Chereads / imperial on the ocean ice / Chapter 36 - chapter 36 - hidangan

Chapter 36 - chapter 36 - hidangan

Matahari masih pagi, dengan baju compang camping Haise

berjalan sendirian menyusuri jalan setapak dalam hutan yang lebat, ia mengelus pergelangan tangannya yang terdapat bekas luka yang sudah mengering. Suara perutnya terdengar cukup jelas di telinga, kemudian tangan kanannya mengelus perutnya yang lapar seperti ingin menenangkan agar bisa bersabar. Entah mengapa pandangannya berkali-kali tertarik kearah hutan saat ia mendengar suara-suara kecil dari kaki-kaki kecil yang bergerak didalam tumpukan dedaunan kering diatas tanah, ia meneguk ludah seperti melihat makanan lezat didepannya. Matanya mulai berkunang kunang seakan terpanggil untuk memakan mahluk-mahluk kecil yang merayap ditanah.

Plak! 

Haise menampar pipinya sendiri untuk menyadarkan. "aku harus berpikir rasional,  aku tidak boleh tergiur melakukan sesuatu yang tidak normal. "

Sudah beberapa hari ia berusaha mencari tahu dari buku-buku sihir cara untuk menghindari agar dirinya berubah menjadi Lich, kini ia memutuskan untuk kembali ketempat asalnya dengan wajah yang tidak puas karena tidak menemukan yang ia cari.

"aku dengar di dalam perpustakaan Sekolah Mountain Healer menyimpan berbagai macam buku langka bahkan buku terlarang di sana. Mungkin aku bisa mencari jawaban yang aku cari disana." pikir Haise.

Setelah seharian berjalan, ia melihat keramaian kota kecil bernama kota Dalth. Itu adalah kota yang masih berada di wilayah kekuasaan Kekaisaran Samaratungga. Saat ia berjalan menyusuri jalanan kota,  beberapa penduduk yang lewat di depannya memandangi wajahnya seakan ingin melihat lebih seksama.

"kenapa mereka memandangiku? " pikir Haise dengan mengelus wajahnya karena tidak mengerti.

Tak lama kemudian ada beberapa Prajurit datang menghampirinya dan bertanya. "nak,  apakah namamu Haise? "

"...iya." jawab Haise dengan tatapan yang masih tidak memahami apa yang terjadi.

"mari ikut bersama kami Pangeran Haise."

"...."

Haise dibawa ke sebuah bangunan besar milik wali kota Dalth,  saat di perjalanan ia melihat papan pengumuman yang berdiri di tengah jalanan kota terdapat gambar dirinya terpajang disana dengan ukuran cukup besar.

"pantas saja tadi banyak orang yang memandangiku, ternyata wajahku terpampang dipapan pengumuman daftar orang hilang.... Tunggu dulu?! " tiba-tiba ia menyadari ada sesuatu yang ganjil dan bertanya pada Prajurit di sampingnya. "tuan, ada dua anak lagi yang hilang bersamaku.  Apakah mereka sudah di temukan? "

" tidak, selain anda tidak ada anak lain yang hilang. Hanya gambar wajah anda yang terpampang di papan pengumuman sejak lama. " jawab Prajurit dengan bahasa yang sopan.

"apakah itu artinya Pangeran Zassy dan Pangeran Arima sudah lebih dulu ditemukan.... Aku harap begitu. " pikir Haise.

Memasuki bangunan wali kota, Haise disambut dengan hangat. Kemudian beberapa pelayan membawanya menuju kolam pemandian air hangat.

"aku ingin mandi sendirian, kalian jangan masuk. " perintah Haise pada para pelayan karena dia tidak ingin ada yang melihat simbol penyihir yang kini tergambar di dadanya.

Selesai mandi Haise mengenakan pakaian baru yang bersih dan rapi. Setelah itu ia keluar dan di antar menuju ruang tamu untuk di jamu dengan berbagai macam makanan lezat di atas meja oleh Tuan Cukka yang merupakan Wali kota dari Kota Dalth.

" saya telah menyiapkan makanan yang dibuat langsung oleh koki terbaik di kota ini." wali kota Dalth yang bernama Cukka mempersilahkan.

"anda tidak perlu sungkan pada saya. " ucap Haise dengan bahasa sopan.

"anda adalah putra Raja Zuhhud dari Kerajaan Mojjo yang merupakan kakak Kaisar Baykyu, sudah sepantasnya saya memperlakukan anda dengan istimewa. Kami akan segera menyiapkan akomodasi perjalanan anda menuju Ibu Kota Kekaisaran Samaratungga. "

".....kenapa saya harus ke Istana Kekaisaran Samaratungga dulu, bukankah seharusnya saya langsung menuju Kerajaan Mojjo? "

"saya tidak tahu,  tapi ini adalah perintah langsung dari Kaisar. "

"sebetulnya apa yang telah terjadi, pasti ada alasan penting hingga aku yang bukan siapa-siapa harus menghadap langsung di depan Kaisar." pikir Haise yang tidak mengerti.

"silahkan dimakan pangeran Haise."

"...." Haise tersenyum kemudian meyendok makanan kemulutnya. "?!" tiba-tiba ia mematung sejenak dengan raut wajah yang kurang enak.

