Chereads / My True Friendship / Chapter 19 - Kebiasaan.

Chapter 19 - Kebiasaan.

Jihan menatap datar kearah Rivan yang sedari modus kearah Kyara, sedangkan Ken malah sibuk sendiri dengan anime Naruto nya.

Kan syalan.

Bus pribadi yang luas itu memang ditumpangi oleh para anak muda. Dan yah bus isinya benar-benar manusia rusuh semua. Jadinya ramai kayak pasar.

"Modus tau batesan kali njirr."Tegur Jihan yang sedari tadi sudah jengah sendiri melihat kemodusan Rivan yang tanpa rem itu. Dan begonya Ken dengerin dan gak bela bantuin adeknya ngejauh gitu.

Tapi ini malah sibuk streaming.

Abang laknak!

Lihat saja Leon. Liona dilirik diam-diam sama Hendri saja dia langsung sensi banget kayak cewek PMS, langsung jadi galak dan hajar Hendri agar berhenti lirik adiknya.

Beda lagi dengan Juna yang adem ayem sama Falisa, walau pada ujung-ujungnya ada saja dua setan yang menggangu.

Ziano dan Arfan.

Mungkin setelah pulang dari Korea akan ada lovely dovely diantara manusia yang tengah berkumpul ini. Ah sudahlah, Jihan capek liat manusia kang modus kayak temannya ini.

"KAK JESSA! BALIKIN ELAH!"

"OGAH! TADI SIAPA YANG SEENAKNYA BALAS CHAT DARI PACAR GUE HAH!?"

"GUE MINTA MAAF!"

"ENGGAK! HP LO GUE SITA!"

"KAK JESSA!"

Jessa beranjak dari duduknya dan dengan tanpa dosanya malah duduk disamping Ilyan. Pemuda itu sedari tadi hanya berdiam diri saja dikursinya lantaran sibuk menikmati lantunan musik pop kesukaannya menggunakan headset.

"Maaf ya, gue numpang duduk disini sampai ditempat tujuan, gue gak mau duduk sebangku lagi sama Treno."Ucap Jessa to the point sambil merebut headset kiri milik Ilyan tanpa dosa dan memakainya.

"I-iya Kak."

"DASAR KAKAK GAK ADA AKHLAK!"

"DIEM AE LO!"

"Tensi gue naik nih."Pemuda pemilik senyum kotak itu merilekskan tubuhnya sembari mencomot cemilan kentang milik Hendri yang baru saja pindah tempat duduk disampingnya. Sedangkan sang korban hanya diam dan melanjutkan acara melirik adik Leon secara diam-diam.

"MATA LO PENGEN GUE COLOK!?"Ketus Leon terdengar tak santuy membuat Hendri segera mengalihkan atensinya.

"Sabar bro... nanti aja kalau ada kesempatan langsung gas!"Semangat Treno yang kembali mengemil snak kentang milik Hendri. "Lo bener, gue bener-bener harus cari kesempatan buat berduaan doang sama Liona."Balasnya yang kali ini merunduk menatap layar ponsel.

Rezvan menatap kearah ponselnya dengan perasaan bosan. Disaat-saat begini pemuda itu masih saja berpikir bagaimana cara menyelidiki kasus di sekolah yang sebentar lagi akan ia pijak.

Fiana yang kursinya tepat didepan Rezvan memutar tubuhnya agar dapat melihat wajah penuh tekanan milik Rezvan. Gadis itu hanya tersenyum maklum dan menepuk-nepuk pundak Rezvan.

"Jangan terlalu dipikirin, nanti gue bantu bikin rencananya, sekarang nikmati aja dulu liburan ini, setelah itu kita pikirkan jalan keluarnya bareng-bareng."Semangat gadis itu yang kembali menyadarkan Rezvan.

Pemuda itu mengangguk mengiyakan merasa setuju dengan ucapan Fiana. Kali ini ia mulai mengosongkan pikirannya dan menjadi pekerjaan. Mungkin bermain game bisa menghilangkan rasa bosannya.

"Setelah ini kita ngapain?"Tanya Reyhan dengan suara amat kebosanannya. "Mau konser aja?"Tawar Juna dengan tangan teracung tinggi.

"Boleh! siapa yang nyanyi coba?"Tanya Fiana tanpa mengalihkan atensinya dari ponsel Jihan yang menampakkan game ML, soalnya habis diajak Mabar oleh Rezvan yang gak ada kerjaan.

