Chereads / imperial on the ocean ice / Chapter 39 - chapter 39 - F-2031

Chapter 39 - chapter 39 - F-2031

Lapangan gedung F terlihat sangat luas dan terbuat dari Es yang licin. Bersama dengan anak-anak lain Yu Shi berlari mengikuti rute yang telah di tentukan sejauh 20 kilometer.

"tubuhku sudah mulai kelelahan, padahal dalam kondisi normal tubuhku yang dulu bisa berlari hingga 100 kilometer. Arima jarang latihan fisik karena itu aku harus melatih tubuh ini agar bisa bertahan hidup! " pikir Yu Shi sambil terus berlari.

Anak-anak yang berlari bersamanya sudah banyak yang terpeleset, terjatuh dan ada yang tumbang karena kelelahan. Kini tinggal Yu Shi yang masih bertahan barsama 10 anak lainnya. Suara nafas mereka sudah tersengal-sengal dan langkah kaki mereka terlihat lebih lambat dari sebelumnya. Mereka semua nemaksakan diri untuk melewati garis finish. Satu persatu 5 dari merekapun ikut tumbang kini tinggal 6 lainnya. Yu Shi masih berlari dan berhasil melewati garis finish bersama dengan 5 anak lainnya, seperti sedang memenangkan perlombaan wajahnya nampak bahagia dan lega.

".....?" Dalam kelegaannya ia tiba-tiba mulai cemas karena teringat dengan nasib anak-anak yang di biarkan mati saat dalam perjalanan.

Kemudian dia melihat beberapa Ninja membawa tubuh anak-anak yang pingsan dan tumbang kedalam gedung F. Ternyata berbeda dengan sebelumnya, anak-anak yang tumbang dalam latihan tidak di biarkan mati begitu saja melainkan di bawa kedalam pos kesehatan.

Yu Shi berjalan mendekat kearah Ninja yang bertugas sebagai pengawas, kemudian dia melihat kode F-901 di topeng kain hitamnya dan bertanya. "tuan F-901, kenapa kalian kemarin membiarkan banyak anak mati dalam perjalanan menuju kemari? "

F-901 menarik nafas kemudian menjawab seadanya. "karena mereka terlalu lemah. "

"...." mendengar jawaban yang singkat dan padat itu Yu Shi menyadari sesuatu yang membuatnya sedih. "sepertinya mereka berpikir bahwa anak yang memiliki kondisi lemah tidak akan mampu menahan kerasnya kehidupan militer. Karena itu mereka tidak mau repot-repot melatih mereka dan membiarkan mereka mati."

"bersiaplah, beberapa menit lagi latihan tahap 2 akan segera di mulai. " F-901 memberitahukan.

"anak-anak yang tumbang masih berada di ruang kesehatan, tidak mungkin mereka di paksa untuk latihan lagi. "

"tahap ke 2 bukan untuk mereka tapi untuk kalian ber-enam."

"Huh? "

Satu jam kemudian F-901 menyuruh Yu Shi dan 5 anak lainnya melanjutkan latihan dengan berendam di dalam kolam Air Es yang dingin selama 2 jam hanya berlindungkan celana pendek.

Tepat saat kaki mereka menyentuh Air sensasi dingin menusuk tulang seakan merayap keseluruh bagian tubuh. Ketika tubuh mereka sepenuhnya masuk kedalam Air Es, tubuh mereka menggigil kedinginan dan beberapa saat kemudian seakan mati rasa. Setelah 30 menit Kulit mereka terlihat sangat pucat dan bibir mereka sekilas terlihat membiru. Helaian rambut mereka yang sempat basah terendam Air Es nampak kristal-kristal Es menghiasi rambut mereka. Bahkan bulu mata dan alis mereka tpak putih karena tertutup kristal Es.

Tiga anak mulai terlihat ngantuk dan menutup mata, tapi Yu Shi bergerak dalam Air Es membangunkannya. "Hei, namamu siapa? "

".....kenapa kamu bertanya? " jawab anak itu dengan mata terpejam.

"dalam kondisi seperti ini kita tidak boleh tertidur." Yu Shi menjelaskan.

mata anak masih terlihat berat untuk terbuka kemudian dia menjawab. " ....F-5595 kelompok Capung. "

"ke,kenapa kami tidak boleh tidur saat... da,dalam dingin?... " anak lain menyela dengan bertanya dan terbatah-batah karena kedinginan.

"jika kalian tidur, aku takut kalian akan mati saat tidur. Karena itu kita harus tetap terjaga. "jawab Yu Shi. Kemudian untuk menjaga kesadaran mereka ia mencoba untuk berbincang dan bertanya. "aku F-2031 kelompok semut. Kalau boleh tahu siapa nama kalian? "

"....sayang sekali di sini kita tidak boleh menyebutkan nama asli kita. " sela anak bernomer F-5595 dengan suata yang menggigil.

"aku F-3669 kelompok Lebah. "

"aku F-1412 kelompok Kupu-kupu."

"F-2098 kelompok Semut. "

"F-8662 kelompok... " amak itu sepertinya ragu.

"kamu dari kelompok apa?" tanya F-1412.

"....kelompok Kecoa..." jawab F-8662.

Mendengar itu seketika mereka tertawa.

