Chereads / imperial on the ocean ice / Chapter 18 - chapter 18 - minggu kelam

Chapter 18 - chapter 18 - minggu kelam

Hari ke 2 di dalam hutan

Dari jarak yang sangat jauh Kay Ri masih mengawasi Yu Shi yang kini terkapar ditanah di kelilingi puluhan Hewan Gaib Liar. Berbekal kemampuan yang diajarkan kakaknya untuk menghilangkan hawa keberadaan, Hewan Gaib Liar tidak akan mengetahui keberadaannya. Dia sudah 2 hari tidak kembali kerumahnya, kakinya yang bengkak kini perlahan mulai sembuh karena waktu. Di balik semak-semak dia berusaha mencari celah untuk mengambil tubuh Yu Shi tapi dia masih belum ada kesempatan.

...............¤¤¤¤¤¤...............

Di halaman depan Aula Istana Kekaisaran Samaratungga, upacara pemakaman di adakan dengan sangat megah. Sepanjang jalanan kota dan Istana di hiasi dengan rangkaian bunga-bunga berwarna putih dengan kain putih panjang menjulur sepanjang jalan yang melengkapinya. Seluruh masyarakat dari Kekaisaran Samaratungga dan Kerajaan di bawahnya mengenakan baju putih pada upacara pemakaman ini. Upacara berkabung ini adalah upacara termegah yang pernah di adakan dalam catatan sejarah. Kaisar Baykyu keluar dari Aula Istana mengenakan baju serba putih dengan rambut merah panjang yang terurai lepas menyapu lantai. Kulitnya begitu pucat dan tatapan matanya kosong seakan tidak ada jiwa di dalamnya. Peti mati Ratu Shitarai sudah siap di halaman depan Aula Istana, selangkah demi selangkah Kaisar Baykyu menuruni tangga yang sangat tinggi dengan langkahnya yang terasa berat. Rambut merahnya yang begitu panjang terseret di permukaan tangga yang terbuat dari ubin dari batu yang setiap perseginya berukuran 2 meter. Seluruh pejabat seketika berlutut saat Kaisar Baykyu beserta 3 Jenderal memikul Peti mati dengan pundak mereka. Dengan langkah tegas dan seirama mereka melangkah membawa beban berat dipundak mereka menyusuri Begitu luasnya Istana dan menciptakan melewati jauhnya sepanjang jalan Ibu Kota Kekaisaran Samaratungga menuju area pemakaman Keluarga Kekaisaran yang berada di luar Ibu Kota. Pudak mereka memerah, tangan mereka serasa mati rasa karena memikul beban yang sangat berat terlalu lama. Beberapa kali para Jenderal telah menyerah dan di gantikan oleh Jenderal lainnya, tapi Kaisar Baykyu tetap tegar memikul beban yang membuat pundaknya kini berdarah. Melihat baju putih Kaisar Baykyu mulai berwarna merah karena darah, para menteri dan Jenderal menjadi cemas kemudian menawarkan bantuan mereka untuk memikul Peti mati tapi Kaisar hanya diam dan memberi isyarat untuk tidak ikut campur. Dalam diamnya seluruh pejabat dan masyarakat bisa merasakan kepedihan yang sangat mendalam yang di alami Kaisar Baykyu. Airmatapun jatuh tak terbendung dari wajah garang para pria dewasa yang jantan, bukan menangisi kematian dari Ratu Shitarai tapi menangisi kepedihan yang dirasakan oleh Kaisar mereka.

Tanah area pemakaman keluarga Kekaisaran telah terbentang karpet tebal berwarna putih sepanjang 3 kilo meter dan selebar 6 meter. Kaisar Baykyu melewatinya dengan baju putih bernodakan darah dari pundaknya yang kini merembes dan menetes di ujung jari-jarinya.

Diatas tanah sudah tergali sebuah lubang 3 meter x 2 meter, Kaisar Baykyu mengangkat jenazah Ratu Shitarai yang terbungkus kain putih dalam gendongannya dari Peti mati. Kemudian dia menuruni tangga yang terbuat dari balok kayu yang kokoh memasuki liang kubur, tubuh Ratu Shitarai yang dulu hangat, halus dan lentur kini dingin, kesat dan kaku. Dengan sangat pelan dan hati-hati Kaisar Baykyu meletakkan jenazah Istrinya diatas tanah yang dingin dan lembab. Dengan berat hati dia menguatkan diri untuk kembali dan merelakan istrinya untuk pergi selamanya darah yang terus menetes dari pundaknya seakan sudah menggantikan airmata yang mengering hingga tidak setetespun jatuh di pipinya.

Tanah kini sudah menutupi liang kubur, sepasang batu giok berukuran besar dengan ukiran nama Ratu Shitari yang dihiasi ornamen berlapis emas nan indah kini terpasang sebagai batu nisan. Para dayang yang mengenakan baju putih bergerak beriringan menaburkan jutaan bunga berwarna putih yang sekilas seperti hujan salju. Taburan bunga-bunga itu menumpuk menutupi dinginnya tanah makam.

