Chereads / imperial on the ocean ice / Chapter 2 - chapter 2 - malam berdarah

Chapter 2 - chapter 2 - malam berdarah

Pangeran Zassy bersiap pergi berburu keluar Ibu Kota tepatnya ke hutan Dukku di Kerajaan Jikrona yang masih wilaya Kekaisaran Samaratungga. Dia pergi dengan kelima teman-teman sekelasnya, tapi Pangeran Arima tiba-tiba datang dan ingin ikut bersamanya.

"kami akan pergi selama 10 hari. Apa kamu yakin tetap mau ikut?"

"iya." Pangeran Arima mengangguk cepat.

Meskipun hatinya masih sebal, tapi Pangeran Zassy memperbolehkannya untuk ikut. Pangeran Arima yang sudah berumur 8 tahun begitu senang bisa bersama kakaknya.

Saat berada di luar Ibu Kota, kedua pangeran bersama teman-temannya pergi ke hutan tanpa tentara ataupun pengawal seorangpun. Kemudian mereka mulai membangun tenda di sebuah lapangan tak jauh dari hutan. Sedangkan Pangeran Zassy mencari kayu bakar bersama Bangsawan Haise yang berumur 13 tahun.

"pangeran Arima, bisakah anda menyalakan Api unggun?" minta bangsawan Dungma yang berumur 14 tahun pada Pangeran Arima.

"....aku tidak bisa."

"bukankah kamu adalah anak Kaisar, manamungkin menyalakan api unggun saja tidak bisa?" Dungma berjalan kearah Pangeran Arima.

"..."

"jadi gosip bahwa Pangeran Arima memiliki tubuh orang biasa adalah benar, ya?" tanya Dungma dengan mendekatkan wajahnya ke muka Pangeran Arima, Suaranya terdengar mengejek.

Tiga teman sekelas Pangeran Zassy juga ikut mengejek Pangeran Arima dan menyudutkannya. Pada Saat adiknya dibully oleh teman-temannya Pangeran Zassy melihatnya tapi dia tidak perduli dan pura-pura tidak tahu.

Pangeran Arima putus asa melihat kakaknya yang tiba-tiba berubah sikap. Dia hanya bisa pasrah saat Dungma, Jarrod, Wendy dan Liata membawanya kedalam hutan.

"kamu memang sampah, bahkan Kakakmu juga telah membuangmu." hina Jarrod dengan ekspresi yang merendahkan.

"...tidak, kakaku tidak akan membuangku!" Tegas Pangeran Arima yang matanya mulai berkaca-kaca.

"kamu melihatnya sendiri bahwa Pangeran Zassy tahu saat kami menyerektu kedalam hutan ini. Sudah jangan menipu dirimu sendiri sampah..." ejek Wendy dengan senyuman jahat diwajahnya.

"...tidak...tidak aku tidak mau mempercayainya! Kakak!.... Kakak!.... Kakak!...." dengan suara keras Pangeran Arima memanggil Kakaknya saat dia terus diseret kedalam hutan semakin dalam.

Pangeran Zassy mendengar dengan jelas suara adiknya yang diseret kedalam hutan hingga suara itu semakin jauh dan semakin tidak terdengar kemudian menghilang.

"sudahlah... Kamu sudah mengetes sendiri kakakmu yang tetap tidak perduli meskipun kamu memanggilnya tanpa henti." kata Liata sambil mengorek telinganya yang merasa bising mendengar teriakan Pangeran Arima.

Airmata Pangeran Arima yang tadinya tidak henti menetes tiba-tiba mengering meninggalkan mata yang bengkak karena tangis. Dia hanya membisu dengan tatapan kosong dimatanya.

Mereka mengikat tubuh Pangeran Arima disebatang pohon dengan tangan, kaki terikat dan mulut yang disumpal kemudian di ikat.

"jika malam ini kamu bisa selamat dari serigala liar, kami berjanji akan menganggapmu sebagai pangeran kembali dan bukannya sebagai sampah." ucap Dungma pada Pangeran Arima, kemudian dia dan ketiga temannya kembali ke arah kemah.

Mereka pergi sangat lama didalam hutan, tapi Pangeran Zassy tetap tidak mau perduli.

"seluruh keluargaku memiliki elemen Api, jika aku melihat ada orang yang tidak memiliki elemen aku akan menganggapnya seperti sampah. Tapi... Aku dan kamu berbeda, karena dia adalah adik kandungmu." ucap Haise dengan suara dingin, dia ingin menyadarkan Pangeran Zassy atas sikapnya.

