AUTHOR POV:
Malam ini Arka sangat gelisah. Entah kenapa, ada yang mengganjal di pikirannya. Sudah jam 12 malam dan dia belum tidur, ia akhirnya memutuskan untuk menonton series Thailand. Namun belum sempat Arka beranjak dari kasur untuk menuju bioskop pribadinya, tiba tiba handphone Arka berdering. Satu pesan masuk dari Skala.
BabiNaKal
Bro, gue izin besok. Nyokap gue masuk rumah sakit, lo jagain Byna dari hama kayak Lion, dan jangan sampai Byna lecet awas lo.
You
Ikhlas ikhlas saiko minta tolong, etapi tenang... Byna akan selalu kujaga dengan segenap jiwa dan raga😎 (Ikhlas dong kalau mau minta tolong, tapi tenang aja, Byna bakalan aku jaga dengan segenap jiwa dan raga)
BabiNaKal
Hmm, besok lo jemput Byna sekalian. Jangan kasih tau kalau nyokap gue lagi sakit! Kalau dia nanya cari alasan lain ya,
You
Oke bik, sama sama <3
BabiNaKal
Thanks.
"Hish kalo bukan ko temanku, ku kasi hilang ginjal nu satu! (Ck, kalau kamu bukan teman aku, bakalan ku hilangin ginjalmu)" Gerutu Arka.
Akhirnya dia menuju bioskop pribadinya. Pelayan yang menjaga disana langsung menyalakan series Thailand yang ingin Arka nonton.
"We cepat mekoo, menunggumi di stasiun kereta bebebnuu, (Cepetan, pacar kamu udah nungguin di stasiun keretaa)," Komentar Arka ke series yang ditontonnya
Tak terasa jam dinding sudah menunjukkan jam 5 pagi, Arka tampak lesu. ingin sekali dia tidur sebentar tetapi karena dia mendapatkan tugas untuk mengantar Byna kesekolah dari Skala. Mau tidak mau dia harus bersiap siap.
.
.
.
"Hmm, bagusan yang mana di?(bagusan yang mana ya?)" Arka bertanya pada dirinya sendiri. Dia bingung ingin menggunakan mobil yang mana untuk menjemput seorang ratu.
Setelah cukup lama memilih, akhirnya Arka memutuskan untuk menggunakan motor ala-ala Dilan 1990. Dia dengan cepat melajukan motornya menuju rumah Byna.
.
.
.
"Permisii, Dilan datang," Arka berteriak didepan pagar rumah Byna seperti orang tidak waras.
Bunda Byna tidak memperdulikannya, dia berpikir kalau orang yang berada didepan pagarnya itu orang iseng atau orang salah alamat. Sedangkan Byna masih terlelap tenggelam di alam mimpinya.
Arka sudah menunggu satu jam disana, tanpa mendapatkan apa apa, jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi, 10 menit lagi dia akan terlambat.
"Hededeh, ku sumpah sumpahi itu yang didalam, nadengar ja berteriak tapi ndak nabukakan ka pintu, (Duh, aku sumpahin orang didalam rumah ini, udah denger aku teriak teriak tapi gak dibukain pintu.)" ucap Arka kesal. Dia menendang pagar rumah Byna sambil mengumpat dalam bahasa bugis. Tetangga Byna berdatangan keluar rumah melihat siapa yang mengganggu jam pagi mereka. Sontak Arka takut jika dikira maling, ia dengan cepat melajukan motornya.
Persetan dengan Byna jika nanti Skala akan membunuh Arka karena tidak menjemput Pacarnya itu.
Disisi lain, Byna bangun dari tidurnya. Dia melihat jam yang menggantung di dinding kamarnya sudah menunjukkan pukul 07:30, dia sudah terlambat. Ini sudah biasa untuk gadis itu, setelah dia bersiap siap, Byna turun mencari keberadaan Bunda dan Kakak Laki Lakinya.
Byna mencari Bundanya ke dapur, dia mendapatkan satu note kecil yang tertempel di kulkas.
Byna kebo, ini bunda. Bunda pergi ke pasar, kalau kamu udah bangun dan gak liat bang Rean, yaudah jalan sendiri yaa.
