Masuk yuk Zel-"
"SUSURIPRISSS!"
Gue kaget melihat Skala, Arka, Lion dan temen temen gue yang lain dateng.
"Siapa yang nikahan?" Tanya gue. "Gak ada kan? Sana hush hush balik kalian semua." usir gue.
Mereka semua langsung menyerang gue dengan muka di imut imut kan ala ala anjing peliharaan. "Haish yaudah masuk!"
Mereka semua datang dengan tangan kosong. Bawa cemilan pun nggak... Pasti bakalan minta makanan, gimana gue mau ngasih makan kalau sekampung gini? cukup gak ya? Tau ah! besok mulung dah nih.
"Bang Rean mana?" Tanya Zela.
"Diatas, panggil aja sendiri," ucap gue.
"Eh ini kok gak ada makanan? Cemilan kek apa gituu? " Ucap putri sewot.
"GA ADA MAKANAN. LO KALAU MAU MAKAN KE WARUNG DAH TUH. KALAU NGGAK, LO KONGSI KONGSI BELINYA" Teriak gue kesal. SantaI bor Bunda gak akan marah kalu gue teriak gak jelas, dia lagi arisan sama ibu ibu komplek soalnya.
"Gue sama Zela aja yang beli, mana uangnya." Sahut bang Rean.
"Pacaran mulu, heran." Celetuk Rara.
"Jomblo diem ae," Ucap Skala.
"Dahlah mending Bang Rean jaga rumah, gue ama-" Ucap gue terpotong.
"Gue aja," Potong Skala, Lion, Dan Arka.
"pfftt Capcipcup dah tuh." Ucap Aya.
"OH MY GOSH GUE NGIRII" Teriak Khanza.
Karena gue tau capcipcup gak adil mending gue nyanyi yang lagu viral di tiktok.
Gue nunjuk Arka"I like him,"
Pandangan gue pindah ke Lion "Like him too,"
"He my Man-" ucap gue sambil melihat Skala.
Gue diam sejenak "Dah ah gue lupa lirik."
"Baku hantam aja bor yang masi idup dia pemenangnya," Cetus putri.
Semua natap gue meminta jawaban. Tanpa bertele tele gue langsung membuka mulut. "Yaudah kalian mencar di ruangan ini. Terus gue tutup mata, yang gue pegang duluan dia bareng gue beli jajanan."
Semuanya mengangguk setuju. Gue langsung berdiri di tengah tengah ruangan. "Udah?" tanya gue.
"Kok gak dijawab?"
"Ya kalau mereka jawab, bakalan ketahuan lah Byna." Ucap Zela.
Baru juga gue satu langkah udah menabrak orang. Gue langsung membuka mata dan melihat didepan gue ada Arka.
"YESS MENANGKA," Teriak Arka kegirangan.
"Gila nih orang." Tanya Khanza.
"CURANG TUH DIA." Bantah Skala tidak terima.
"Die pake otak bung, lo nya aja kenapa pergi di ujung ruangan, bego emang." Ujar Dinda.
"Ayo mi Myka! Orang gila semua disini bwahahaha," Ajak Arka tertawa dibuat buat.
Gue dan Arka keluar dari rumah. "Motor lo mana?" tanya gue.
"Ndak bisaka naik motor," Jawab Arka.
"Terus kita naik apa? Jalan? Yaudah skuy!"
"Ng- kita naik mobil..." Ucapnya seraya menunjuk mobil Lamborghini depan rumah gue. Otomatis gue terkesima.
Gila, kaya juga nih cowok.
Setibanya gue di depan market gue langsung keliling mencari- eh bukan mencari tapi mengambil semua cemilan yang ada satu persatu. Mumpung cowok disamping gue ini kaya, kesempatan bagus.
Saat dikasir gue langsung ngeluarin semua belanjaan gue. "Totalnya satu juta dua ribu rupiah aja, kak."
"BUSET 1 JUTA, GUE BELI APA ANJIR?!"
Arka langsung ngeluarin dompet dari sakunya. Ia langsung memberikan mbak kasir satu juta cash dengan muka santai. "Maaf dek, kurang dua ribu." ucap mbak kasir itu.
Karena gue baik hati dan tidak sombong, gue keluarin uang dua ribu gue. "nih mbak,"
Selesai gue dan Arka belanja kita langsung capcus pulang kerumah gue.
.
.
.
"ASSALAMUALAIKUM YA AHLIL KUBUR!" Teriak gue. Semuanya pada belajar di ajarin ama Bang Rean langsung mengarahkan pandangannya ke gue dengan mata terbelalak. Bagaimana engga, di masing masing tangan gue sama Arka ada dua kantongan berukuran sedang.
"WOWWWWW" Teriak Putri kegirangan.
