Matahari mulai menampakkan diri di negara Amerika. Gadis berambut sepunggung mulai menerjapkan mata nya. Di ruangan bernuansa abu-abu ia terbangun dan mulai melangkah kan kakinya menuju kamar mandi.
Tak butuh waktu lama, gadis tersebut sudah siap dengan pakaian casual nya.
Tok tok
"Non sarapan sudah siap. Tuan menyuruh non untuk ke bawah" ucap seorang pembantu dari balik pintu.
"Ya saya akan segerah turun" Ucap gadis itu.
Skip
Kini Rasya sudah ada dimeja makan. Ya, gadis itu adalah Rasya. Rasya makan hanya diselimuti keheniangan dan dentingan sendok. Yap. Itulah aturan yang dibuat Samuel.
Kini Rasya dan samuel sudah selesai makan. Sampai Samuel membuka suara.
"Rasya, besok kita akan terbang ke Indonesia. Dan papa sudah mendaftarkan mu kesekolah papa yang ada disana" ucap Samuel dengan memandang Rasya penuh arti.
"Terserah. Rasya mah bisa apa kalo papa sudah bilang pindah. Meski Rasya menolak papa akan tetap bawa Rasya pindah kan." Ucap Rasya sambil memainkan handphone nya.
"Kalau bukan karna pekerjaan papa kita tidak akan seperti ini sya. Jadi papa mohon nanti di sekolah baru kamu jangan sampai membuat kekacauan" ucap Samuel.
"Yaa tergantung. Kalo Rasya kesepian, Rasya akan berulah" ucap Rasya Santai.
"Mulai besok kita akan menetap di Indonesia. Jadi kamu tidak perlu keluar masuk negara orang" ucap samuel.
"Itu lebih baik. Tapi Rasya minta agar tidak memberitahu kalo Rasya itu anak pemilik sekolah. Rasya hanya mau sekolah sama seperti yang lain." Ucap Rasya.
"Hfftt. Yaudah" finish Samuel yang kini mulai bangkit dari meja makan.
"Huuftt. Setidaknya gw netep di tanah kelahiran" gumam Rasya.
Skip
Kini Rasya berada di kamarnya. Dia bukan tipe cewek yang ribet. Hanya ditemani susu coklat dan handphone kesayangan nya saja sudah cukup. Rasya cewek yang tidak suka keramaian dan tidak suka yang ribet.
Meski ia mendapat julukan bad girl, namun ia tidak pernah mengajak teman untuk ikut nakal.
"Hfftt. Gini amat hidup gw. Gaada warna, monoton, ga punya alasan tersenyum, gaada alasan buat gw berubah, gaada yang bisa gw ajak berbagi cerita." Gumam Rasya di akhiri kekehan.
"Gw rindu lo Raf. Gw pengen gitu keluarga kita kaya dulu lagi. Kemana-mana berempat, kalian adalah alasan gw tertawa. Kini... hfftt. Papa yang gila kerja dan gw yang sendiri." Gumam Rasya sampil menatap foto keluarga di ponsel nya.
'Pengen jadi orang lain yang punya keluarga utuh dan bahagia. Yang selalu ada mama buat dengerin gw curhat. Selalu ada abang yang ngejaga gw. Hffttt. Miris' batin Rasya lalu menunjukkan senyum kikuk.
Sakit hatinya saat mengenang keluarga kecil nya dulu.
"Ren, gw rindu lo. Kpn lo kembali? Gw kangen" ucap Rasya lirih.
"Tau ah! Daripada gw sedih gajelas mending gw jalan-jalan" teriak Rasya lalu menyambar jaket dan kunci motornya.
Skip
Jika kalian berfikir Rasya akan menggunakan motor metic. Selamat kalian salah. Rasya adalah cewek pecinta motor besar. Dan kini ia sudah duduk manis dimotor sport hitam nya.
"Hm. Kemana ya? Ke supermarket aja deh"
Melajukan motor dengan kecepatan tinggi sudah menjadi kebiasaan Rasya.
Setelah sampai, Rasya memarkirkan motor di parkiran dan mulai memasuki supermarket. Rasya mulai membeli cemilan mulai dari makanan ringan sampai minuman bersoda.
