(di bawah Pohon Raksasa)
Haise berusaha mempraktekkan sihir elemen sesuai dengan buku sihir elemen yang ia baca. Dia berusaha memanggil elemen Air yang bertolak belakang dari elemen Api miliknya. Sudah beberapa jam dia berusaha hingga tubuhnya dipenuhi dengan keringat tapi sihir itu sama sekali tidak berhasil.
Matahari semakin turun dengan warna langit yang memerah menandakan waktu semakin sore. Haise yang kelelahan menidurkan tubuhnya diatas tanah yang lembab dan memandang sedikit cahaya di sela-sela dedaunan pohon raksasa yang rindang.
Krucuk.... Terdengar suara perut Haise yang keroncongan.
Seekor kelabang seukuran jari telunjuk orang dewasa merayap di samping Haise, tanpa sadar Haise mengambilnya dan langsung memakannya seperti cemilan. Seakan dia sudah terbiasa memakannya, beberapa detik kemudian matanya melebar dan menyadari apa yang dia makan barusan bukanlah makanan melainkan seekor kelabang berukuran cukup besar. Seketika dia kaget dan mengeluarkan semua yang ada di mulutnya dan dengan jari telunjuk ia merogoh tenggorokannya agar bisa memuntahkan kelabang yang sudah ia makan dari perutnya.
Seluruh bagian tubuh kelabang sudah ia keluarkan, mata Haise menatap HORROR bekas muntahannya dan berpikir. "mengapa tiba-tiba aku memakan mahluk itu seakan-akan aku sudah terbiasa memakannya sebelumnya, bahkan saat ini tubuhku sama sekali tidak merasa jijik saat memakannya. Apa yang telah terjadi padaku?! "
"kamu tidak perlu panik seperti itu, karena tubuhmu sudah terbiasa memakan serangga." terdengar suara dari Penyihir wanita dari dalam rumah Pohon raksasa.
"?!!!!!!" Haise terkejut apa yang telah di udarakan penyihir wanita itu. "APA MAKSUD MU?! " tanya Haise dengan suara keras. "APA YANG TELAH KAMU LAKUKAN PADAKU?!! "
"......."
Matahari sudah terbenam hawa dingin kematian yang di pancarkan oleh penyihir wanita semakin kuat terasa. Dia bergerak di udara dengan gaun hitam yang seperti kumpulan asap hitam tidak menyentuh tanah. Kemudian bibir berwarna hitam tipisnya menjawab. "....kamu adalah calon Lich, sudah seharusnya... kamu terbiasa memakan serangga sebelum kamu berubah.... menjadi Lich nantinya. "
"KAMU TIDAK BERHAK MELAKUKAN ITU PADAKU!! " teriak Haise penuh amarah.
"...saat kamu menjadi Lich nanti, mau atau tidak mau.... kamu harus memilih memakan serangga atau meminum darah. Saat pertamakali.... aku menjadi Lich, aku dulu jijik memakan serangga.... karena itu aku memilih meminum darah. Awalnya aku meminum darah hewan, tapi aroma wangi darah manusia...." ucapnya sambil menarik nafas seakan mencium aroma yang menbuat wajahnya puas dan melanjutkan. "....sangat menggiurkan. Terutama aroma dan rasa darah dari orang-orang hebat dan kuat yang bisa membuat tenggorokanku kering dan sangat haus.... hingga membuatku tergila-gila. Karena itu, tanpa sadar aku telah membunuh ribuan orang.... dan meminum darah mereka. Saat aku kesadaranku kembali, aku melihat ribuan orang mati bergelimpangan di sepanjang jalan kota.... dan tidak ada satupun orang yang selamat...." kemudian tubuhnya bergerak mendekat pada Haise dengan pelan sambil melanjutkan. "....Karena itu aku menyesal dengan apa yang telah aku lakukan, tapi itu sudah terlambat....." matanya yang sepenuhnya berwarna hitam melihat kebawah dengan kepala yang sedikit tertunduk
Dengan bibir yang masih bergerak bercerita. "....karena sekarang.... aku hanya bisa meminum darah.... untuk menghilangkan dahagaku. Aku tidak ingin kamu menyesal sepertiku dengan membunuh...." dia menghela nafas yang sepertinya terasa berat sambil melanjutkan. "....nyawa-nyawa yang tidak berdosa hanya untuk.... memuaskan dahagamu. "
".......?!" Mendengar itu, Haise berkeringat dingin dan menelan ludah yang terasa pahit. kerena apa yang di ceritakan wanita penyihir itu, sulit di cerna oleh akal pikiran.
