Klo baca wajib kasih voteπππππ
********************************
Pangeran Zassy yang berada didalam tubuh Pangeran Arima terbangun dengan mata yang basah karena airmatanya. Dia melihat seorang gadis berumur 8 tahun menggunakan baju kumal seperti gembel duduk disamping dia berbaring.
"siapa kamu? " tanya Pangeran Arima dengan suara datar.
"namaku Kay Ri, siapa namamu? " jawab kay Ri dengan menyodorkan tangan kanannya kedepan untuk berjabat tangan.
"....." Pangeran Arima hanya diam tak menyambut tangan Kay Ri yang masih menggantung menunggu untuk berjabat tangan. "gadis ini memiliki nama khas orang-orang dari Kekaisaran Yunnju. "
"......" Wajah Kay Ri langsung cemberut atas sikap Pangeran Arima yang dingin dan angkuh, Kemudian dia menyimpan tangan kanannya kembali.
"dimana aku sekarang?" tanya Pangeran Arima.
"......" Kay Ri hanya diam cemberut.
"jawab aku. " perintah Pamgeran Arima pada Kay Ri.
"kamu tidak menjawab pertanyaanku kenapa aku harus menjawab pertanyaanmu? " jawab Kay Ri dengan bibir yang manyun karena kesal.
"......" Pangeran Arima hanya diam memandang gadis kecil di depannya yang bersikap kekanak-kanakan. Kemudian dia beranjak turun dari tempatnya berbaring dengan menahan rasa sakit ditubuhnya.
Melihat itu, wajah Kay Ri terlihat khawatir tapi dia diam ditempatnya dan membiarkan Pangeran Arima melakukan apa yang di inginkannya.
Kedua kaki Pangeran Arima menapak dilantai yang berupa tanah, dengan menguatkan diri dia mencoba untuk berjalan. Setelah beberapa langkah tubuhnyapun terjatuh karena tak mampu menahan sakit ditubuhnya.
Melihat itu seketika wajah Kay Ri nampak semakin cemas melihat anak seumurannya yang kini tersungkur tak berdaya tapi dia tetap menahan diri untuk menolongnya.
Pangeran Arima yang menahan rasa sakit berusaha berdiri kembali tapi lagi-lagi dia tersungkur kembali.
"kamu butuh bantuanku atau tidak? " Pangeran Arima mendengar dari belakang suara Kay Ri yang menawarkan bantuannya.
"......." Pangeran Arima hanya diam tak menjawab dan tetap berusaha berdiri sendiri dengan kedua kakinya. Setelah nencoba kembali, dia berhasil melangkah keluar dari rumah yang terbuat dari jerami dan bambu itu. Tapi beberapa langkah kemudian lagi-lagi dia ambruk hingga seluruh lukanya terasa semakin sakit. Wajahnya mulai nampak putus asa, matanya mulai merah dan berkaca-kaca seakan sedang menahan airmata yang mau menetes.
Kay Ri menarik nafas panjang dan mengeluarkannya, kemudian dia berdiri dan berjalan kearah anak angkuh yang dari tadi masih keras kepala padahal tidak mampu berdiri dengan kedua kakinya sendiri. Tanpa basa-basi Kay Ri mengangkat tubuh anak angkuh itu untuk masuk kembali kedalam rumah dan membantunya duduk di ranjang yang terbuat dari bambu.
"tidak apa-apa jika kamu tidak ingin memberitahu namamu, tapi kamu tidak perlu memaksakan diri untuk tidak menerima bantuan dariku. " Kay Ri menjelaskan dengan lugas.
"......" Pangeran Arima menatap kedua mata Kay Ri sambil mendengarkan setiap kata-katanya.
Kruccck... Kruccck
Kay Ri tersenyum mendengarkan Suara perut dari anak angkuh di sampingnya.
Wajah Pangeran Arima seketika memerah seperti tomat karena malu.
"tunggu aku sebentar, aku akan membuatkanmu bubur. " ucap Kay Ri dengan wajah yang masih menunjukkan senyum yang segar.
Mata Pangeran Arima tak berkedip saat melihat keindahan dari senyuman manis dan segar di hadapannya.
Kay Ri pergi kemeja dapur yang menjadi satu ruangan dengan kamar tidur. Disana Pangeran Arima bisa melihat saat Kay Ri yang merupakan anak berumur 8 tahun dengan sangat terampil membuat masakan di depannya.
"apakah kamu tinggal sendirian disini? " tanya Pangeran Arima pada Kay Ri yang masih sibuk memasak.
"........" Kay Ri hanya diam dan membalas pertanyaan anak angkuh didepannya hanya dengan senyuman.
"......." Entah mengapa saat Pangeran Arima melihat senyuman Kay Ri, seakan beban di hatinya sedikit terangkat meskipun dia tidak mendapatkan jawaban yang ditanyakan.
Selesai masak, Kay Ri membawa mangkuk berisi bubur itu kearah Pangeran Arima dan akan menyuapinya.
"tunggu. " pangeran Arima menghentika sendokan bubur di tangan Kay Ri tepat di depan mulutnya.
"...?"
"aku bisa melakukannya sendiri. " ucap Pangeran Arima.
Tanpa basa-basi Kay Ri memberikan mangkuk berisi bubur beserta sendoknya pada anak angkuh yang merasa bisa melakukan segalanya sendiri.