Selesai berbelanja Rasya mulai menuju kasir untuk membayar dan segera keluar supermarket. Ia menyalakan motor nya dan meninggalkan arek supermaeket.
Di tengah perjalanan, Rasya melihat adegan keroyokan. Ia mulai penasaran sehingga ia menghampiri nya.
"Hey!" Pekik Rasya
Kegiatan anggota yang di ketahui adalah preman itu terhenti akibat teriakan Rasya.
"wow there are girls at this hour" ucap salah satu preman
"are you not ashamed to do a gang up?" Ucap Rasya.
"who are you to lecture us?" Tanya anggota preman yang lain.
"Me? I'm just a weak girl who is trying to help someone else" ucap Rasya dengan wajah santai.
"how about we negotiate?" Ucap preman itu sambil menaik turun kan alis nya.
"What do you mean?" Tanya Rasya waspada. Kini mata nya menuju sesosok pria sepantaran nya yang tengan kesakitan.
"I see your body is good. how about you serve us in bed?"
"Bangsat" Rasya mulai naik pitan
Bugh
Bugh
Bugh
Krek
Bugh
Krek
Krek
Krek
Bugh
Bugh
Krek
Rasya membabi buta sekelompok preman di depan nya. Selain menolong orang lain, ia juga tak trima harga dirinya direndahkan. Cowok yang di tolong pun melongo tak percaya.
Bayangkan, 5 orang preman melawan Rasya sendirian. Namun tak disangkah Rasya mampuh melumpuhkan sekelompok preman dengan mudah nya. Hingga mereka kabur dengan lari terbirit-birit.
"Thank you girl" ucap cowok yang di tolong nya.
"Menarik" gumam Rasya yang masih bisa di dengar cowok itu. Jadi cewek ini orang indo? Batin cowok itu.
"Want me to treat your wounds?" Tanya Rasya.
"No!" Tolak cowok itu.
Belum sempat Rasya membalas nya, cowok itu sudah pergi dari lokasi. "Cowok aneh. Dingin bat dah. Menarik, gw suka" ucap nya sampil melanjutkan perjalanan pulang.
Skip
Hufftt
Sudah berulang kali Rasya menghembuskan napas nya kasar.
Dia pengen bahagia tapi takdir berkata lain. Pengen jatuh cinta tapi ga mau cinta nya kandas seperti dulu.
Ditengah derasnya hujan, sepasang kekasih tengah bermain air hujan hingga...
"Sya..gw mau ngomong serius" ucap cowok yang kini memegang kedua telapak tangan Rasya.
"Ngomong aja"
"Kita udahan yaa" ucap cowok itu enteng.
Jdarr
Suara petir menggelegar. Sepertinya semesta tau bahwa kini hatinya sedang disambar petir.
"Maksud nya udahan apaan?" Tanya Rasya dengan nada tak enak di dengar.
"Ya kita putus"
Hiks hiks
Kini Rasya menghapus isak tangis nya
"Sya. Gw juga ga mau kita putus. Tapi ini demi kita berdua"
"Apa kamu udah nemuin pengganti ku? Sampai kamu putusin aku?" Lirih Rasya
"Nggk sayang. Aku putusin kamu karna aku gamau buat kamu nunggu. Kamu bisa cari pengganti aku kok. Tapi kalo belum aku boleh kan ada di hati kamu lagi?" Tanya cowok itu
"Nunggu? Kamu mau pergi kemana Ren? Kamu tega tinggalin aku?!" Teriak Rasya. Ya Reno adalah kekasih Rasya.
Bruk
Dengan sigap Reno memeluk erat tubuh Rasya. Rasya pun membalas pelukan itu tak kalah erat.
"Aku harus ikut bonyok ke Eropa sayang. Aku ga bisa nolak. Kalo aku nolak mereka ngancem aku gabisa ketemu kamu" jawab Reno. Kemudian melepas pelukan hangat di tengah dingin nya hujan
"Ok. Kamu masih ada dan selalu ada ruang di hati ku. Jika suatu saat aku masih sendiri dan kamu udah kembali, kamu boleh nempatin ruang itu lagi" jawab Rasya
"Makasih. Aku pamit" m