Chereads / imperial on the ocean ice / Chapter 26 - chapter 26 - peperangan

Chapter 26 - chapter 26 - peperangan

Kay Lee duduk sendirian didepan sedang mengendalikan kereta kuda sederhana yang terbuat dari jalinan bambu tipis. Sedangkan Kay Ri tidur dengan nyenyak di dalamnya dan Yu Shi duduk disampingnya dengan menatap pemandangan luar jendela.

"aku... Tidak tahu harus berkata apa saat bertemu dengan Ayah dan Ibu. Apakah aku harus mencetitakan semua yang terjadi ataukah aku harus merahasiakan semuanya dan mengubur identitasku sebagai Zassy selamanya?..." pikir Yu Shi.

"Yu Shi,  apa kamu yakin rumahmu berada didalam Ibu Kota Kekaisaran Samaratungga? " tanya Kay Lee yang masih sibuk mengendalikan kuda.

"iya. "

"aku dengar untuk memasuki Ibu Kota Samaratungga, semua orang harus memiliki papan tanda pengenal, apakah kamu memilikinya? "

"papan tanda pengenalku hanyut terbawa sungai, tapi aku memiliki cara agar kita bisa masuk dengan aman jedalam Ibu Kota Samaratungga. "

"hmm... Baiklah aku percaya padamu. " mendengar jawaban Yu Shi, hati Kay Lee sedikit tenang. Beberapa saat kemudian Kay Lee mengingat sesuatu dan bertanya. "Kemarin saat kamu sampai dirumahku, aku melihatmu dari jendela, kamu turun dari atas punggung Rubah Pohon. Apakah kamu bisa mengendalikan elemen Kayu?"

"......" Yu Shi hanya diam tak menjawab.

"hmmm... Kamu tidak mau menjawabnya,ya..... ya sudah kalau begitu, aku tidak akan memaksamu. " kemudian Kay Lee berbicara dalam hatinya. "dia mengendalikan Rubah Pohon,  tapi entah mengapa aku tidak bisa merasakan sedikitpun energi dari elemen apapun yang terpancar dari dalam tubuhnya."

...............¤¤¤¤¤¤¤..............

Peperangan antara Kekaisaran Samaratungga dan Kekaisaran Yunnju telah dimulai dan dalam hitungan hari tiga kerajaan milik Kekaisaran Yunnju yang berada di perbatasan sudah berhasil di rebut tentara Kekaisaran Samaratungga. Kekalahan tentara Kekaisaran Yunnju jelas disebabkan kurangnya tenaga militer dan pasokan makanan. Selain itu,  ketiga kerajaan itu sama sekali tidak melakukan perlawanan saat tentara Kekaisaran Samaratungga memasuki wilayah mereka, seakan-akan mereka dengan senang hati mau menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Kekaisaran Samaratungga. Bahkan seluruh masyarakat mereka terlihat bersorak sorai bahagia atas kemenangan Tentara Kekaisaran Samaratungga.

...............¤¤¤¤¤¤...............

Ibu Kota Kekaisaran Yunnju dengan arsitektur yang begitu megah berada di bawah tanah dengan jutaan manusia yang lalu lalang melakukan aktifitas mereka sehari-hari. Diteras Istana Kekaisaran Yunnju, seorang pria dengan kulit albino, rambur yang seluruhnya putih dan bola mata yang barwarna putih berdiri melihat pemandangan yang selalu gelap di Ibu Kota Kekaisaran Yunnju dan hanya di terangi cahaya lampu bak gemerlapan bintang dimalam hari.

Beberapa saat kemudian dari balik pintu teras Istana, keluar seorang Pria gagah dengan kulit albino, berambut hitam dan matanya ditutupi oleh sehelai kain berwarna hitam. Dan berkata. "Yang Mulia,  aku mendapatkan kabar bahwa kita telah kalah mentah-mentah saat tentara Kekaisaran Samaratungga menyerang. "

"...kamu tidak perlu ikut campur dalam masalah ini..." jawab Kaisar Feng Han.

"bagaimana mungkin aku tutup mata, aku adalah Putra Mahkota Kekaisaran Yunnju. Yang Mulia tidak seharusnya menjauhkanku dari urusan negara." Putra Mahkota Xiao Han menyela

Kaisar Feng Han menarik nafas yang terasa berat kemudian menjawab. "tidakkah kamu hafal cara berpikir temanmu itu? "

"...."

"apakah kamu pikir dia hanyalah seseorang yang merebut sesuatu dari orang lain tanpa alasan... Tidak,  dia tidak seperti itu. Meskipun aku hanya 2 kali bertemu dengannya, aku bisa tahu sifatnya... Dan seharusnya kamu bisa menyadari kenapa peperangan ini bisa terjadi. "

"apakah Yang Mulia berencana menyerahkan satu-persatu wilayah kita padanya?! "

"tentu saja tidak, tidak ada seorangpun Kaisar yang mau wilayah kekuasaannya di rebut orang lain. Tapi aku bisa mengerti kenapa semua yang telah terjadi..... Selama ini aku selalu bingung karena di hadapkan pada dua pilihan yang sama sejak kamu lahir di dunia ini. "

"......"