Makanya kalau gak mau jalan, cari pacar sana.
Bunda cantik sepanjang masa♡
Byna menggelengkan kepalanya, ingin sekali dia bolos tapi mengingat watak bundanya itu, berniat saja tidak bisa.
.
.
.
Byna sampai di sekolah, dia melihat arloji yang terpasang di pergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul 8. Semua siswa yang terlambat sudah dihukum di lapangan.
"Hai," sapa seseorang yang bukan lain siswa yang terlambat juga seperti dirinya.
"Lo telat ya?" tanya siswa itu.
Byna menoleh keaarah pemuda itu. "Lo gak liat gue disini? Ya jelas lah gue terlambat pe'a," Byna ngegas.
Pemuda itu tertawa kecil, "Sorry, kenalin gue Noel lo siapa?"
"Gue orang."
Noel kembali tertawa kecil, dia mengacak acak rambut Byna. "Iya gue tau... Nama lo siapa?"
"Byna, kelas 11 IPA 1. Lahir 12 feb, zodiak Aquarius. Alamat gue di-" Byna berhenti berbicara. "Ga jadi, ntar lo rampok rumah gue lagi."
"Gue bukan pencuri, dek."
"Dek? Lo siapa panggil gue adek? Om pedo ya? Pergi sana, jauh jauh dari gue sebelum gue teriak."
"Gue masih sekolah woi, lo gak liat gue pake baju seragam hah! Enak banget lo ngomong gue om pedo, ganteng gini juga."
Diliat liat wajah Noel memang diatas rata rata, tetapi tingginya setara dengan Byna.
Satu kata. 'pendek'
"Oh."
Byna malas berbicara dengan orang yang tak ia kenal, dia langsung berteriak memanggil Satpam untuk membukakan dia pagar.
Satpam pun datang dengan marah marah, mereka dibawa ke Ruang BK disana Byna bertemu dengan Lion.
"Udah berapa kali lo terlambat Byn?" Lion bertanya.
"kalian saling kenal?" tanya Noel.
"Bukan urusan lo," jawab Byna dan Lion bersamaan.
Noel tertegun.
"Jemput gue makanya biar gak telat!!" lanjut Byna
Lion tidak bergeming.
Byna dan Noel akhirnya dihukum membersihkan WC.
Gadis itu sangat kesal, Byna menghentak hentakkan kakinya di lantai. biasanya ketika ia terlambat, palingan cuman disuruh nyatat nama dan dikasih poin.
"Woi, lo bisa diem ga? Terima kenyataan dong!"
Byna mengumpat kesal. "Anjrit! Muka lo itu anjrit!!"
Noel juga ikut ikutan kesal, dia menumpahkan pembersih lantai cukup banyak ke lantai. Saat Byna berjalan mengambil air, terjadilah drama.
Byna terjatuh kepelukan Noel.
Pel yang dipegang Byna mendarat ke kepala Arka, "KEPARAT,"
Tak sengaja Arka melihat pemandangan dalam sinetron yang biasa pembantunya nonton. "Woi, Byna! Tega kau, tegaa!!! Ko tinggalkan Skala demi si pendek itu?!"
Noel merasa tersinggung dengan kata pendek walau itu kenyataan, ia tidak terima dikatakan pendek. Dia dengan sengaja melepaskan pegangan Byna, sehingga gadis itu terjatuh.
"ARGGGHHHHHH, NGESELIN!!!" teriak Byna. Byna beranjak dan langsung menendang area privasi Noel.
Sakit.
Noel ingin mencoba menahan teriakannya tapi tak bisa.
Seluruh makhluk yang ada di sekolah menjadi budek massal.
Byna berlari ke arah kelas dengan muka merah padam kesal, tidak peduli dengan siapa yang ia tabrak walau itu Pak Yusuf, guru terkiller seantero sekolah.
Tamatlah Byna.
Arka masih bengong ditempat, dia berlari mengejar sang ratu. Tapi dihadang oleh segerombolan Genk kelas 11 IPA 2, Genk The World Squad. Genk yang dikenal dengan anggotanya yang cantik, imut dan anggun. Genk itu beranggotakan 4 orang, yaitu Keila, Cecha, Salsya dan Fiqa.