"....sebelum aku menjadi Lich,... aku tidak pernah membunuh orang sebelumnya, jangankan nyawa manusia, aku dulu.... bahkan tidak pernah membunuh lalat. Karena itu ada penyesalan dalam logika di pikiranku... Meskipun hati dan perasaanku sudah mati karena itu sesungguhnya aku tidak bisa merasakan gerakan hati nurani atau penyesalan dan hanya logikaku yang bergerak. "
"......" Haise hanya tertegun mendengar setiap ucapan dari Penyihir Wanita.
".... Tapi tenang saja, kamu saat ini.... masih bisa memakan makanan manusia dan.... tidak harus memakan serangga. " ucap Penyihir wanita mengambil sisi positif.
"......" apa yang diucapkan Penyihir wanita samasekali tidak bisa membuat hati dan pikiran Haise menjadi tenang. Perlahan ekspresi wajah Haise mulai tampak tenang seperti sudah bisa memahami apa yang telah terjadi. Selain itu Haise sudah mulai terbiasa melihat wajah buruk rupa dari penyihir wanita di depannya.
"mmm.... tadi siang.... aku tidak bisa tidur dengan nyenyak.... karena aku mendengar kamu berkali-kali mengucapkan mantra....dari sihir elemen...." ucap Penyihir wanita menganti Topik dengan suara yang seperti desiran angin dingin.
"........"
Jari telunjuk berupa tulang dari Penyihir wanita itu menyentuh janggut Haise dan mengangkatnya sedikit, kemudian berkata. ".....kamu tidak perlu mempelajarinya sebelum kamu berubah... menjadi Lich. "
"kenapa? "
Kemudian tangan Penyihir wanita itu bergerak pelan dan menyibakkan rambut hitamnya yang bergelombang dan acak-acakan. "hmm... seperti yang sudah kamu baca, sebutan Lich...hanya untuk Penyihir hitam terkuat yang tidak bisa mati (Undeath). Tapi dalam buku itu tidak tertulis 2 istilah pengguna sihir lainnya.... Kedua Pengguna sihir itu di sebut Witch.... dan Magician. Witch adalah manusia rendahan.... yang mempraktekkan sihir hitam untuk menganggu manusia lainnya tapi, mereka bisa mati kapan saja. Sedangkan Magician.... adalah manusia biasa yang menginginkan kekuatan dari sihir, tapi mereka tidak mau terjerumus terlalu dalam. karena itu.... mereka hanya mau menggunakan sihir elemen...."
"apakah calon Lich bisa disebut Witch atau Magician?"
"tentu saja tidak, karena calon Lich.... tidak akan pernah bisa menggunakan sihir apapun, baik itu sihir hitam.... ataupun sihir elemen. Dengan kata lain, kamu tidak ada bedanya dengan manusia biasa... yang hanya bisa menggunakan elemen dasarmu. Kecuali jika kamu mengalami kematian.... dan menjadi Lich. Tapi.. kamu tidak perlu terlalu bersedih, karena calon Lich masih bisa, menggunakan maksimal 5% dari kekuatan bawaan milik Lich." tubuh penyihir wanita bergerak melayang kesana kemari dengan bagian bawah gaunnya terlihat seperti kepulan asap hitam tak menyentuh tanah. Sambil menjelaskan dengan rinci
"aku sudah membaca kalau kamu adalah Lich ke 5 yang memiliki kemampuan memberikan Halusinasi pada orang lain. Tapi itu samasekali tidak menarik bagiku."
