Bagaikan malaikat kematian mendekat, sosok bayangan hitam perlahan membuka pintu kayu yang terlihat lapuk.
Krrrreeeekkk..... Suara pintu kayu yang rusak perlahan terbuka.
Haise mencoba untuk menguatkan hatinya menahan rasa takut yang menjerat. Matanya terbuka semakin lebar saat asap gelap mengepul keluar dari balik pintu, energi kegelapan semakin terasa mencekik. Pintu semakin terbuka kemudian mulai keluar tangan tanpa daging dan kulit, itu adalah tulang tangan yang bergerak seperti hidup. Mata Haise semakin melotot dengan keringat dingin yang mengucur deras dari setiap pori-porinya. Bahasa tubuhnya bergerak meronta ingin menjauh atau bersembunyi, tapi rantai besi membelenggunya dengan erat dan membuatnya tak berdaya. Perlahan tubuh dari tangan yang berupa tulang itu mulai nampak, terlihat gaun dengan desain anggun berwarna hitam pekat yang lusuh, tubuh itu perlahan bergerak dan menampak sosok wanita yang memiliki wajah buruk rupa. Wajah itu jelas bukanlah wajah dari mahluk yang hidup, itu adalah wajah dari mayat yang mulai membusuk seperti mayat hidup. Wanita buruk rupa itu perlahan bergerak seperti humbusan angin yang bergerak lirih, seakan kakinya tidak menapak di tanah.
"s...s,s,siapa kamu?!.... " tanya Haise yang ketakutan melihat sosok mengerikan di depannya.
"kamu tidak perlu setakut itu melihatku...." ucap wanita buruk rupa itu dengan suara dingin yang seperti desiran angin di celah bebatuan yang sempit.
"apa yang kamu inginkan dariku, kenapa kamu merantaiku?! "
Tangan yang berupa lulang belulang itu bergerak kedepan dan ingin mengelus lembut wajah Haise, tapi seketika Haise menggerakkan kepalanya untuk menghindar.
"kamu mau apa?! " tanya Haise ketus.
Senyuman tipis tergambar di bibir wanita buruk rupa, kemudian dia menjawab. ".....aku hanya ingin mati... "
"?!!!....." Haise tidak mengerti dengan apa yang dikatakan wanita buruk rupa itu, kemudian dia bertanya. "....apa maksudmu?"
"apa kamu tahu, kenapa di dunia ini hanya ada 10 penyihir kegelapan? "
".....aku tidak tahu. " Haise masih berkeringat dingin.
"aku dulu adalah seorang manusia biasa yang lahir dari keluarga bangsawan, seumur hidup aku tidak pernah kekurangan apapun. Tapi.... semua itu tidaklah cukup untuk memuaskan hatiku, karena aku memiliki wajah yang jelek. Kemudian aku meminta seorang penyihir yang sudah hidup ribuan tahun untuk menjadikanku wanita tercantik di dunia. Sebagai gantinya, Penyihir itu memberikan tanda penyihir.... Tepat di jantungku dan dia memberikanku apa yang aku impikan. Dalam waktu yang singkat, semua pria jatuh hati dan bertekuk lutut dibawah kakiku. Aku begitu bahagia, dan aku tidak pernah merasakan kebahagiaan sebesar itu dalam hidupku. Tapi karena kecantikanku itu, membuat banyak hati wanita lain dipenuhi rasa iri dan benci. Sedangkan para pria yang aku tinggalkan menjadi patah hati, putus asa dan timbul dendam di hati mereka. Itulah yang menyebabkan kematianku.... Saat itu aku sudah mati tapi tiba-tiba aku hidup kembali dan terbangun di dalam sebuah ruangan sempit.... dingin.... dan sangat gelap. Aku menjerit ketakutan.... aku berteriak meminta tolong tapi tak seorangpun dapat mendengarku. Dalam kesunyian aku mulai mendengar suara hujan yang memasahi bumi, suara itu semakin deras, ruangan sempit yang terbuat dari tanah lumpur yang menjebakku mulai basah, air perlahan menggenangi dan menenggelamkan aku di dalamnya. Dalam ruang sempit itu hingga samasekali tidak ada udara, aku benar-benar tenggelam dengan air yang masuk kedalam hidung dan tenggorokanku. Saat itu aku begitu ketakutan.... tapi karena itu aku mulai menyadari.... 'Dalam kondisi seperti ini kenapa aku masih hidup. Aku sudah cukup lama tak bernafas bagaimana mungkin aku masih hidup'. Kemudian aku tahu bahwa aku tidak perlu lagi berbafas, karena saat itu tubuhku memang benar-benar sudah mati, tapi pikiran dan nyawaku tidak bisa meninggalkan tubuhku yang sudah menjadi mayat. Kemudian dengan kedua tanganku, aku menggali tanah kuburan dan berusaha keluar dari dalam tanah makam. Saat itu, aku seperti lahir kembali... Tapi aku lahir kembali sebagai Lich. "
"...Lich?.... " Haise tak pernah mendengar istilah itu sebelumnya.
