Chereads / My True Friendship / Chapter 23 - Pertarungan

Chapter 23 - Pertarungan

Awan kelabu dengan angin kencang yang menerbangkan seluruh surai hitam panjang itu membuat suasana pantai yang awalnya tenang sedikit hidup. Tak terasa, kaki jenjang itu menapak diatas terpaan air laut dengan langkah ringan.

Mata indah bak berlian itu agak menyipit mencoba menyesuaikan sorot cahaya matahari yang menampakkan wujudnya diarah timur tepat dimana ia tengah menatapnya.

Bibirnya tertarik menunjukkan seulas senyum tulus yang semakin mengembang lebar. Kedua tangannya saling bertautan dibelakang punggung tanpa ada niatan merentang kedepan.

Gadis itu menikmati setiap moment dimana angin saling menerbangkan setiap sesuatu yang dilewatinya. Kembali menapak selangkah demi selangkah mendalami air pantai yang masih cukup dingin untuk diekspos oleh kaki jenjangnya.

Seperti seseorang yang tengah dihipnotis, matanya tak berkedip sama sekali saat melihat bagaimana indahnya pemandangan laut yang tengah ia puja-puja didalam hatinya ini.

CPLASSSS!

"Itu bahaya bodoh!"

Seorang pemuda baru saja berlari kencang dan memeluk tubuh gadis itu dari belakang, mengangkatnya tepat disamping pinggangnya agar gadis itu tak melangkah lebih dalam ke permukaan pantai.

"A-ah terima ka—sih..."Kedua bola mata itu membulat sempurna saat ia mendongak untuk melihat seseorang yang sudah menyelamatkannya dari hipnotis keindahan pantai.

Pemuda itu menatapnya tajam, tanpa membalas, ia berjalan menjauhi bibir pantai dan menurunkan gadis itu diatas pasir. "Jangan menjadi orang gila hanya karena keindahan alam."

"I-iya, sekali lagi teri—"

"Tidak perlu berterima kasih."

Pemuda itu melenggang pergi begitu saja tanpa menoleh sama sekali. Sedangkan sang gadis menggigit bibir bawahnya merasa cemas sendiri mencoba menenangkan diri.

"Maafkan aku... Leon..."

Angel. Gadis cantik itu memilih meninggalkan pantai dan melupakan kejadian gila dan tak masuk akalnya tadi. Seharusnya ia tak melakukan hal nekat ini hanya karena mengagumi keindahan alam.

Tapi karena sudah terlanjur, yasudah lah.

"Hmmmm menarik."Ujar seseorang yang melihat adegan tak terduga itu dari atas sebuah pohon besar.

Awalnya ia hanya ingin memanjat pohon dan menikmati semilir angin pantai yang menenangkan. Tapi tak ia sangka malah melihat adegan mengganjal yang pasti penuh dengan kejutan.

"Angel dan Leon, rahasia apa sebenarnya yang mereka sembunyikan."

[•]•[•]•[•]

CPLASSSS

"HEH MATA GUE KELILIPAN NIH! TANGGUNG JAWAB GAK LO!?"

Fiana menutup kedua telinganya saat Hendri baru saja berteriak tepat disampingnya. Gadis itu mendengus saja dan menggeser tubuhnya menjauhi lokasi Hendri agar tak terkena cipratan air akibat pertempurannya bersama friend-hate nya.

Sedikit merapikan celananya yang terkena pasir, ia melirik kearah Angel yang mendekat kearahnya. "Es kelapa itu untuk siapa?"

"Kau mau? a-ah sebenarnya aku gak tau untuk siapa kelapa ini, aku hanya membelinya saja..."

"Baiklah."Menerima es kelapa itu dengan senang hati, Fiana tersenyum manis saat melihat wajah antusias Angel. Sepertinya gadis cantik disampingnya ini merasa diterima sebagai teman.

"Demi apa si mereka bukan temen gue..."Guman Jihan saat melihat drama dadakan didepan matanya, dimana Hendri menjadi rebutan Treno dan Juna untuk bermain voli.

"HENDRI SAMA GUE AJA YA HEN!?"-Treno

"GAK ADA ANJING! HENDRI SAMA GUE!"-Juna

"IYA GUE TAU KALAU GUE GANTENG DAN POPULER, TAPI YA JANGAN DIBUAT REBUTAN JUGA DONG PAINEM!"-Hendri

"Hendri sama gue, kalian berdua satu tim."Kata Rezvan memecah pertumpahan keringat antara trio ampas sembari menarik kerah belakang baju Hendri untuk masuk kedalam tim nya.