"HENDRI! NIH HENDRI!"Usul Treno disertai dorongan tangannya kearah tubuh Hendri membuat pemuda bermata sipit itu terdorong pasrah.

"Biduannya maju asoy!"Kata Alvin dengan kedua tangan mengacungkan kamera ponsel. "Hen, itu lo tambahin volume mic nya, biar suara lo terdengar jelas."Usul Juna dengan kalem membuat Alvin yang mencondongkan tubuhnya agar cukup dekat dengan Hendri mendelik kecil.

"Tumben Juna bisa kalem? pencitraan nih?"Serobot Fiana yang sudah gatal sekali ingin mengomentari perubahan sikap Juna. "Ya gak gitu juga kali Fin, gue cuman mau bersikap normal aja."

"HAH!?"

Ken menghentikan acara streaming nya dan menatap penuh curiga kearah Juna. Ilyan yang sempat mendengar hampir saja membanting ponselnya untuk yang kedua kali. Jihan yang sibuk mabar bersamaan Rezvan dengan sengaja langsung 'out' dari game.

Leon sehabis mendelik sinis kearah Hendri bergantian terbatuk lirih, Reyhan dan Rivan sudah saling berheboh ria mendengar penuturan secara kalem Juna.

"Gaess! ada dukun gak? apa perlu kepala Juna gue getok?"Tanya Deno setelah mengambil botol tupperware kesayangannya.

"Eh anjir! Juna! lo gila ya! gue malah merinding liat lo waras gini!"Omel Alvin yang tak terlalu menyukai teman-temannya mengalami kewarasan begini.

"Mulut gue gatel pengen ngomel nih."Fiana sedari tadi sudah amat menahan diri agar tak berceletuk seenak jidat yang nanti malah membuat nyali Juna ciut sendiri.

"Keluarin aja Fin omelan lo, kalau dibiarkan gini, Juna bisa waras beneran."Dukung Indra yang terduduk tepat didepan kursi Fiana-Jihan. Ia sendiri sebenarnya juga tak pernah keberatan memiliki teman bodoh dan gila seperti mereka.

Karena berteman dengan manusia waras itu kadang tak mengenakkan. Mereka terlalu serius akan suatu hal, walaupun Indra termasuk salah satu manusia waras, ia masih ingin memiliki teman bodoh dan gila yang bisa dia hajar atau nistakan:')

Benar-benar teman laknak!

Fiana menipiskan bibirnya dan menatap penuh remeh kearah Juna, sedangkan pemuda itu jadi merinding sendiri melihat jiwa-jiwa sinis Fiana.

"Juna Malden Norville! kalau suka ya suka aja sih, gak perlu rubah sikap lo begini, kalau lo suka sama seseorang dan malah ngerubah diri lo begini, itu artinya hubungan kalian gue jamin gak bakalan bisa bertahan lama!"

"Karena apa? dia suka akan perubahan sikap lo! bukan karena menerima lo apa adanya! lo harus jadi diri lo sendiri! kalau lo suka sama dia! tunjukin segala kelebihan dan kekurangan lo! jangan malah nunjukin kelebihan lo doang! nanti takutnya kalau kekurangan lo buat dia gak terima dan hubungan kalian jadi hancur!"

"Lo pikir semuanya akan semudah itu hah!? enggak! mikir dong pake otak! gue sayang Juna yang bodoh! gue sayang Juna yang gila! gue sayang Juna yang bar-bar! semua orang sayang Juna apa adanya! gak menunjukkan segala kelebihan! tapi Juna menunjukkan diri aslinya! dimana ada kelebihan dan kekurangan yang ia miliki!"

"Kami semua sayang Juna! jadi Juna gak perlu merubah sikap begini demi orang lain! gue mohon! gue gak mau kehilangan Juna yang ceria! gue gak mau lo berubah jadi serius cuman gara-gara seorang cewek! nanti kalau lo sampai kecewa gara-gara dia! lo bener-bener bisa hancur! dan kita gak akan terima itu semua!"

"Juna Malden Norville! buka mata lo dan lihat! sebahagia apa semua teman lo saat liat lo ceria!? sebahagia apa saat mereka liat lo ketawa! kami semua sangat bahagia melihat canda dan tawa dari seorang Juna! jadi? jangan berubah ya Juna!"Fiana tersenyum manis diikuti oleh temannya yang lain membuat Juna terdiam ditempat.

Rezvan yang mendengar itu memiringkan kepalanya dan tersenyum tipis.

"Gadis yang menarik."Batinnya saat mulai tertarik melihat segala sikap Fiana.