".....pilihan itu adalah kesejahteraan seluruh wilayah Kekaisaran Yunnju ataukah nyawamu. Sebagai seorang Ayah, tentu aku harus memikirkan hidupmu tapi di sisi lain aku adalah seorang Kaisar yang harus memikirkan keselamatan dan kesejahteraan rakyatnya. Tapi aku sama sekali tidak bisa memilih diantara keduanya dan terus berusaha melindungi keduanya... Tapi akhirnya itu tetaplah tidak berhasil, saat ini aku tidak tahu harus bagaimana. "

"apakah Yang Mulia juga berpikir bahwa akulah yang membawa musibah pada seluruh Kekaisaran Yunnju? "

"aku tidak tahu,  dan sepertinya itu juga yang ingin di ketahui oleh temanmu,  Kaisar Baykyu. " jawab Kaisar Feng Han kemudian dia berbalik dan berjalan pergi dari teras.

...................¤¤¤¤¤¤............

(Di Aula Istana Kekaisaran Samaratungga)

"Lapor Yang Mulia,  kami telah berhasil merebut tiga Kerajaan di perbatasan dengan aman. Hamba menunggu perintah selanjutnya. " Jenderal Billy melapor.

"aku perintahkan kalian mundur kembali kepos kalian dan menyisakan beberapa tentara untuk menjaga keamanan di kerajaan yang baru kita kuasai." perintah Kaisar Baykyu.

"siap,  hamba laksanakan."

Menteri pertahanan maju kedepan dan mengungkapkan pendapatnya. "Yang Mulia, bolehkah Hamba berbicara? "

"katakan. " Kaisar memberikan ijin.

"mengamati dari peperangan kali ini,  kita bisa memenangkan tiga kerajaan dengan mudah. Hamba pikir akan lebih baik untuk melanjutkan ekspedisi merebut wilayah kerajaan lainnya daripada menarik mundur pasukan." ucap Menteri pertahanan.

"aku akan melakukannya,  tapi bukan sekarang. Seperti apa yang aku katakan sebelumnya, aku hanya ingin tahu apakah Kerajaan yang berhasil aku rebut dari Kekaisaran Yunnju bisa subur dan makmur setelah lepas dari kekuasaan Kekaisaran Yunnju.  Jika memang ketiga kerajaan itu bisa subur kembali,  maka akan aku melanjutkan ekspedisi merebut wilayah kerajaan lain dari kekuasaan Kekaisaran Yunnju." jawab Kaisar dengan suara datar.

"Hamba mengerti. " Menteri pertahanan mengangguk dan mundur kembali keposisinya.

...............¤¤¤¤¤¤...............

Hari sudah malam, kereta kuda milik Kay Lee berhenti ditepi jalan. Yu Shi sibuk menyalakan Api unggun untuk menghangatkan tubuh mereka dari angin malam yang dingin. Sedangkan Kay Ri juga sibuk memberi makan rumput pada kudanya. Beberapa saat kemudian Kay Lee keluar dari dalam hutan membawa dua ekor kelinci untuk di makan.

Kay Ri menatap cahaya merah dibalik bukit,  cahaya itu begitu terang dimalam gari hingga nampak seperti warna merah dari langit senja. "kakak... "

"iya... Ada apa? " jawab Kay Lee yang masih sibuk memanggang daging di perapian.

"kakak, coba lihatlah cahaya merah di balik bukit itu. "

Mendengar itu,  Kay Lee dan Yu Shi menoleh pada arah yang di tunjuk Kay Ri.

"?!!, kebakaran!... Itu adalah arah Kota tempatku bekerja!" ucap Kay Lee yang terkejut. Kemudian dengan terburu-buru dia segera melepaskan ikatan kuda dipohon dan mengaitkan tali kekang kudanya pada keretanya.

"kakak kenapa terburu-buru? " tanya Kay Ri melihat sikap kakaknya yang tidak tenang.

"sudah jangan banyak tanya, ayo kita naik dan segera menjauh dari sini. " jawab Kay Lee.

Segera mereka bertiga berkemas dan menaiki kereta yang dipacu dengan cukup cepat.

Yu Shi yang masih penasaran, dia bertanya pada Kay Lee yang masuh sibuk memacu kudanya dengan cepat tak perduli kereta berguncang dengan cukup keras. "apakah kebakaran ini ada hubungannya dengan banyaknya kasus penculikan anak?" tanya Yu Shi.

"aku tidak tahu, tapi aku mendapatkan firasat buruk dari kasus ini.  Sebaiknya kita menghindar sejauh mungkin daripada kita mendapatkan imbasnya."

Tiba-tiba Kay Lee menarik tali kekang kudanya karena berhenti mendadak, dia melihat di depan jalan ada sebuah kereta kuda yang terguling ditanah dengan beberapa mayat orang dewasa yang terpanah dan tergeletak begitu saja.

"gawat! " Kay Lee semakin panik melihat pemandangan di depannya.

Aaaaaaaa!!!

Tolooong!!! 

Lepaskan akuuu!!!

Terdengar suara jeritan anak-anak kecil di kejauhan.

Mendengar jeritan itu, Kay Lee langsung memacu kudanya semakin kencang.