"Siapa yang beli? Perasaan kagak ada yang ngumpul duit dah," tanya Lion.
"Tentu saja sama holkay ini HAHAHA, " ucap gue sombong.
Karena Arka good boy dia gak ngasih tau kebenarannya dan malah membagikan cemilan yang dia pegang. "Khusus buat putri satu kantongan," Ucap Arka sambil memberikan satu kantongan penuh kepada Putri dengan senyuman yang mengembang di wajahnya.
"Ai lopyu arkaa," Ucap putri.
Sambil memakan cemilan, kita lanjut belajar.
.
.
.
Sudah 14 hari berlalu. Hari ini gue bakalan ujian kenaikan kelas, itu membuat gue deg degan parah. Soalnya pas yang lain pada belajar gue malah tidur. But, gue percaya sama kehokian gue.
"Baik anak anak siapkan kertas kalian selembar kita akan ujian bahasa indonesia," Kata guru pengawas.
"Pssstt Lion. Kalau gue gak tau jawabannya lo kasih tau gue yak," pinta gue ke Lion seraya berbisik biar gak kedengeran guru.
"gak," ucap lion singkat.
Hiks jahad.
"Agar tidak ada yang berbuat curang, ibu akan mengacak tempat duduknya."
Setelah 5 menit posisi, posisi gue gak diubah sama sekali melainkan di samping gue malah ada Arka. "Pssst Ar, kalau ada jawaban yang gue gak tau, lo kasih tau gue yah," pinta gue.
"oke Byn,"
Terharu... udah kaya, baik, pintar, bisa diajak kerja sama lagi.
.
.
.
Di kantin gue nongkrong bareng Arka doang soalnya Skala lagi latihan, Lion lagi rapat osis, sahabat gue gak mau nerima gue. Jahat.
"Ar lo mau apa? Biar gue traktir karena lo tadi udah ngasih gue contekan hehe," Ucap gue.
"Kau ji kayaknya yang mau ku traktir." ucapnya sambil terkekeh.
"Lo harus ikutin gue. 'lo aja kali yang mau gue traktir'."
"Lo aja kali yang mau gue traktir." Ucap Arka membeo.
"Nah dari sekarang lo harus membiasakan diri pake lo gue ya. Em- yaudah traktir gue. Gue mau mie pangsit satu, ama jus jeruk deh hehe." pinta gue.
"Iyaa iyaa."
Saat pesanan gue datang, tiba tiba tiga makhluk aneh menghampiri gue dan langsung memakan mie pangsit gue sama Arka.
"SKALA, AURELL!! MIE PANGSIT GUEE," Teriak gue gak terima. Sedangkan Arka masih sabar dengan Lion yang memakan Mie nya.
BRAK!
gue salah guys.
Arka menggebrak meja membuat kami disorot oleh orang orang yang ada di kantin. "TOLO, BA'GA, DONGO, MATENO DEH!!" (Bodoh, Gila, Bodoh, Mati aja sana!)
Semua orang di kantin termasuk gue dan Skala dan Aurell menganga tidak mengerti apa yang dikatakan Arka tetapi mereka dan gue tau kalau itu sebuah ejekan.
"Ar duduk... Malu maluin sumpah, kita jadi diliatin banyak orang." Ucap Aurell.
"DIA PAKABACCI BACCI AURELL." (Dia ngeselin Aurell!)
"Arka!" Tegur gue.
Arka menghela nafas, "Hm duduk ma,"
Entah dari mana datangnya Khanza datang sambil memegang handphonenya. "OH MY LORD GUE SUKA SAMA LO ARKA, LO MAU JADI PACAR KHANZA KAN??" Teriak khanza histeris karea baru kali ini melihat Arka mengeluarkan emosi yang berbeda dari biasanya.
"Bilang mamaku ndak boleh ki pacaran sama orang yang ndak disuka," (Mamaku bilang, kita gak boleh pacaran sama orang yang nggak kita suka.) ucap Arka santai sambil memakan mie pangsit nya.
JEDUARR. [Suara petir]
"Hmph, kalau begitu gue bakalan buat lo suka sama gue dan kita bisa pacaran." Ucap Aurell.
Semua kaget, jadi Aurell suka sama Arka?!
"Lo seriusan Rell? Lo gak bercanda?" Tanya Skala.
"Aurell lo beneran suka Arka?" Lion juga bertanya kepada Aurell dengan muka tidak percaya.
"Ah apaan sih lo pada! Gue juga cewek tau! Normal kan kalau gue suka seseorang?'
"Gila… keren lo Arka bisa bikin Aurell jatuh cinta…" ucap gue.
Raut wajah Khanza terlihat suram, mungkin karena dia punya rival yang lebih unggul darinya (?)