Jangan merubah diri mu demi cinta.
Karena orang yang kau cinta
Tidak akan merubah dirinya
Demi kamu...
Rasya Arzila.
***
Rasya kini sudah di atas motor kesayangannya. Dia sudah berada digaris start bersama sang lawan. Tak lama kemidian datang wanita seksi dengan pakaian kurang bahan membawa bendera. Ia berada di tengah antara Rasya dan R.
Satu
Dua
Mulai
Mereka melesat dengan kecepatan yang sama. Kedua nya seimbang meski kadang Rasya tertinggal. Namun dia masih bisa mengimbangi posisinya. Terlihat Pembalap R memacu motornya dengan kecepatan tinggi dan meninggalkan Rasya di belakan. Tapi Rasya tak ingin mengimbanginya, karena ia tahu apa yang harus dilakukan.
Beberapa meter di depan nya terdapat sebuah belokan tajam. Yang artinya pengendara harus menurunkan kecepatan nya agar bisa berbelok. Rasya tak menyia nyiakan kesempatan ini. Ia pacu gas dengan kecepatan tinggi sehingga bisa menyalip pengendara R tersebut.
Rasya menoleh ke belakang, terlihat lawan nya tertinggal lumayan jauh. Sampai di finish Rasya lah yang memenangkan balapan ini.
"Lo keren Sya" ujar Dave
"Selamat ya Sya. Kemampuan lo makin hebat" Rio memberikan air minum kepada Rasya.
"Thank's"
"Wah wah wah. Ternyata gw kalah dengan seorang cewek. Tapi gw ga bisa menyangkal, lo hebat" ucap pengendara berinisial R.
"Lo juga hebat" ucap Rasya sambil menutup botol minum nya.
***
Kini Rangga dkk sudah berada di sirkuit. Faris dan Dika sedang asik berceloteh. Hingga mereka berdua tidak menyadari bahwa Rangga sudah tidak berada ditempat.
"Eh kambing. Mana si Rangga?"
"Elo sih Dik, ngajak ngombrol mulu"
"Laa kok gw sih?"
"Yaudah serah lo. Mending kita cari tuh kambing" akhirnya mereka beranjak mencari kambing. Eh, Rangga msksudnya.
Di sisi lain Rangga sudah duduk dengan tenang menikmati balapan. Dia mengamati kedua pengendara yang sedang balapan. Ia menyimpulkan bahwa salah satu dari mereka adalah cewek. Sudah tetlihat jelas dari postur tubuhnya. Kefokusan Rangga hilang karena kedua teman semprul nya.
"Woi bro. Fokus amat liat nya" Dika membenarkan duduk nya berada di sebelah kanan Rangga disusul Faris di sebelah kiri Rangga.
"Yoi. Sampe ga kedip gitu matanya. Hahahaa"
"Eh diem deh ris, gw denger salah satu dari mereka itu cewek. Mungkin nih monyet naksir kali" ledek Dika
"Hahhaaa.. gw kira gay. Ternyata masih doyan cewek rupanya" timbrung Faris.
"Lo pikir gw cowok apaan? Homo gitu?"
"Maybe" kini Dika tak lagi menghukat Rangga. Dia lebih memilih fokus kepada balapan dari pada melanjutkan debat unfaedah.
Rangga terus memperhatikan jalanan. Sampai di belokan ia melongo. Bagaimana tidak, pengendara cewek yang di maksud Dika dan Faris berhasil menyalip lawan nya hingga memenangkan balapan dengan sempurna.
"Wih gila tuh cewek. Gw harus dapet tanda tangan nya" heboh Faris
"Lebay lo nyet. Pokok nya gw harus bisa foto sama tuh cewek"
"Lo juga nyet. Yaudah kita samperin bareng? Gimana?" Ujar Faris.
"Yok ngga" Rangga yang masih memperhatikan pengendara cewek itu pun tersadar dengan pertanyaan Dika. "Ya" Rangga bangkit dari duduk disusul kedua temannya.
Posisi Rangga kini sudah berada tak jauh dari pengendara cewek itu. Terlihat sang pengendara sedang mengobrol bersama lawan dan teman nya. Seakan lupa kalau mereka habis tanding. Mereka mengobrol layaknya teman dekat.
