Chereads / imperial on the ocean ice / Chapter 38 - chapter 38 - rambut api

Chapter 38 - chapter 38 - rambut api

Kaisar Baykyu melihat wajah Haise begitu pucat dengan tubuh yang gemetar. "ceritakan dengan jujur, bagaimana bisa kedua putraku bisa masuk ke dalam hutan? "

"!...." Haise tak mampu menjawab karena mencemaskan nasib ketiga temannya. "...jika aku menceritakan yang sesungguhnya, nyawa ketiga temanku bisa terancam. Tapi jika aku berbohong, aku pasti akan ikut di hukum mati karena Kaisar pasti sudah tahu kebenarannya mengingat ini sudah lebih dari sebulan setelah kejadian itu. "

"katakan. " perintah Kaisar dengan suara tegas menekan.

Dalam kebingunggannya Haise tidak memiliki pilihan lain selain jujur. Dengan suara yang seperti tercekat, ia menjawab. "Dungma, Wendy dan Liata membawa Pengeran kehutan, tapi saat kembali mereka tidak bersama dengan Pangeran Arima karena itu Pangeran Zassy pergi mencarinya. Setelah beberapa lama mereka tidak kembali, saya memutuskan untuk mencari mereka sendiri. "

"......." Kaisar diam tak berkomentar kemudian dia berkata. "kalian boleh pergi."

Dengan tubuh yang masih belum berhenti gemetar Haise memberi hormat kemudian ia berjalan mundur keluar dari Kediaman Kaisar bersama Jenderal Guo Jin.

Kaisar Baykyu tak mampu menahan rasa sedihnya, tangannya mengepal sangat erat. Tepat saat Jenderal Guo Jin dan Haise melangkah pergi dari kediamannya, Rambutnya langsung berubah menjadi Rambut Api yang sangat besar hingga memenuhi ruang dalam kediaman Kaisar.

"?!!" Mendengar suara kobaran Api yang terdengar jelas Haise reflek menoleh kebelakang dan seketika matanya terbelalak lebar melihat kediaman Kaisar yang begitu megah seketika berubah seperti tunggku pembakaran. Tubuhnyapun gemetar semakin hebat dan kini kedua kakinya tiba-tiba lemas membuatnya jatuh berlutut di lantai.

"?!" Jenderal Guo Jin meneguk ludah melihat kobaran Api yang begitu ganas dari dalam kediaman Kaisar. Karena itu Ia mengerti betapa sedihnya kaisar saat ini hanya dengan melihat meluapan kobaran Rambut Api menunjukkan kondisi emosional yang di alami Kaisar. "...aku tidak pernah melihat Kaisar Baykyu sesedih ini dalam hidupnya, bahkan saat Ratu Sitarai meninggal beliau masih bisa menahan kesedihannya. "

Melihat Haise yang masih berlutut ditanah, Jenderal Guo Jin segera menarik tangannya keatas dan membawanya keluar gerbang kediaman Kaisar.

"Jenderal Guo Jin, kediaman Kaisar saat ini terbakar kenapa kalian tidak berusaha memadamkannya? " tanya Haise yang tidak mengerti apapun.

"Api yang keluar dari rambut Kaisar bukanlah Api biasa yang bisa di padamkan."

"lalu bagaimana jika terjadi kebakaran? "

"kediaman Kaisar tidak mungkin terbakar karena terbuat dari bahan-bahan Khusus yang dirahasiakan asalnya."

...............¤¤¤¤¤¤............

Jae Hyuk mengantar Yu Shi langsung menuju gedung F, di depan gerbang terlihat ada empat orang Ninja yang sedang berjaga. Kemudian Ninja penjaga itu menghentikan Jae Hyuk dan bertanya.

"siapa nama kalian?"

"aku A-335 Angsa dan anak ini bernama F-2031 Semut."

Kemudian mereka membiarkan Jae Hyuk dan Yu Shi memasuki gerbang.

Mendengar Jae Hyuk menyebutkan namanya seperti sebuah kode membuat Yu Shi berpikir. "sebetulnya siapakah aku... Aku sekarang bukanlah Zassy, aku juga tidak pantas di sebut Arima, sedangkan Yu Shi adalah nama palsuku dan sekarang aku memiliki nama yang tidak bisa disebut nama melainkan sebuah Kode F-2032 Semut... Apakah aku akan selamanya tidak memiliki identitas yang jelas? "

Setelah memasuki gerbang terlihat ribuan anak-anak dari umur 5 tahun hingga 14 tahun yang menjalani latihan fisik secara militer. Mereka dibedakan menjadi beberapa kelompok sesuai dengan umur. Tapi pada dasarnya jenis menu latihan mereka sama persis perbedaannya hanya terdapat pada ringan atau beratnya jumlah latihan fisik yang di terima. Umur 5-9 mendapatkan latihan yang lebih ringan, umur 10-14 mendapak latihan yang lebih berat.