Saat mangkuk dan sendok sudah berada ditangannya, dia berusaha mengangkat sendok berisi bubur untuk dimasukkan kedalam mulutnya tiba-tiba tangannya mulai gemetar karena cideranya terasa semakin sakit
Setiap kali dia mengangkat tangannya sedikit lebih tinggi. Tapi dia masih berusaha mengangkat sendok tersebut dan akhirnya jatuh.
Kay Ri hanya melihat itu dengan tatapan dingin pada anak angkuh yang merasa bisa melakukan segalanya.
Melihat tatapan dingin Kay Ri, wajah Pangeran Arima pucat karena merasa harga dirinya jatuh di depan mata gadis lusuh seperti gembel di depannya. Karena dalam hidupnya selama dia masih menjadi Pangeran Zassy hingga sekarang, ini adalah pertamakalinya dia merasa harga dirinya jatuh. "selama ini semua orang selalu menghormatiku, tidak pernah ada satupun dari mereka yang memandang rendah padaku. Bahkan para pejabat tinggi Kekaisaran selalu memandang tinggi padaku. Tapi kenapa, gadis gembel ini membuatku merasa seperti sedang direndahkan? "
Kay Ri memungut Sendok yang sudah terjatuh kelantai tanah dan mengelapnya menggunakan bagian sudut bajunya. Kemudian dia mengambil mangkok berisi bubur di atas pangkuan anak angkuh di depannya dan menyuapkan bubur tersebut.
"tunggu. " untuk kali kedua Pangeran Arima menghentikan suapan sendok tepat di depan mulutnya.
"ada apa lagi? " tanya Kay Ri dengan suara sedikit kesal.
"sendok itu barusan jatuh ketanah bahkan kamu mengelapnya dengan baju kotormu, itu sudah tidak steril." Pangeran Arima menerangkan dengan kedua alis yang bertemu di tengah.
Kay Ri menarik nafas panjang dan menghembuskannya, tanpa basa-basi bubur dimangkok itu dia makan sendiri.
"?!" melihat itu Pangeran Arima sedikit terkejut sekaligus menahan rasa lapar di perutnya dan menelan ludah yang terasa kering di tenggorokannya saat Kay Ri melahap bubur didepannya.
Kay Ri menyadari anak angkuh di depannya memandangnya seperti sedang kelaparan. "hey, kenapa kamu melihatku seperti itu?"
"......" Pangeran Arima diam dan menelan ludah pahit yang sudah mengering seperti orang yang kelaparan.
"jika kamu tidak mau memakan makanan yang kotor, kamu tidak perlu memakannya. Biar aku saja. " ucap Kay Ri dengan santai.
"tidak. "
"apa? " tanya Kay Ri yang tidak mengerti apa yang dia maksud dengan dia mengatakan kata tidak.
"tidak apa-apa aku bisa memakannya." jawab Pangeran Arima sambil mengambil kembali mangkuk berisi bubur di tangan Kay Ri. Kemudian melahapnya dengan cepat seperti kelaparan.
Melihat cara makan anak angkuh yang kini seperti kehilangan keangkuhannya, Kay Ri tersenyum lega dan terus mengamatinya hingga dia menghabiskan makanannya.
Menyadari Kay Ri yang terus tersenyum memandangnya, Pangeran Arima bertanya. "kenapa kamu dari tadi terus tersenyum memandangku? "
"aku baru menyadari bahwa kamu terlihat sangat tampan saat kamu tidak bersikap angkuh. " jawab Kay Ri dengan senyuman yang merekah seperti merekahnya mawar putih di pagi hari yang segar.
Mendengar Kay Ri memujinya tampan dan tersenyum padanya, seketika wajah Pangeran Arima memerah semerah tomat.
"kamu sudah pingsan selama 4 hari, bukan hal yang aneh jika kamu kelaparan saat bangun...." Kay Ri diam sejenak, kemudian dia melanjutkan perkataannya dengan bertanya. "....untuk kedua kalinya aku akan bertanya. Bolehkah aku tahu siapa namamu? " tanya Kay Ri dengan senyuman yang masih tergambar di wajah muda dan segarnya.
"....." Pangeran Arima terdiam, kemudian menjawab. "....Yu Shi, namaku Yu Shi." pangeran Arima menggunakan nama palsu seperti nama khas orang-orang dari Kekaisaran Yunnju.
Kay Ri mengangkat tangannya untuk berjabat tangan. "Yu Shi, senang bertemu denganmu."
Kemudian tangan Pangeran Arima terangkat dan menyabut tangan Kay Ri untuk berjabat tangan dengan merahasiakan nama aslinya dan menggunakan nama baru yaitu Yu Shi. "senang bertemu denganmu Kay Ri. "
Mereka berjabat tangan cukup lama dengan saling pandang dan saling menunjukkan senyuman di wajah mereka yang memerah.
..................€€€€...............
(di Aula Istana Kekaisaran Samaratungga)
Kaisar Baykyu menurunkan titah untuk mencari kedua putranya di seluruh kekaisaran dan kerajaan. Dalam hitungan jam informasi hilangnya kedua pangeran sudah mencapai 5 Kekaisaran besar beserta seluruh kerajaan dibawah pemerintahan mereka. Tapi sudah 4 hari berlalu, kedua pangeran masih belum juga di temukan.