".... Ada apa Pangeran, apakah rasa masakannya kurang enak? "

"ah, tidak, tidak ada apa-apa, masakannya enak kok." jawab Haise sambil tersenyum seperti menyembunyikan sesuatu. Kemudian dalam pikirannya ia mengutuk. "Dasar Penyihir terkutuk! Kamu membuat lidahku seperti sedang merasakan makan benda menjijikkan saat memakan makanan normal!. KURANG AJAR!!! Aku pasti akan membuat hidupmu yang menyedihkan menjadi lebih sengsara!! "

Keringat dingin membasahi wajah Haise yang masih memaksakan diri memakan makanan yang di hidangkan di dedannya. Rasa mual yang dari awal ia rasakan, ia coba tahan hingga wajahnya sangat pucat.

"pangeran Haise, sepertinya anda sangat pucat dan berkeringat dingin. Aku akan panggilkan tabib kesini."

"saya tidak apa-apa, saya hanya perlu ke kamar mandi. "

Wali kota terlihat cemas melihat kondisi Haise yang lemas berdiri dan terhuyung-huyung saat berjalan menuju kamar mandi dan memerintahkan pelayan untuk mengantarnya.

Setibanya di kamar mandi, secara reflek ia memuntahkan semua makanan yang barusan ia makan. Dengan wajah pucat yang dipenuhi keringat dingin dan tubuh gemetar, ia mengutuk. "Penyihir Terkutuk!!!!"

Kemudian mata Haise terbelalak menatap dengan HORROR seekor kalajengking kecil yang lewat di depannya, ia meneguk ludah dan air liurnya menetes. Derai air matanya tak terbendung saat ia tak mampu untuk menahan nafsu dan memakan serangga itu. Sambil terus mengunyah, air matanya tak berhenti mengalir dan terus mengutuk. "tak akan aku maafkan! tak akan aku maafkan! tak akan aku maafkan! tak akan aku maafkan! tak akan aku maafkan!! tak akan aku maafkan!"

...............¤¤¤¤¤¤...............

(di padang salju)

Jae Hyuk menaruh tubuh Yu Shi yang lemah diatas punggung Anjing Biru dan berselimutkan mantel dari kulit beruang hitam. Mereka berjalan menyusuri padang salju yang luas menuju Reruntuhan Ibu Kota Kekaisaran Es.

"....guru, aku tadi bermimpi aku menjadi hantu yang bisa menggunakan elemen Api." Yu Shi berusaha bercerita dalam kondisinya yang lemah.

"...." Jae Hyuk hanya diam tak menanggapi.

"....Aku bermimpi... sedang bertarung melawan seorang Pria yang bisa menggunakan berbagai macam elemen...."

"... Kamu jangan terlalu banyak berkhayal. Kamu harus fokus istirahat. "

"...." menuruti saran dari gurunya, Yu Shi langsung menutup matanya dan tertidur dalam punggung Anjing Biru yang sangat hangat.

...............¤¤¤¤¤¤...............

(Di kediaman Kaisar)

"Yang Mulia, kami barusan mendapatkan kabar bahwa Pangeran Haise telah di temukan di Kota Dalth. " Jenderal Guo Jin melaporkan.

"segera jemput dia dan bawa kemari segera kehadapanku. " perintah Kaisar Baykyu.

"siap. "

...............¤¤¤¤¤¤...............

(di gedung F)

Tepat pada jam 06.30 pagi, Jae Hyuk membawa Yu Shi ke gedung nomer 16 dan menidurkannya di kursi pajang yang berada di pinggir jalan setapak diantara ladang obat dalam gedung 16 yang transparan seperti rumah kaca.

"guru... "

"...?" Jae Hyuk menoleh kearah Yu Shi yang dengan suara lemah memanggilnya.

"kenapa guru membawaku kemari dan bukannya ke gedung F ?...."

"aku bukan Healer yang bertugas di gedung F, karena itu aku tidak bisa menyembuhkanmu di sana. "

"...." Yu Shi diam karena paham.

Jae Hyuk membuka sarung tangan hitamnya dan memegang pergelangan tangan Yu Shi untuk mengecek kondisinya. Kemudian dia berkata. "satu setengah jam yang lalu aku samasekali tidak menemukan tanda kehidupan darimu dan secara ajaib kamu bisa kembali hidup."

"apakah menurut guru itu adalah hal yang aneh? "

"tentu saja tidak, meskipun hal semacam itu adalah kejadian yang sangat langka terjadi. Tapi yang membuatku berpikir adalah.... "

"......?" Yu Shi menunggu dengan sabar apa yang ingin diungkapkan Jae Hyuk.

Jae Hyuk menarik nafas panjang dan melanjutkan. "... Yang aneh adalah Semua tanda vitalmu baik-baik saja setelah membeku begitu lama di dalam es. Dalam kondisi normal orang yang telah membeku dalam es harusnya mengalami Hipotermia, dan tidak mungkin ada orang yang dalam waktu singkat tubuhnya langsung bisa stabil seperti kamu saat ini."

"......" Yu Shi hanya terdiam dan berpikir. "Haise pernah mengatakan bahwa aku seperti dalam kondisi mati saat berada di hutan Dukku. Dan pada saat yang sama pikiranku bisa memandang jauh ketempat lain... Apakah mungkin mimpiku tadi,  sebetulnya bukanlah mimpi melainkan pikiranku yang terbang jauh ketempat lain seperti waktu itu?.... Jika itu benar, apakah semua kejadian yang aku kira mimpi itu sebenarnya memang benar-benar terjadi?! ..." menyadari ada yang salah dengan dirinya, wajah Yu Shi seketika berkeringat dingin.

***********************************

Jika kalian menemukan ada yang salah eja,  salah ketik atau ada hole dalam ceritaku,  tolong komen ya nanti akan aku perbaiki.😘

Vote and Komen