"hmm... apakah kamu yakin tidak penasaran tentang betapa mengerikannya.... efek Halusinasi yang bisa kamu buat?....."
"?!!"
"...tenang saja, jika kamu hanya menggunakan kekuatan bawaan dari Lich, itu tidak akan menimbulkan efek kutukan pada siapapun seperti sihir hitam.... " ucap penyihir wanita itu dengan mendekatkan wajahnya tepat di depan muka Haise.
"........" dalam diamnya Haise berpikir. "kenapa nasib ku menggenaskan seperti ini, bertemu dengan makhluk seperti ini. "
...............¤¤¤¤¤¤...............
Hari sudah semakin gelap menjelang malam, sekujur tubuh Yu Shi terasa sakit, dia sudah berada diatas ranjang saat pertama kali ia bangun dalam ruangan yang terbuat dari Es abadi berukuran 5x5 meter. Disekitarnya dia melihat 4 anak lainnya tidur gemetar kedinginan meskipun berselimutkan bulu hewan yang hangat.
"tubuhku benar-benar lelah dan semua persendianku terasa sakit. " pikir Yu Shi sambil memijat beberapa bagian tubuhnya. Kemudian dia berpindah pada posisi duduk dan bertanya pada anak yang berada tak jauh darinya. "hei, apa kamu tahu apa nama bangunan ini? "
Meskipun dengan bibir bergetar kedinginan anak itu menjawab. "....Bangunan ini disebut sebagai gedung F, yang merupakan tempat pelatihan khusus anak-anak dengan tingkat F...."
"perkenalkan namaku Yu Shi.... Nama kode ku F-2031 semut. " ucap Yu Shi dengan menyodorkan tangannya kedepan.
"...aku tidak mengerti, mengapa kamu mau menyebut dirimu dengan nama kode? "
Yu Shi menghembuskan nafas berat kemudian menjawab. "...bagaimanapun juga kita harus bisa bertahan di tempat mengerikan ini, mau atau tidak mau kita hanya bisa mengikuti aturan di sini hingga kita bisa menemukan cara untuk pergi dari sini. "
"......" anak itu hanya diam dan memahami apa yang dikatakan Yu Shi. Kemudian dia menyambut tangan Yu Shi dan berjabat tangan dengan memperkenalkan diri. "namaku Hyo Soka, kode ku F-1331 semut. Senang bisa mengenalmu. "
Yu Shi tersenyum tipis.
Kemudian ke tiga anak lainnya memperkenalkan diri mereka.
Seorang anak perempuan berkulit coklat gelap dengan rambut hitam panjang beranjak dari ranjangnya dan memperkenalkan dirinya. "namaku Ming Ruo, kodeku F-5554 semut. Aku melihatmu menggendong anak lain yang pingsan, sungguh aku salut padamu. "
Seorang anak berkulit albino dengan warna mata putih duduk di ranjangnya dengan selimut bulu yang membalut tubuhnya, dia berkata. "untuk seterusnya, kita harus saling membantu satu dengan lainnya. Namaku Yi Fang, kodeku F-3033 semut. "
"namaku Wang Xie, kodeku F-13....F-13, apa ya?..... " anak bertubuh kurus itu lupa dengan kodenya kemudian dia mengambil papan besi yang berukirkan kode miliknya dan membacanya. "kodeku F-1399 semut. "
"nama belakang kode kita adalah Semut, sepertinya kita cocok di sebut pasukan semut...hehehe. " ucap Ming Ruo.
Mereka semua tersenyum mendengar istilah itu meskipun tidak bisa mengobati rasa takut yang telah mereka hadapi. Tapi setidaknya mereka bisa bertemu dengan teman seperjuangan.