Yu Shi terus berjalan di belakang Jae Hyuk sambil mengawasi anak-anak seumurannya terlihat kelelahan menjalani latihan lari mengelilingi lapangan 50 kali. Sedangkan anak-anak yang lebih tua lari mengelilingi lapangan 100 kali.

"A-335, kenapa kamu kemari membawa anak dari kelas F? " tanya seorang Ninja yang berjalan mendekat.

"?" Yu Shi merasa aneh mengapa dia tahu nama kode dari Jae Hyuk tanpa melihat wajahnya.

"aku menemukannya bersembunyi tak jauh dari gedung nomer 16, Karena itu aku secara pribadi membawanya kemari. " jawab Jae Hyuk.

"kenapa kamu tidak membawanya dulu ke Aula, tadi pagi Putra Mahkota memerintahkan untuk membawa semua anak kehadapan beliau. "

"iya, aku tahu perintah itu tapi aku menemukannya saat Putra Mahkota sudah pergi. Apakah kita perlu melapor? "

"...." Ninja tersebut diam sejenak sambil berpikir kemudian menjawab. "aku akan melaporkan penemuan anak ini pada Pemimpin. "

"aku titip anak ini F-676."

Ninja yang bernama kode F-676 mengangguk.

".....kenapa kalian bisa tahu nama kode masing-masing?" sela Yu Shi.

"tidakkah kamu melihat sulaman dari benang besi hitam di topeng kain hitam kami? " ucap Jae Hyuk sambil menggosok rambut Yu Shi hingga kusut.

Mendengar itu Yu Shi langsung menyadari ada sebuah sulaman yang dilihat sekilas seperti sebuah gambar tapi jika dilihat lebih jelas itu adalah sebuah kode. "....aku mengerti sekarang. "

...............¤¤¤¤¤...............

Kediaman Kaisar masih terlihat seperti sebuah tungku raksasa dengan Api besar yang meluap tak terhentikan. Kaisar masih duduk di belakang mejanya karena kobaran Api yang terlihat meluap-luap itu samasekali tidak menyakitinya. Kedua tangannyapun masih mengepal erat dan ekspresi sedih terlihat jelas di wajahnya yang tampan dalam kobaran Api yang menyala merah keemasan. Dalam kesedihannya ia mengingat apa yang di ucapkan Haise.

"...awalnya hamba berpikir Pangeran Arima sudah meninggal diserang oleh Serigala. Tapi saat hamba pertamakali menemukannya, bajunya compang-camping dan robek di penuhi noda darah.... " jawab Haise.

"lalu." tanya Kaisar.

"....melihat itu hamba merasa ada yang janggal karena tubuhnya sama sekali tidak terluka meski bajunya seperti bekas gigitan taring tajam. Kemudian ia mulai mengatakan hal-hal yang membuat hamba sedikit merinding."

"apa itu? "

Haise menelan ludah yang terasa pahit saat ia mencoba mengingat dengan keras kejadian dihutan Dukku. "....Pangeran Arima berkata bahwa dia telah mati dan dia mengatakan bahwa dirinya adalah Pangeran Zassy. "

Mengingat apa yang dikatakan oleh teman Putranya, Kaisar tidak mampu membendung kesedihan yang sangat mendalam pikirannya sangat kalut. "apakah mungkin saat Arima terluka kebetulan penyihir bertemu dengannya dan melakukan perjanjian untuk meyelamatkan nyawanya?.... Tidak!... Tidak mungkin putraku Arima membuat perjanjian dengan iblis agar bisa bertahan hidup... Tidak!... Ini pasti tidak mungkin... aku sangat mengenal Arima, dia sangat lembut dan tidak mungkin dia mengorbankan nyawa kakaknya sendiri agar bisa bertahan hidup!... Pasti ada alasan lain... Aku yakin pasti ada alasan lain... Tidak mungkin KUTUKAN ini menimpa putraku... Pasti ada yang salah... Aku harus menemukan putraku!... Aku harus mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi. "

Kasim, Dayang dan Penjaga yang berdiri dengan keringat yang mengucur deras akibat hawa panas yang sangat terasa di halaman luas dalam kediaman Kaisar. Mereka hanya bisa melihat kobaran Api yang semakin meluap-luap tanpa bisa melakukan apapun.