"...Lich adalah penyihir kegelapan yang hidup sebagai Undeath. Karena itu seorang penyihir yang disebut Lich, dia tidak akan pernah mati.... sampai kapanpun. Dan dia harus hidup dengan tubuh yang terus menerus.... mengalami pembusukan."
"Lalu apa hubungannya kamu menyekapku dengan keinginanmu untuk mati? " tanya Haise ketus.
"Jika seorang Lich ingin benar-benar mati.... maka dia harus menurunkan seluruh kekuatannya pada calon penerusnya. Saat calon penerusnya mengalami kematian....dan menjadi Lich yang sesungguhnya, maka pada saat yang sama Lich yang tua seketika mati. Karena itu Lich (Penyihir kegelapan) hanya akan ada 10 di dunia. Tapi... "
"...." Haise masih ingin mendengar apa yang dikatakan penyihir buruk rupa di depannya.
Penyihir wanita itu melanjutkan. ".... Pada hari yang sama saat aku menemukanmu, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kelahiran seorang calon Penyihir kegelapan (Lich) yang di pilih langsung oleh alam. Aku tidak menyangka, perjanjian yang kami buat menyebabkan dirinya lahir kembali sebagai Lich ke 11, atau mungkin lebih tepatnya bisa aku katakan dia hidup lagi sebagai calon Lich ke 11."
".....siapa yang kamu maksud?" tanya Haise yang belum menyadari.
"...aku tidak akan menjawabmu karena suatu hari kamu akan tahu.... dengan sendirinya. "
".....selain itu, apa maksudmu memberikanku simbol terkutuk seperti di jantungku, padahal aku sama sekali tidak pernah memohon apapun padamu?! " tanya Haise ketus.
Penyihir itu tersenyum lembut dengan bergerak mendekatkan bibirnya tepat di telinga Haise, dan dengan suara lirih seperti desir angin dia berkata. "apakah kamu...tidak ingat sebelum kamu pingsan.... kamu ingin apa?..."
Mata Haise terbuka lebar dan berusaha mengingat apa yang terjadi sebelum dia pingsan.
(Dihutan Dukku)
Saat mata Haise semakin terasa berat untuk terbuka, sekilas nampak kabut hitam mengepul disekelilingnya melewati tubuhnya yang sudah terkapar tak berdaya. Kemudian terdengar sebuah bisikan lirih bagaikan angin dingin yang berhembus dicelah bebatuan, suara itu tidak begitu terdengar jelas. "...apak¤π ^¢#√¤π¤π..."
Dalam keputus asaannya, Haise berkata. "...aku... tidak akan mati... aku, tidak ingin .. mati. " beberapa saat kemudian kesadarannyapun menghilang.
