Chereads / imperial on the ocean ice / Chapter 19 - chapter 19 - lubang pohon tua

Chapter 19 - chapter 19 - lubang pohon tua

(Di kekaisaran Yunnju)

Putra Mahkota Xiao Han mendapatkan kabar dari mata-matanya yang bertugas di kekaisaran Samaratungga. Setelah mendapatkan informasi, kedua mata Putra Mahkota Xiao Han seperti kehilangan cahayanya. "jadi, Kekaisaran Samaratungga akhirnya memutuskan bertentangan denganku... "

.........¤¤¤¤¤¤.........

(Di kota Rukuns wilayah Kekaisaran Yunnju)

Kekaisaran Samaratungga masih mencari keberadaan kedua Pangeran secara intensif hingga kedaerah-daerah kecil yang berada dalam kekuasaan Kekaisaran Yunnju. Para mata-mata Kekaisaran Samaratungga yang bertugas mencari kedua Pangeran tidak bisa membocorkan hilangnya kedua Pangeran ataupun memajang sketsa wajah kedua Pangeran karena akan berdampak pada kestabilan negara. Mereka hanya bisa mencari informasi secara diam-diam dan mengamati satu persatu setiap orang yang diduga adalah kedua Pangeran.

Beberapa orang pembantu laki-laki sedang duduk dibawah pohon setelah selesai bekerja. Kemudian mereka membuka bungkusan daun yang berisi beberapa kepal nasi dan mereka memakannya satu-satu.

"beberapa hari ini dikota banyak orang asing yang lalu lalang dengan mata yang seperti mengawasi, apa kalian tidak merasa begitu? " tanya pemuda kurus yang masih menggenggam kepalan nasi ditangannya.

"iya, aku juga merasa seperti itu. Jika aku lihat, sepertinya mereka berasal dari Kekaisaran Samaratungga. " jawab pemuda tampan yang memiliki codet di wajahnya.

"kenapa kamu berpikir mereka dari Samaratungga? " tanya pria kekar yang sudah melahap separuh nasi kepal di tangannya.

"meskipun tubuh mereka tidak semua terlihat besar, tapi dari gerakan tubuh mereka yang stabil dan terlatih sudah jelas mereka dari militer. " jawab pemuda tampan bercodet.

"meskipun mereka terlatih, kenapa kamu yakin kalau mereka berasal dari Samaratungga? " tanya pemuda kurus.

"karena aku bisa merasakan tekanan energi yang terasa hangat keluar dari tubuh mereka, yang mengindikasikan bahwa mereka memiliki elemen Api. " jawab pemuda tampan bercodet.

"setahuku hanya orang yang bisa menguasai elemen yang bisa mengetahui elemen dari orang lain. Apakah kamu juga bisa menggunakan elemen? " tanya Pria berkumis.

"iya aku bisa. " jawab pemuda tampan bercodet dengan bangga.

"WoW... Hebat!, kamu punya elemen apa? " pria kekar tampak kagum pada pemuda tampan bercodet.

"aku ya, tentu aku memiliki elemen Anginlah. Secara kita sebetulnya adalah masyarakat dari Kekaisaran Agin yang kini sudah hancur. " jawab pemuda tampan bercodet.

"kamu memiliki kemampuan, tapi kenapa kamu tidak bergabung saja menjadi tentara Kekaisaran Yunnju dan malah menjadi pembantu di sini? " tanya pemuda kurus.

"jika aku masuk dalam militer, bisa-bisa aku dipaksa untuk tinggal diwilayah Kekaisaran Yunnju yang gersang. Kamu tahu sendiri, Kekaisaran Yunnju terkenal dengan nama Kekaisaran yang terkutuk karena banya daerahnya yang gersang dan tidak dapat di tinggali. Dan saat ini kita beruntung karena bisa tinggal di salah satu dari 7 wilayah subur yang di hadiahkan Kekaisaran Angin pada Kekaisaran Yunnju. Jika di lihat dari peta, kota Rukuns yang kita tinggali ini samasekali tidak menjadi satu dengan Kekaisaran Yunnju. Hanya saja ikut pemerintahan Kekaisaran Yunnju. " jawab pemuda tampan bercodet setelah selesai mengunyah nasi di mulutnya.

"aku sependapat denganmu, Kay Lee. " sahut pemuda kurus.

"betul juga, meski punya jabatan dan uang banyak, tapi harus tinggal di tempat yang gersang dan mencari makan saja susah, lebih baik mencari pekerjaan disini dan hidup tenang kenyang dengan perut kenyang. " sahut pria kekar.

"..... Aku ingin mencari uang yang banyak dan membahagiakan adikku (Kay Ri) di desa. " pikir Pemuda tampan bercodet yang bernama Kay Lee.

.........¤¤¤¤¤¤.........

Kay Ri terbangun, dia melihat sekelilingnya dan mendapati bahwa saat ini dia berada didalam rumahnya. Kemudian matanya melebar saat melihat warna putih dari Aura yang sekilas mirip cahaya memasuki pintu rumahnya. Itu adalah Yu Shi yang bergerak masuk dengan tubuh yang terus menerus memancarkan Aura berwarna putih dari dalam tubuhnya. Beberapa Hewan Gaib Liar masih mengikuti kemanapun Yu Shi bergerak dan beberapa dari mereka bertengger di tubuhnya. Yu Shi yang terlihat tenang nampak tidak terganggu oleh kehadiran mereka dan di tangannya, dia sedang membawa baskom berisi air hangat dengan uap yang masih mengepul.

Melihat Kay Ri yang sudah siuman, Yu Shi tersenyum kearahnya dan berkata. "syukurlah akhirnya kamu sudah siuman. "

"...." Kay Ri hanya terdiam tertegun melihat perwujudan Yu Shi yang seperti bercahaya di matanya.