...............¤¤¤¤¤¤...............

Hari ke 3 didalam hutan

Dalam hutan yang dipenuhi pepohonan besar dengan dedaunan lebat dan rindang membuat cahaya suli masuk diantara celah pepohonan dan membuat suasana yang terasa gelap dan lembab. Lagi-lagi Yu Shi terbangun dengan airmata membasahi wajahnya yang tampan lagi pucat, karena dia terus menerus mengingat ingatan dari adiknya. Entah mengapa tiba-tiba hatinya terasa sedih seperti sedang berkabung, tangan kirinyapun bergerak memegang dadanya dan tangan kanan mengusap airmatanya. Tiba-tiba matanya melebar karena menyadari kini dia sudah bisa bergerak dengan normal bahkan dia bisa melihat dan mendengar. Ekspresi wajahnya seketika berubah menjadi bahagia dengan airmata yang masih berlinangan membasahi pipinya. Dengan penuh hatu matanya dengan seksama mengamati tubuhnya yang kini bisa berdiri dan bergerak dengan sempurna.

"syukurlah aku bisa bergerak dengan normal kembali, bahkan tubuhku sekarang terasa sangat ringan dari sebelumnya." pikirnya dengan wajah gembira sambil melihat kedua tangannya.

Kemudian dia melihat Beruang Es berbaring di dekatnya dengan sedikit melirik santai kearahnya. Saat dia melihat dengan jelas Hewan Gaib Liar berada di sampingnya, Yu Shi samasekali tidak terkejut karena dia sudah menduganya. Wajahnyapun dengan lembut tersenyum dan dengan belaian lembut dia membelai bulu halus Beruang Es, kemudian Beruang Es mendekatkan moncongnya kearah wajah Yu Shi dan menjilatinya dengan lembut. Wajah Yu Shi semakin bahagia dan diapun seketika memeluk tubuh besar Beruang Es. Beberapa Hewan Gaib Liar lain ikut menjilati pipinya karena ikut berbahagia sekaligus mencari perhatiannya. Merasakan perhatian Hewan Gaib Liar yang begitu besar padanya, Yu Shi benar-benar sangat berbahagia sambil memeluk semua Hewan Gaib Liat itu, airmatanyapun tak berhenti menetes. "terimakasih. "

Dikejauhan Kay Ri masih melihat tubuh Yu Shi yang terus memancarkan Aura putih seakan tubuhnya bercahaya. Setelah beberapa jam mengawasi wajahnya kini bisa tersenyum bahagia melihat Yu Shi yang kini sudah terlihat sehat, hatinyapun menjadi lega. Tapi beberapa saat kemudian dia jatuh pingsang dibalik semak-semak tempat dia bersembunyi.

Krsssskk!!

Mendengar suara dari kejauhan, mata Yu Shi langsung mengarah kearah suara itu berasal. Dia mulai berjalan dan dibelakangnya ada beberapa Hewan Gaib Liar mengikutinya dari belakang seakan ingin tahu. Dia berjalan cukup jauh sambil mengamati lingkungan didepannya. Kemudian dia mendengar suara nafas lemah yang terdengar jelas seakan suara itu tepat berada di telinganya. Yu Shi terus berjalan dengan mencoba merasakan dan mendengar lingkungan sekitar, terdengar suara angin, suara langkah kaki, suara hembusan nafas, suara kepakan sayap burung, suara daun yang jatuh, suara renyah dari dedaunan kering yang terinjak bahkan suara tetesan air yang jatuh dari pucuk dedaunan. Matanya melebar karena menyadari kini telinganya bisa mendengar jauh lebih jelas dari sebelumnya. Kemudian matanya ia fokuskan pada objek ranting yang berada pada jarak 3 kilometer darinya. Seketika matanya semakin melebar dan bibirnya tersenyum karena saat ini dia bisa melihat titik fokus yang sangat mustahil di tempuh dengan mata normal. " a, aku bisa mendengar suara rendah dari kejauhan, bahkan aku bisa melihat pemandangan lebih jelas dari sebelumnya!. Sebetulnya apa yang sedang terjadi padaku, kenapa aku merasa semua indraku terasa jauh lebih kuat dari sebelumnya. Apakah ini adalah efek selamat dari musik yang sangat mengerikan beberapa hari yang lalu? "

Yu Shi yang masih berbahagia sekaligus binggung tetap melangkah kedepan. Meskipun ia kini bisa melihat lebih jelas dari sebelumnya tapi dia tidak bisa melihat menembus semak-semak tebal yang menutupi sesuatu dibaliknya. Beberapa saat kemudian matanya melebar melihat tubuh Kay Ri yang tergeletak lemah di balik semak-semak. "K, Kay Ri?! "

Tanpa pikir panjang dia langsung menggendong Kay Ri dalam dekapannya.