"Cukup hebat."Jihan mengusap lembut rambut Fiana membuat gadis itu menghela nafas dengan lega. "Pengen lupain sifat asli lo demi cewek hm? bangsat."Umpat Geon disertai senyuman manisnya walau pada akhirnya terjatuh sinis dan menyeramkan.
Juna menggaruk tengkuknya gugup mendengar penuturan Fiana dan Geon tadi. Benar, sebenarnya setelah bertemu dengan Falisa ia ingin berubah menjadi laki-laki normal yang tak banyak tingkah.
Tapi ternyata semuanya hanya kesalahan fatal, dia baru saja bertemu Falisa tadi pagi, tapi ia langsung cinta dan seenak jidat merubah sifatnya.
Juna kan jadi terharu kalau begini ceritanya.
Ternyata teman-temannya ini sayang banget toh sama dia.
"Apa yang diomongin sama Fiana bener Jun, walau gue gak tau siapa gadis yang lo suka, tapi lo gak boleh merubah sifat lo, kalau gadis itu beneran suka sama Juna, pastinya dia mau menerima sisi kelebihan dan kekurangan Juna."Kata Falisa yang kali ini mengundang beberapa mata untuk menatapnya lekat.
Ini Falisa yang gak peka apa memang dia gak rasain perhatian Juna ke dia ya?
Apa mungkin dua-duanya?
Oh pantes kan dia Kakaknya Ziano.
Kali aja sifat gak pekanya nular sampai ke ubun-ubun.
"Astagfirullah."Indra auto nyebut, padahal biasanya langsung mengumpat dengan bertidak akhlaknya.
"Gue diem."Celetuk Ziano saat dirinya merasakan tatapan mengintimidasi dari beberapa temannya.
"MAAFIN GUE ANJIR! IYA-IYA GUE SALAH! UDAH HEN CEPET KONSER! DEMI SANG PUJAAN ASEKKK!"Teriak Juna penuh semangat saat dirinya mulai memahami perasaannya.
Fiana tersenyum lega walau pada akhirnya jadi miris sendiri, dia sebenarnya takut melukai hati temannya karena ucapan dia yang cukup tak di filter itu. Tapi kalau ia tak mengeluarkan unek-uneknya, yang ada perasaan mengganjal dihati malah akan semakin menjadi.
"Udahlah gak usah dipikirin, kita tuh cowok, hatinya udah kuat kayak baja, kalau masalah begituan mah bukan malah diambil pakai hati, tapi dianggap sebagai nasihat dan penyemangat, kami bukan cewek Fin, jadi lo gak perlu sungkan sama kami."Jelas Jihan saat dirinya menyadari tatapan menyesal Fiana.
"Terima kasih, lo baik banget bisa ngertiin gue."Balas Fiana yang kali ini menunjukkan senyum manisnya. "Ya udahlah, santai aja, sini selfi dulu sama gue, sekali-kali narsis gak dilarang!"Kekeh Jihan sembari menarik Fiana agar berfoto bersamanya.
"Heh ikut anjing!"Serobot Rezvan yang langsung muncul di tengah-tengah pose kamera Jihan.
"Mau nyanyi lagu apaan lo?"Tanya Jessa ketika ia sudah memberikan headset milik Ilyan kepada pemiliknya. Sedari tadi pemuda itu hanya diam merenung bak patung membuat Geon lama-lama menampol kepalanya dari belakang.
"Yang ambyar, tapi apa?"Kata Hendri seadanya sembari menarik nafas dalam-dalam. "Cemilannya mana njirr!? Cashel!"Tunjuk Reyhan saat menemukan Cashel membawa beberapa cemilan didalam pelukannya.
Pemuda itu mengendikkan bahu dan malah berbagi cemilan dengan Ilyan, Jessa, Geon dan William saja.
"Lo adeknya siapa sih sat?"Tanya Reyhan tak habis pikir melihat sikap adiknya ini. "Bang Geon sama Bang William, gue coret lo dari data Kakak Kandung Cashel!"Balas Cashel dengan enteng yang mengundang gelak tawa Kyara dan Ken secara bersamaan.
"Goblok si Cashel!"Gelak Kyara yang malah tak sengaja menabok lengan Rivan, pemuda berlesung itu juga sama ketawanya melihat tingkah bar-bar Cashel.
"Buang aja buang! Reyhan mah gak ada gunanya jadi Abang!"Kompor Rivan yang kali ini langsung salto kebelakang menghindari tendangan dadakan dari kaki Reyhan.
Ngomong-ngomong Rivan salto pakai bantuan kursi, karena tadi duduk di sisi kiri Kyara, otomatis kalau dia salto jadi pindah tempat duduk dibelakang bareng Deno.
