Chereads / imperial on the ocean ice / Chapter 10 - chapter 10 - belati angin

Chapter 10 - chapter 10 - belati angin

(Di Aula Istana Kekaisaran Samaratungga)

Kaisar Baykyu duduk sendiri di atas singgasananya tanpa cahaya dalam gelap dan luasnya Aula Istana Kekaisaran Samaratungga. Mata Kaisar Baykyu masih bagus seperti dulu, dia masih bisa melihat dengan jelas semua benda meskipun dalam kegelapan. Dari raut wajahnya menyiratkan kekhawatiran dalam renungannya hatinya tidak bisa tenang memikirkan kedua anaknya. Kemudian tangan kanannya menengadah dan perlahan muncul cahaya kuning dari pusat telapak tangannya. Cahaya tipis itu perlahan berkumpul dan membentuk Wujud sebuah belati yang terbuat dari elemen Angin. Belati Angin itu terbang pelan sesuai dengan apa yang di inginkan Kaisar Baykyu. Kemudian secepat kilat tiba-tiba belati itu menancap pada salah satu pilar raksasa dalam Aula Istana yang berdiameter 8 meter dengan tinggi 30 meter. Dengan cepat pada bagian yang tadi tertancap Belati Angin berubah menjadi Angin dan menghasilkan cekungan yang semakin melebar hingga memisahkan bagian atas dan bagian bawah. Seakan sedang digerogoti oleh sesuatu, bagian dari Pilar itu terus menerus menghilang menjadi Angin hingga menyisakan pondasinya saja. Kemudian perlahan cahaya kuning berkumpul kembali dan membentuk wujud Belati Angin dan terbang kearah Kaisar Baykyu kemudian mendarat tepat 2 cm di atas telapak tangannya. "aku merasa beruntung diberi Belati Angin oleh Kaisar Terra. Belati Angin bukan hanya bisa aku gunakan untuk menyerang, tapi juga bisa di gunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang memiliki elemen Angin dari jarak jauh dalam waktu singkat."

Tak lama kemudian Jenderal Guojin yang merupakan Jenderal kepercayaan yang memiliki elemen Angin level 9 membuka pintu Aula.  Dia memasuki Aula Istana yang sangat luas dan gelap gulita, tapi tiba-tiba dalam waktu seketika Kaisar Baykyu menyalakan puluhan ribu obor dalam Aula secara bersamaan sehingga menerangi setiap sudut Aula. Jenderal Guojin berjalan dengan gagah menghadap Kaisar Baykyu yang sudah menunggunya di singgasananya. Ditengan Aula, mata Jenderal Guojin terbelalak karena melihat bahwa ada 1 pilar Aula yang hilang dan hanya menyisakan pondasi yang terlihat seperti bekas digerogoti oleh sesuatu. Dari tekanan energi yang tersisa pada pondasi pilar itu, dia menyadari sesuatu. "ini adalah bekas serangan dari elemen Angin level 20!. Belati Angin akan memiliki level yang sama seperti orang yang memilikinya, meskipun pemiliknya memiliki elemen yang berbeda menginggat Kaisar Baykyu memiliki level 20 elemen Api. Belati Angin lebih fleksibel, Berbeda dari pedang Zilla yang hanya bisa digunakan oleh orang yang memiliki elemen Api." pikir Jenderal Guojin sambil terus berjalan menghadap Kaisar.

"......" Kaisar Baykyu menoleh kearah Jenderal Guojin yang sudah di depannya.

"Hamba, jenderal Guojin menghadap yang mulia Kaisar. " ucap Jenderal Guojin sambil berlutut dan memberi hormat.

"Jendela Guojin, aku memerintahkan kamu untuk menjaga kedua putraku di tempat kemah mereka yang berada disebelah timur wilayah bagian Kekaisaran Samaratungga, tepatnya berada di hutan Dukku kerajaan Jikrona. Saat kamu sampai disana, kamu harus mengabariku keadaan dari kedua putraku. "

"siap laksanakan. " jawab Jenderal Guojin dengan mantap kemudian dia berjalan keluar dan segera menuju hutan Dukku di kerajaan Jikrona bersama dengan 100 tentara dibawah komandonya.

.............¤¤¤¤¤¤............

(Di hutan Dukku)

Dungma duduk di pinggir api unggun dengan tatapan kosong. "ini sudah hampir pagi,  bagaimana keadaan mereka? "

"kenapa kamu baru menyesal sekarang? " tanya Wendy.

"aku tidak menyesali sikap kita terhadap Pangeran Arima,  yang aku pikirkan adalah keadaan Pangeran Zassy dan Haise. Bagaimanapun mereka adalah teman kita. " jawab Dungma.

"bagaimana jika mereka bertiga mati di dalam hutan? " Liata mengungkapkan yang ada di kepalanya.

"?!..." Jarrod, Dungma dan Wendi mulai berpikir tentang kemungkinan tersebut dan mereka hanya bisa terdiam. "......"

"jika mereka mati, apa yang harus kita katakan pada hakim di pengadilan? " tanya Liata yang meminta saran pada teman-temannya.

"......." mereka hanya terdiam dan tak mampu untuk berpikir.

"jika mereka kembali, kita pasti akan mendapatkan hukuman penjara karena telah menyebabkan kematian Pangeran Arima. Meskipun kita hanya berniat main-main, tapi kitalah yang menyebabkan nyawanya hilang. " ucap Liata yang tidak bisa menutupi ekspresi cemasnya.

"... Kita tidak akan bisa menghindari hukuman meski apapun alasan kita. Kecuali..... " ucapan Jarrod tiba-tiba berhenti di tengah.

"kecuali apa? " tanya Liata.

Wendy dan Dungma memasang telinga seakan tak sabar untuk mendengarkan.

Jarrod menarik nafas yang terasa berat dan melanjutkan kata-katanya yang belum selesai.  "....kecuali jika mereka bertiga mati, maka kita bisa selamat dari hukuman."

"?!!!" Wendy, Dungma dan Liata terkejut dengan pemikiran Jarrod, tapi mereka menyadari bahwa apa yang dikatakan Jarrod sesuai untuk situasi mereka saat ini.

"....bagaimanapun juga aku masih berharap Pangeran Zassy dan Haise bisa kembali dengan selamat meskipun pada akhirnya aku harus mendekam di dalam penjara. " Wendy menanggapi.

Tak lama kemudian diatas langit malam, terlihat ratusan Hewan Gaib Angin dengan pengendara yang menunggangi mereka.

"Tentara khusus Samaratungga pengendara Hewan Gaib elemen Angin?! " Dungma menelan ludah melihat ratusan tentara yang siap mendarat di depannya.

Ratusan Tentara khusus mendaratkan Hewan Gaib mereka di atas tanah,  kemudian semua Hewan Gaib itu berubah menjadi partikel bercahaya kuning dan merasuk kedalam tubuh pengendara mereka masing-masing.

Dungma, Jarrod, Wendy dan Liata tertegun melihat ratusan tentara bersenjata lengkap dengan baju besi berjalan tegap kearah mereka.