Mata Haise tiba-tiba terbuka lebar seakan baru terbangun dari mimpi buruk, jantungnya berdetak dengan cepat dan keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya. Pikiran Haise masih belum sepenuhnya sadar, dalam benaknya seakan dia selama ini telah mengalami mimpi buruk yang panjang. "mimpi buruk, kenapa mimpi-mimpi buruk itu seakan berkelanjutan."
Nafasnya masih terasa berat, matanya terpejam, saat tangan kanannya ingin menjadi nyibakkan rambut yang menghalangi matanya, tapi terasa ada sesuatu yang menahan tangannya, seketika matanya tertuju pada pergelangan tangannya. Matanya melebar saat melihat sebuah belenggu besi merantai tangannya, kemudian dia menyadari bahwa apa yang dia kira adalah mimpi buruk adalah ketika nyataan pahit.
"j, jadi ini bukanlah mimpi...." pikirnya dalam keputus asaan.
Perlahan detak jantungnya kembali normal dan pikirannya mencoba mengingat apa yang telah terjadi padanya."sebetulnya apa yang telah terjadi padaku, kenapa aku berada terbelenggu di tempat semacam ini?... Dan... Apakah semua mimpi mengerikan yang aku ingat itu benar-benar terjadi padaku?...." memikirkan itu.
Bulu kuduk Haise seketika berdiri dan panik. "LEPASKAN AKU!! LEPASKAN AKU!!.... SIAPA SAJA YANG BISA MENDENGARKU CEPAT LEPASKAN AKU!!!...."
Haise terus menerus berteriak tapi tidak ada siapapun yang meresponnya.
Beberapa jam kemudian, dia mulai lelah untuk berteriak ataupun memanggil seseorang yang mungkin akan mendengarnya. Dalam keputusasaannya, dia melihat langit-langit ruang yang terbuat dari kayu yang memiliki permukaan tajam, seperti serat kayu yang mencuat. Cahaya remang-remang didalam rungan menambah perasaan duka didalam jiwa Haise.
Haise hanya bisa terdiam dan tak mengerti apa yang sedang terjadi padanya. "kenapa aku bisa ada disini?.... Seingatku aku bertarung melawan ratusan serigala dan Rakun Earth bersama Pangeran Arima... Dan... aku.. Aku... Ingat kondisi tubuhku sekarat dengan lubang berukuran besar, seharusnya aku sudah mati. Kenapa aku masih hidup?...."
.................¤¤¤¤¤...............
Kay Ri duduk di dalam rumah sederhananya dengan menatap situasi luar rumah di balik jendela yang terbuka, kemudian terlihat Yu
Shi yang berjalan dengan gontai tak terarah turun dari punggung Rubah Pohon.
Kay Ri segera keluar dan bertanya karena khawatir. "....Yu Shi kamu kenapa? "
"tidak, tidak ada apa-apa... " jawab Yu Shi lesu.
Tapi Kay Ri tetap khawatir melihat ekspresi tak bersemangat yang nampak jelas di wajah Yu Shi.
"......." kemudian Yu Shi hanya diam lesu berjalan begitu saja dengan gontai melewati Kay Ri di depannya.
"Yu Shi. " saat Yu Shi berjalan gontai masuk kedalam rumah, Kay Ri memanggil.
Yu Shi menoleh kebelakang.
"aku ingin kamu bertemu seseorang. "
"?..."
Tak lama kemudian terdengar suara pintu, mendengar itu Yu Shi berbalik dan melihat seorang pemuda keluar dari balik pintu. Pemuda itu memiliki paras tampan dengan bekas luka yang cukup panjang seperti bekas tebasan pedang diwajahnya.
"Yu Shi, dia adalah kakakku Kay Lee " Kay Ri memperkenalkan.
Kemudian Yu Shi memperbaiki sikapnya dengan meletakkan kedua tangannya diperut dan membungkuk dengan penuh sopan santun, dia memperkenalkan dirinya. "perkenalkan, nama saya Yu Shi. Senang bisa berjumpa. "
Pemuda itu mengamati sosok anak kecil di depannya yang terlihat seumuran dengan adiknya sambil berpikir. "dia sopan sekali, tapi cara dia memperkenalkan diri seperti tata krama di kalangan atas Kekaisaran Samaratungga. Tapi dia memiliki nama seperti kebanyakan orang di Kekaisaran Yunnju..." kemudian langsung bertanya. "...apakah kamu pernah tinggal di Kekaisaran Samaratungga? "
"....." Yu Shi terdiam sejenak kemudian menjawab. " iya. "
"apakah kamu memiliki tempat tinggal di Kekaisaran Samaratungga? " tanya Kay Lee.
"kenapa dia tiba-tiba bertanya seperti ini, apakah terlihat jelas bahwa aku adalah orang dari Kekaisaran Samaratungga?..." kemudian Yu Shi menyadari. " benar juga, barusan aku memperkenalkan diriku dengan tata krama khas bangsawan Kekaisaran Samaratungga." menyadari itu, Yu Shi menelan ludah dan menjawab. "...iya, aku pernah tinggal di wilayah Samaratungga."
"baguslah kalau begitu. "
"?..." Yu Shi tidak mengerti apa yang dimaksud Kay Lee dengan mengatakan itu.
"apakah orang tuamu tinggal disana? "
Yu Shi mengangguk.
"Kalau begitu aku akan membawamu pada orang tuamu. "
"?!, Kenapa tiba-tiba kak Kay Lee mau mengantarku kembali? "
"aku mau mengantarmu kembali, tapi aku ingin meminta bantuan agar kami diberi tempat tinggal untuk sementara di wilayah Kekaisaran Samaratungga. "
"bolehkah aku tahu kenapa? "
"akhir-akhir ini ada banyak sekali kasus penculikan di kota, karena itu aku ingin mencari tempat yang aman bagi adikku."
"jika aku bisa kembali kerumah, orang tuaku pasti akan menjamu kalian dan memberi tempat tinggal untuk kalian berdua." ekspresi lesu Yu Shi berubah menjadi senyum.
"Dari apa yang ia janjikan barusan, sepertinya dia memang berasal dari kaum bangsawan." pikir Kay Lee.
...............¤¤¤¤¤¤............
Tiba-tiba berhembus udara yang begitu dingin menusuk tulang bagaikan Hawa kematian yang datang mendekat. Dalam ruangan yang gelap dengan cahaya remang-remang, bulu kuduk Haise seketika berdiri, matanya menatap dengan HORROR pintu kayu yang terlihat lapuk disudut ruangan. Suara denting rantai yang mengikat kedua kaki dan tangannya terdengar nyaring dalam ruangan yang sunyi.