Treno melongo ditempat saat Rezvan dengan seenaknya mengambil Hendri dari perebutan nya. Bagaimana mungkin!? sia-sia saja dia tadi membuang tenaga dan pikiran untuk melawan Juna kalau begini ceritanya.

"Ayo kalahkan Rezvan, gue mau balas dendam gara-gaga dia udah bikin gue mubajir keringat sama tenaga."

Treno mengangguk saat Juna mengulurkan tangannya ala-ala dua musuh yang saling sepakat untuk bekerja sama. Keduanya mulai memasuki area voli dan memasang posisi yang pasti.

Seseorang berdiri ditengah garis sembari membawa peluit dan bola voli ditangan kanannya. Sedangkan Fiana hampir tersedak es kelapa melihat siapa orang yang berdiri tepat di tengah.

"Nah karena jika permainan ini hanya ada menang dan kalah, pasti gak akan seru kan? jadi, nanti yang kalah bakalan traktir kita semua makanan!"Teriaknya lantang membuat beberapa peserta mengeluh protes.

"Cantik, kok kamu gak adil gitu sih? berarti kamu dong yang diuntungkan? soalnya pasti dapet traktir."Protes salah seorang peserta voli membuat gadis yang masih sedia di tengah garis mengangguk lugu.

"Iya memang itu rencananya."Balasnya cepat. Sedangkan pemuda yang baru saja melayangkan protes hanya ditenangkan oleh teman satu tim nya mencoba mengiyakan saja.

Seorang pemuda yang jaraknya tak jauh dari Ken berucap. "Mungkin ini karma lo Ken, soalnya lo juga suka manfaatin kita."

Ken melengos saja sebagai jawaban. Memang benar si dia suka memanfaatkan kebodohan teman-temannya itu untuk keuntungannya sendiri, tapi tak ia sangka, adiknya juga akan berani melakukan ini.

"BAIKLAH, KETUA TIM SILAHKAN MAJU!"

Jihan dan Rezvan kompak maju sebagai perwakilan. Kedua saudara sepupu ini saling melemparkan tatapan permusuhan yang kentara beserta seringai khas masing-masing.

"Tes... tes... Ok, apakah kalian bisa mendengar suara toa dari sini? Kyara akan jadi wasitnya sedangkan gue dan Bianca akan menjadi MC selama berlangsungnya acara lomba dadakan di pantai ini. Jadi sebelum semuanya dimulai, ada beberapa hal yang harus diingat."

"Yang pertama, harus memukul bola sekenanya, jangan memakai tenaga penuh, atau kepala lawan mu akan meledak di tempat. Tidak ada kata individu disini, kalian benar-benar harus bisa menjadi satu tim yang akrab! baiklah, karena gue gak suka berlama-lama, silahkan ketua tim untuk memainkan batu gunting kertas."Akhir Fiana saat ia baru saja mendapatkan toa yang diberikan oleh Bianca.

Kedua gadis itu kompak tos dan merasa menikmati permainan ini. Beberapa yang tak ikut main voli lebih memilih menjadi support dan bertaruh satu sama lain.

"YAK! PEMENANG DARI BATU GUNTING KERTAS ADALAH TIM KAK JIHAN!"

Treno dan Juna bersorak gembira saat Jihan memenangkan suit batu gunting kertas. Sedangkan pemuda itu malah menyunggingkan seringai permusuhan keadaan Rezvan yang juga membalasnya dengan dingin.

"BAIKLAH KYARA! SEBAGAI WASIT KAMU SUDAH DI PERBOLEHKAN MEMULAI PERMAINAN PERTUMPAHAN KERINGAT INI SEKARANG!"

Bianca memulai percakapannya sebagai MC saat tim Jihan memenangkan suit. Disampingnya, Fiana juga mengangguk-angguk setuju agar Kyara segera memulai pertandingan.

Seorang pemuda yang tak ikut permainan sedikit mencondongkan tubuhnya ke sisi Fiana untuk melihat catatan skor yang masih kosong. "Lo milih tim siapa Fin?"

Fiana, yang ditanya menorehkan kepalanya kepada sang pelaku. "Gue? tim mana aja deh, yang penting menang!"

Pemuda itu terkekeh kalem saja mendengar penuturan Fiana. Matanya mendelik kecil saat Cashel menempel padanya. "Kak Ziano, gue duduk disini aja ya, soalnya kalau di sana panas."Katanya meminta izin sambil menunjuk sebuah kursi yang terpapar panasnya cahaya matahari.

"Iya disini aja adem, sekalian jadi provokator bareng gue."

PRITTT!

PRITTT!

Kyara sebagai wasit segera berlari menjauh dari arena. Permainan pun dimulai saat Jihan sudah memukul bola voli sebagai tanda pertarungan.

"KITA HARUS MENANG!"