Dan langsung kena getok botol tupperware:')
"Eh sumpah ya! kalian ini pecicilan bener! diem napa! Hendri yang mau nyanyi jadi diem-diem bae nih!"Omel Arfan bak emak-emak menggunakan logat kebahasaan Deno membuat sang korban nama menampolnya kasar.
"Gelud! gelud!"Dukung Alvin yang kali ini mengalihkan kamera ponselnya kearah dimana Deno tengah menghajar Arfan habis-habisan.
"Kapan ini mulai anjing! bikin gue emosi aja kalian!"Gertak Jessa yang sudah kehabisan kesabaran membuat Falisa langsung menenangkannya agar tak kelepasan mengumpat kembali.
"NGEGAS TEROSSS!"Cibir Treno yang kemudian mendapatkan lemparan kuat dari sepatu milik Jessa. Ilyan bergidik ngeri dan meringsut dipojok kursinya saat melihat keganasan Jessa. Entah kenapa dia jadi merinding sendiri lama-lama kalau begini ceritanya.
"Sumpah deh! gue males bener nyanyi kalau gini ceritanya! anjer kalean!"Decak Hendri sembari menendang-nendang udara yang tak bersalah.
"Hahahaha Kak Hendri lucu deh,"
Hendri menghentikan aksinya saat melihat tawa menggemaskan milik Liona. Ia tersenyum tipis merasa bersyukur dapat melihat tawa adik perempuan Leon akan perbuatannya tadi.
"Gak usah baper lo!"Peringat Leon yang seakan menjadi dinding pembatas antara hubungan (buram) Hendri dan Liona.
"LO APA-APAAN SIH!? KAYAK IBU TIRI TAU GAK LAMA-LAMA!"
"APA LO!? BERANI LAWAN GUE!?"
"GAK!"
Hendri cemberut kecil saat Leon malah melotot tak santuy kearahnya. Kenapa sih? Leon sepertinya gak demen banget liat dia bahagia! sedetik ajadah! anak setan emang!
Tapi adiknya kayak bidadari.
"Elah! bikin gue gemes aja kalean!"
Juna melompat dari kursinya dan berdiri tepat disamping Hendri. Ia tanpa basa-basi segera menampol kepala Hendri dari belakang disertai cengiran bak bocah miliknya.
[Juna]
SAYANG~
OPO KOWE KRUNGU~
JERITE ATIKU~
BERHARAP ENGKAU KEMBALI~
Hendri balas menjambak rambut Juna dan menariknya kebelakang, setelahnya ia berdiri diatas kursi bus paling depan mengingat yang lain memilih kursi dibelakang dengan tangan kanan mengepal tinggi.
[Hendri]
SAYANG~
NGANTI MEMUTIH RAMBUTKU~
RA BAKAL~
LUNTUR~
TRESNOKU~
"UWASEKKKK!"
"HEH ANJER! LANJUTANNYA APAAN COY!? GUE GAK APAL SAMA LAGUNYA KAMPRET!"Teriak Juna setelah ikut-ikutan berdiri diatas kursi bersama Hendri.
"KITA NYANYI LAGU RANDOM AJA DAH! GUE JUGA GAK APAL!"
"ANJER!"
[Treno]
GEDE~
ROSO~
TRESNO IKI TULUS KANGGO SLIRAMU~
Juna mengumpat samar saat tiba-tiba Treno bernyanyi tepat disamping telinganya membuat pemuda itu langsung meninju lengan Treno.
[Hendri]
YO MONG ONO KOWE~
NENG ATIKU~
Hendri memeluk leher Juna disertai senyum lebarnya, sedangkan pemuda yang dipeluk itu bergantian memeluk leher Treno erat dengan tawa khasnya yang jatuhnya jadi imut.
[Juna]
NANGING~
LORO~
YEN ROSO SAYANGKU MBOK SIO-SIO!
[Hendri & Treno & Juna]
WANI SUMPAH!
TRESNA KU MONG KANGGO KOWE~
"CENDOL DAWET ASEKKK! ASEKKK!"
Yah, pasti sudah tau seperti apa ramenya bus dengan konser dadakan kali ini. Bahkan suara serempak mereka sampai membuat sang supir ter kekeh geli.
Goblo banget emang.
'Jadi seperti ini rasanya memiliki teman ya.'
Ting!
Rezvan menegak dan membuat pesan dari ponselnya. Pemuda itu mengernyit sembari menyeringai kecil melihat informasi baru yang didapatkan oleh bawahannya Papa nya.
Pribadi Chat : Roul
Roul :Tuan muda, saya menemukannya, orang yang selama ini berada didalam kandang singa.