Melihat ekspresi Kay Ri yang tertegun, Yu Shi bertanya. "ada apa... Apakah ada yang salah? "

Kay Ri menelan ludah, kemudian menjawab dengan pertanyaan. ".... Yu Shi kenapa tubuhmu memancarkan Aura putih terus menerus? "

"Huh?... Aura putih?... " Yu Shi mengamati tubuhnya dan melihat dengan seksama. Tapi dia tidak melihat apapun yang aneh dan juga tidak melihat Aura putih yang dikatakan Kay Ri.

Melihat Yu Shi yang seperti kebingungan, Kay Ri menjelaskan kembali. "aku melihat tubuhmu mengeluarkan Aura Putih. "

"hmmm.... Tapi aku samasekali tidak melihat Aura putih dari tubuhku. " jawab Yu Shi karena tidak mengerti apa yang dimaksud Kay Ri.

"Yu Shi... Apa kamu tidak bisa menggunakan elemen? "

"tentu saja aku bis,.... " ucapannya seketika terhenti saat dia menyadari bahwa kini dia berada di dalam tubuh adiknya yang tidak bisa menggunakan elemen. Sambil menelan ludah, dia kemudian menjawab. "....tentu saja aku tidak bisa... "

"pantas saja kamu tidak bisa melihat Aura yang terus menerus terpancar dari dalam tubuhmu. Karena kata kakakku, hanya orang yang memiliki elemen yang bisa melihat Aura dan juga bisa merasakan pancaran elemen dari tubuh orang lain."

"apakah itu artinya kamu bisa menggunakan elemen? " tanya Yu Shi.

".... Kakakku mengajariku, tapi aku masih level 2 elemen Angin."

"untuk seusiamu sudah menguasai level 2, itu artinya kamu sangat berbakat. Jika terus kamu kembangkan, kamu bisa masuk dalam jajaran militer khusus dibawah komando Jenderal Guo Jin."

".....Jenderal Guo Jin itu siapa? "

"dia adalah Jenderal di Kekaisaran Samaratungga. "

"apa kamu lupa kalau aku adalah masyarakat Kekaisaran Yunnju? "

".....ibuku juga berasal dari Kekaisaran Yunnju, tapi dia pernah menjadi prajurit di Kekaisaran Samaratungga. "

"aku tidak suka peperangan, aku lebih suka hidup dengan tenang di sini.... " kemudian dia terhenti sejenak dan beralih berkata. "....oh iya, tubuhmu terus menerus memancarkan Aura, jika ada orang lain yang memiliki elemen melihatnya itu akan menjadi masalah. "

"..... Kamu benar juga."

"apakah kamu punya ide untuk menekan Auramu? "

Yu Shi mengangguk, karena dia pernah mendapat latihan pengendalian elemen di Kekaisaran Samaratungga. Dia masih mengingat dengan jelas cara untuk menekan dan menyembunyikan Aura yang biasa di gunakan mata-mata Samaratungga untuk menyembunyikan identitas mereka yang merupakan pengguna elemen Api.

.........¤¤¤¤¤¤.........

(rumah di dalam pohon besar)

Mata Haise terasa begitu berat, pandangannya tidak begitu jelas dan kabur, dia merasa berada dalam sebuah ruangan gelap dengan sedikit penerangan lilin yang remang-remang. Bagian tubuhnya yang terluka masih terasa sangat sakit dan seluruh tubuhnya terasa lemas tak mampu bergerak. Meskipun tubuhnya tidak berdaya, dia mencoba menggerakkan kaki dan tangannya yang lemas. Saat kedua tangan dan kakinya sedikit bergerak, pada saat yang sama dia mendengar suara besi rantai yang membelenggu kedua tangan dan kakinya. "siapa yang merantaiku?!... Dan sudah berapa lama aku disini?"

Beberapa saat kemudian dia merasakan hawa yang sangat dingin berhembus pelan bersamaan dengan sosok hitam yang bergerak tak jauh darinya. Sosok hitam itu memancarkan hawa dingin yang aneh, seperti dingin dan gelapnya palung laut. Dalam gelapnya ruangan, Haise melihat sosok hitam itu berdiri di antara cahaya lilin-lilin yang terlihat remang-remang. Sosok itu seperti sedang memasak sesuatu dan sesekali mengucapkan mantra-mantra yang samar terdengar. Dalam pikirannya yang belum sepenuhnya sadar, dia berpikir. "siapakah itu? "

Sosok hitam itu bergerak pelan bersamaan dengan hawa dingin yang serasa menembus tulang kearah Haise. Haise yang belum sepenuhnya sadar, hanya melihat samar sosok hitam yang kini berada di depannya membelakangi cahaya lilin yang remang-remang sehingga wajah sosok sama sekali tidak terlihat. Kemudian sosok hitam itu memberikannya minuman yang terasa sangat pahit dan berlendir, seketika mulutnyapun tertutup dan menolak ramuan itu. Tiba-tiba tangan yang terasa dingin seperti dinginnya mayat, memaksa mulutnya untuk terbuka dan memasukkan cairan pahit dan berlendir itu kemulutnya. Tubuh Haise yang lemas mencoba meronta tapi dia tidak berdaya dan cairan menjijikan itupun masuk kedalam tenggorokannya. Setelah menenggak cairan menjijikkan itu, entah mengapa dia tidak merasa mual, seakan tubuhnya sudah terbiasa dengan cairan itu. "apa yang terjadi padaku?! "

"...siapa kamu?..." tanya Haise dengan suara lemah.

"..." Sosok hitam itu hanya diam tak menjawab.

Beberapa saat kemudian, mata Haise terasa berat dan kesadarannyapun menghilang