Bibir Haise bergetar dan berkata dengan ragu. "....aku tidak mengerti maksudmu."
"aku tahu, bahwa kamu tahu apa yang aku maksud... " tangan tulang dari Penyihir wanita itu membelai lembut rambut Haise yang terlihat tertegun bingung. Kemudian dia melanjutkan. "....pada saat itu aku bertanya 'apakah kamu ingin hidup dan menjadi penerusku?' Kemudian kamu menjawab, 'aku tidak akan mati, aku tidak ingin mati'. "
"!!!!!!!!!..." Wajah SHOCK Haise semakin terlihat jelas, kulitnya yang putih pucat menampakkan keringat dingin yang tak henti mengucur dari setiap pori-pori di tubuhnya bak kristal cair. Dia menelan ludah yang terasa pahit dan berkata. ".... Tidak, ini tidak benar... Saat itu aku tidak mendengarkan dengan jelas apa yang kamu katakan padaku, dengan kata lain tidak ada perjanjian diantar kita. "
"hihihi..... " Penyihir itu tertawa dengan suara yang seperti retakan kaca yang lirih terdengar, kemudian dia berkata. "....kamu memiliki niat atau tidak itu sudah tidak ada gunanya, karena perjanjian sudah dibuat dan kamu tidak akan bisa merubah apapun. Tenang saja....untuk sementara kamu masih bisa hidup seperti layaknya manusia hingga malaikat maut menjemputmu."
"......" Haise hanya bisa tertegun dengan wajah SHOCK. Dengan bibir bergetar dia bertanya. "....apakah itu artinya jika aku mati, maka aku akan berubah menjadi Lich (Penyihir kegelapan) ?"
Penyihir buruk rupa itu tersenyum kemudian mengangguk.
"apakah tidak ada cara agar aku tetap menjadi manusia?" Haise bertanya dengan menatap mata penyihir yang berwarna hitam kelam secara langsung.
"......" Penyihir itu hanya diam dan memandang kedua mata Haise yang terlihat sungguh-sungguh ingin tahu. Kemudian menjawab. "hanya ada satu cara. "
"apa itu?! " tanya Haise dengan mata berbinar binar dipenuhi harapan.
Penyihir buruk rupa itu memainkan rambut keriting panjangnya dengan jari-jarinya sambil menjawab. "...hanya ada satu cara, yaitu kamu tidak boleh mati dan menjadi Immortal. "
"Huh?!.... "
"tanda Lich (penyihir hitam) hanya akan aktif saat pemiliknya mati, dengan kata lain jika kamu tidak ingin tanda penyihir itu aktif, maka kamu tidak boleh mati. "
"Huh...., bagaimana mungkin aku tidak mati?..." memikirkan itu, wajah Haise sekilas tergambar keputus-asaan. Tapi kemudian dia bertanya lagi. "apakah kamu tahu cara agar aku menjadi Immortal (tidak akan mati)? "
"apa kamu pikir aku begitu bodoh dan memberitahumu caranya agar kamu menghindari kematian?. Jika kamu tidak menjadi Lich, manamungkin aku bisa benar-benar mati dengan tenang? "
"kalau kamu tidak mau memberitahuku, aku akan mencari tahunya sendiri. " ucap Haise dengan mata bercahaya karena tidak kehilangan harapan.
"......" Penyihir wanita itu sedikit terkejut dengan sikap Haise yang tidak putus asa. Kemudian dia tersenyum dan berkata. "aku suka semangatmu.... karena itu aku tidak akan menghalangimu, untuk menemukan apa yang kamu cari. Dengan kata lain.... kamu harus banyak mempelajari buku-buku sihir untuk menemukan apa yang kamu cari. "
"apakah kamu menyimpan buku-buku sihir untuk aku baca? " tanya Haise yang bersemangat untuk menemukan jawaban yang ia cari.
Penyihir wanita itu mengangguk.
***********************************
Jangan lupa like dan komen