"Samperin ga?"
"Samperin lah Ris, lo bilang mau ketemu? Kok lo kek banci sih"
"Tapi liat noh. Mereka keknya lagi asik sendiri" ujar Faris menunjuk dengan dagunya.
"Lo berdua cemen. Gender aja cowok! Tapi sikap kek cewek" cibir Rangga
"Wait. Omongan lo pedes bat dah."
"Dasar cabe gopean" mereka berdua tertawa seakan akan Rangga tidak ada disana.
Disisi lain, Rasya sedang asik mengobrol pandangan nya mendapati Rangga dan kedua teman nya yang sedang mengobrol tidak jauh dari nya. Ia berniat menghampiri Rangga tapi tangan nya dicekal oleh sahabatnya.
"Mau kemana lo" tanya Rio baik baik dan mendapat jawaban yang baik pula. "Gw mau nyamperin my future" jawab Rasya dengan tersenyum geli.
"Mau gw temenin ga?" Goda Dave sambil mengedipkan matanya.
"Tidak, terima kasih" tolak Rasya. "Huaa hahahaa. Tu muka biasa aja Dave. Kelamaan jomblo sih" ledek Rio. Rasya sudah tidak bersama sang lawan dan kedua sahabat nya.
Awalnya Rangga tidak menyadari kehadiran Rasya. Akhirnya Rasya menyapa mereka bertiga. Terlihat dari wajah mereka menandakan mereka sedang tetkejut. Bagaimana tidak? Jarang ada cewek ditempat seperti ini.
"Eh Sya, ngapain di sini? Lalu lo sama siapa?" Tanya Dika sambil memperhatikan Rasya intens.
"Gw disini ikut balapan ditemenin sahabat gw."
"Yang bener lo? Lo pembalap yang ngalahin si R itu?" Mata Faris dengan mata berbinar dan Rasya pun mengangguk.
Rasya memperhatikan Rangga dengan wajah sulit diartikan. Sampai Rasya memulai untuk menyapa duluan. "Hay Rangga" sapa Rasya dengan senyum tulus.
Rangga sama sekali tak menjawab. Dia tak tau harus berekpresi seperti apa. "Rangga kalo di sapa di balas dong" tegur Rasya.
"Penting ya?" Hanya wajah datar yang ditampilkan cowok itu membuat Rasya mendengus kesal. "Penting lah. Gw kan suka sama lo" jawab Rasya enteng.
Rangga tak tau menjawab apa. Dia bingung dengan ucapan cewek itu. "Oh ya ngga? Karena gw suka sama lo, gw mau berjuang buat dapetin lo"
Rangga terkejut dengan penuturan gadis di depannya. Sedangkan kedua sahabatnya sedang berbisik bisik. "Cieee Rangga ada yang mau memperjuangin hati nya"
"Huaaa bentar lagi lo ga jomblo lagi dong? Lo bakal jarang kumpul sama kita kita" ucap Faris mendramatis.
"Lebay bambang" Dika menjitak kepala Faris.
"Gw ga bakal jadian sama cewek jadi jadian" meski terdengar menusuk, tapi ia belum memulai toh.
"Gw bakal tetep perjuangin lo" kini senyum mantab tetlihat di wajahnya. "Sampai kapan" senyum meremehkan muncul di wajah Rangga.
"Sampai gw udah nyerah buat dapetin lu"
"Gw bakal bikin lo nyerah" terdengan seperti sebuah tantangan bagi Rasya. "Ok. Kita buktikan"
Di sisi lain, seseorang tengah memperhatikan Rasya merasa tergores hatinya. Di saat saat seperti ini dia tidak bisa mencegah itu terjadi. Dia hanya mendoakan kebahagiaan Rasya bersama siapapun yang telah ia pilih. Namun jika ada orang yang membuatnya sakit, maka ia akan datang kembali.
"Nape lo bro? Bengong bae" R kaget karena suara Dave.
"Eh? Enggak kok"
"Yaudah. Kita pulang dulu"
"Yoi"
"Eh bentar. Kita samperin Rasya dulu. Perginya bareng, masa dia pulang sendiri"
"Yok lah dave"
***