"wkwkwkwk apa tidak ada serangga lain yang pantas jadi nama kelompok sampai-sampai harus menggunakan nama Kecoa Hahahaha! "

F-8662 terlihat marah sekaligus malu melihat anak-anak lain menertawakan nama kelompoknya. Tapi karena itu, mereka ber-enam bisa membuka obrolan dengan lebih santai dan ceria.

F-901 yang bertugas megawasi mereka hanya diam tak berkomentar melihat ke-enam anak kecil asyik bersenda gurau di dalam kolam Air Es dengan berlarian, berenang, melompat dan saling melempar Air Es. Tak terasa 2 jam telah berlalu, mereka keluar dari dalam kolam dengan ceria meski masih terlihat kedinginan.

Segera mereka berlari kearah sebuah tenda tak jauh dari kolam Air Es, tenda itu adalah tempat peristirahatan sementara yang terlihat sangat hangat dengan alas bulu tebal, bantal, makanan, tumpukan mantel bahkan tungku Api untuk menghangatkan diri.

"istirahatlah kaluan, 2 jam lagi latihan ke-tiga akan dimulai. " F-901 memberitahukan.

"?!......" suara tawa ke-enam anak itu seketika terhenti.

"hah... padahal aku sudah membayangkan bisa tidur di selimut berbuluku yang hangat. " F-1412 mendesah sambil berjalan menuju tempat peristirahatan sementara yang beralaskan bulu tebal. Kemudian dia meraih mantel kulit berbulu dari tumpukan mantel dan mengenakannya. "...aku akan tidur siang disini, kalau waktunya tiba bangunkan aku. "

Mereka ber-enam mencoba menikmati waktu yang singkat ini dalam tenda tempat peristirahatan sementara itu dan menghangatkan diri.

...............¤¤¤¤¤...............

Haise duduk dalam sebuah kamar tamu yang terbuat dari ukiran kayu jati kokoh dan kayu cendana yang memberi aroma wangi pada ruang yang begitu luas dan indah. Haise di sambut dan dilayani beberapa Dayang dan Kasim layaknya seorang pangeran di Istana Kekaisaran Samaratungga.

Tatapan mata Haise terlihat kosong, ia tidak memperdulikan apapun kegiatan orang-orang yang bertugas untuk melayaninya. Dalam lamunannya kemudian ia berpikir. "Pangeran Arima... Apakah Pangeran Arima memang benar adalah calon Lich ke 11?, aku masih belum bisa percaya. Jika itu benar, dia tidak boleh mati untuk mencegahnya berubah menjadi Lich yang sesungguhnya. Masalahnya saat ini tidak ada yang tahu sekarang dia berada dimana, tapi aku yakin dia masih hidup karena Penyihir Wanita buruk rupa mengatakan dia 'calon Lich ke 11'itu artinya saat ini dia masih menjadi manusia."

Haise meremas dada kirinya yang terdapat simbol penyihir dan meremasnya dengan kesal.

Sebuah langkah cepat berjalan menuju kamar tamu. Terdengar pintu masuk dibuka dengan suara cukup keras yang membuat Haise terkejut dari lamunannya. Mata Haise melebar melihat sosok yang keluar dari balik pintu.

"Ayah.... "

itu adalah sosok Raja Zuhhud yang dengan berjalan tegas kearah Haise dan tanpa basa-basi menjewer telinganya.

"aww...aww.... " telinga Haise memerah dan ada sensasi panas saat ia merasakan sakit di telinganya. "maafkan aku Ayah."

Mendengar kata itu, Raja Zuhhud melepaskan jari-jarinya dari telinga Haise yang sudah memerah.

"ini sudah lebih dari sebulan kamu menghilang, apa maksudmu tidak segera pulang? "

"aku mengalami cidera yang serius dan pingsan dalam waktu yang sangat lama karena itu aku tidak bisa langsung pulang. "

Mendengar penjelasan dari Haise barusan Raja Zuhhud segera akan membuka baju Haise untuk mengecek apakah terdapat luka di tubuhnya. Tapi tiba-tiba dengan cepat kedua tangan Haise menghentikannya dengan ekspresi yang terlihat cemas.

"....ada apa, katamu kamu mengalami cidera, Ayah mau melihatnya. "

"tidak, Ayah tidak perlu melihatnya karena cideraku sudah sembuh."

"Ayah mau melihatnya. " ucap Raja Zuhhud dengan tegas.

"bagaimana ini jika Ayah melihat Sombol Penyihir di dadaku?!... Aku bisa mati! " pikir Haise yang cemas, kemudian dia mencoba menenangkan hatinya yang berdebar cepat sambil berbohong. "...Ayah, sebetulnya aku bermain-main dan berpetualang di luar istana hingga lupa waktu. "

Raja Zuhhud mempercayai yang dikatakan Putranya dan keinginannya untuk melihat cidera Haise kini sirna. Dengan menarik nafas panjang ia bertanya. "Kaisar Baykyu telah mengirim ratusan ribu mata-mata keberbagai pelosok kerajaan dan kekaisaran. Bagaimana caramu bisa lolos dari mata mereka? "

"aku sangat pintar, tentu aku akan menghindari keramaian. " hati Haise merasakan kelegaan karena Ayahnya mempercayai kebohongannya.

mendengar itu, bibir Raja Zuhhud tersenyum miring. "kamu anak bodoh, kamu selalu melakukan apapun yang kamu mau. Lain kali kamu harus memberitahu Ayah jika ingin berpetualang agar Ayah tidak khawatir lagi. "

Haise menggangguk cepat.