"Hai ganteng!" ucap Salsya.
"Siapako? (Siapa ya?)" jawab Arka sinis.
"Gue Salsya, cewek tercantik di Sekolah, di Indonesia, bahkan di Dunia," dia mengulurkan tangannya.
"Tercantik sedunia nubilang? mukanu 11 12 ji sama pembantuku yang ke berapa ya? (Tercantik sedunia kamu bilang? tapi muka lo 11 12 sama pembantuku yang keberapa ya?)" Arka menyindir keras.
Cecha kagum dengan kekayaan Pemuda yang berdiri didepannya. "Woi GIRLS gue dapet Prince Charming gue!!" Ucap Cecha antusias.
"Heh, Cha! Dia udah gue ship punya gue duluan, lo jangan macem macem!" Fiqa tak mau kalah.
Mereka bertiga beradu mulut. Sedangkan Keila diam. "Kau... Kenapa ndak ikut rebutka?" tanya Arka kePDan.
"Sepupunu ja goblok" Keila membuka mulut.
"Masa weh." Ucap Arka menatap Keila dengan tatapan menyelidik.
Keila membuka tasnya dan mengambil Foto yang suangat puanjang.
Entah dari mana datangnya, gadis yang memakai hoodie hitam itu datang.
"Minggir lo, Arka mau lewat ngejar Byna," Ucap gadis itu.
"Kenapako disini Aurell? (Ngapain kamu disini Aurell?)" Tanya Arka
"Salah ya kalau gue ada disini nolongin lo?"
"Tidak tongji… oke pale pergika dulu kejari ratu. Thanks ya. (Gak si, oke aku pergi kejar ratu dulu, thanks ya.)"
"Bye baby~"
Aurell kembali menghadap pada 4 orang itu. Dengan tatapan sinis ia berucap, "Hoi cewe cewe pendek, masih mau berdiri disini terus?"
"E-enggak, kami gak tau lo suka Arka, maaf hehe." Ucap mereka serempak kecuali Keila sepupu Arka.
Aurell menghela nafas dan berjalan kearah Lion.
Brakk
Arka membanting pintu. "Byna mana?!"
Tidak ada yang peduli.
"ASALAMUALAIKUM!"
Teman temannya menunjuk ujung kelas mereka, disana ada Byna yang sedang duduk menopang dagunya kesal.
Arka menghampirinya. "Byn-"
"Pergi gak lo sebelum gue hajar, gue remukin tulang tulang lo, gue injek injek gemay seperti nasib yang lain," Byna menunjuk kesegerombolan cowok yang menyukai Byna tertumpuk tumpuk tidak bernyawa, disana iuga ada... Pak Yusuf menyempil.
Ralat, Tamatlah Pak Yusuf.
Arka menelan ludah berkali kali. Dia tidak ingin menjadi korbannya yang kesekian disisi lain ia juga tidak mau mati ditangan Skala.
Arka tidak punya pilihan, dia lagi lagi berlari menuju ruang osis mencari Lion, tapi tidak ketemu, Arka mencari Lion di setiap penjuru Sekolah tapi tetap saja tidak menemukan orang yang ia cari.
Merasa capek, Arka kembali kekelas. Sudah ada Lion yang menenangkan Byna. Arka ingin meledak.
"Sejak kapan ko disini?"
"Hmm? Sebelum lo dan Byna berbincang?"
"Kok ndak kuliat ko?"
"Lo soalnya fokus ke Byna doang, gue padahal dari tadi ada disebelahnya.
"Hiks hiks. Huwaaaa," Arka menangis, dia duduk melipat kakinya dan menyembunyikan wajah diantara lututnya. hari ini sangat melelahkan bagi dia. Khanza mendekat mengelus elus punggung Arka.
"Udah, cup cup cup. Baby boy."
"TAPPANU MANENG TAPPA ANJENG. (kata kasar)"
Khanza meluk Arka. "Iya, tenang ya keluarin semua unek unek lo,"
Aurell bakalan kesurupan kalau liat Khanza meluk Arka nih…