Rasa bersalah tiba-tiba muncul, Pangeran Zassy langsung berlari kearah hutan dan mencari adiknya. Kemudian dari kejauhan dia melihat keempat temannya yang berjalan dan sedang asik ngobrol.

"dimana adikku?!" dia bertemu teman-temannya yang kembali tanpa membawa adiknya.

"kenapa tiba-tiba kamu marah?" tanya Dungma dengan santai.

BUUKKK!

Tiba-tiba bogem mentah mendarat di pipi kiri Dungma. Seketika dia marah. "Ada apa denganmu?!"

"jika aku ada hal buruk terjadi pada adikku aku bersumpah untuk balas dendam pada kalian!" ancam Pangeran Zassy pada keempat temannya.

"bukan hanya kami yang bedosa, kamu juga ikut berdosa!. Saat itu kamu tahu kalau kami menyeret adikmu, tapi kamu membiarkannya dan membuangnya ketangan kami!" Dungma juga menyalahkan Pangeran Zassy.

"?!"

"bahkan saat dia menjerit memangilmu kamu tidak bergeming dari aktifitasmu!" bentak Dungma yang kesal.

"apa?!!!" tangan pangeran Zassy mencekik leher Dungma dengan sangat kuat hingga wajahnya membiru dengan kedua mata seperti mau melompat dari tempatnya. Kemudian cengkraman Pangeran Zassy mengendur dan berkata."aku urus kamu nanti setelah aku menemukan adikku.... Bawa aku ke tempat kalian meninggalkan adikku."

UHHUK!! UHHUUUKK!!! UHHUKK!!

Dungma tersungkur ketanah dengan nafas yang tak beraturan dan tubuhnya masih mengeluarkan keringat dingin.

Kemudian Dungma beserta ketiga temannya menunjukkan arah dimana mereka telah mengikat tubuh Pangeran Arima. Seketika mata Pangeran Zassy terbelalak, melihat tali dipohon yang terkoyak dengan bercak darah yang sangat banyak dan beberapa bangkai serigala tergeletak disana. Wajah Pangeran Zassy terlihat sangat SHOCH! Tubuhnya gemetar hebat dan kedua kakinya lemas hingga kedua kakinya tersungkur ditanah. Keempat temannya ketakutan melihat pemandangan didepan mereka, mereka tidak menyangka dalam waktu yang cepat serigala sudah mengoyak tubuh Pangeran Arima.

"sepertinya serigala liar sudah menyeret tubuh Pangeran Arima ke sarang mereka." pikir Liata.

"tidak..."

"jika kita sendiri yang mencari bangkai adikmu, nyawa kita nanti yang akan dalam bahaya."

"tidak... Adikku belum mati...."

"sudah ayo kita kembali." ucap Liata dengan memegang pundak Pangeran Zassy yang terduduk ditanah.

"adikku tidak mati!!" dengan penuh amarah Pangeran Zassy menampik dengan keras tangan Liata yang memegang pundaknya.

Pangeran Zassy berdiri dan menoleh kearah teman-temannya dengan penuh amarah, matanya berkilat merah. Seketika rerumputan disekitar keempat temannya terbakar. "aku akan buktikan bahwa adikku tidak mati." linangan airmata mengalir deras diantara mata berwarna hitam dengan kilat merah itu.

Keempat teman Pangeran Zassy hanya bisa menelan ludan dan tubuh mereka berkeringat dingin merasakan Hawa membunuh yang begitu kuat terpancar dari tubuh Pangeran Zassy.

Pangeran Zassy berlari sendirian kedalam hutan mengikuti jejak darah yang menetes. Dia terus mencari adiknya seperti orang gila, tanpa henti di hutan dia terus mencari tapi tak kunjung menemukan adiknya.

Dia terus mencari hingga malam tiba. Tapi adiknya masih tak kunjung ditemukan. Tiba-tiba matanya terbelalak saat melihat tubuh adiknya bergelantungan diantara gigi-gigi tajam Hewan Gaib Liar Kadal Air level 8 berbentuk singa berukuran 7 meter.

Amarahnya memuncak tubuhnya berubah menjadi api, tapi Pangeran Zassy belum bisa mengeluarkan Hewan Gaib meskipun sudah berada di level 3.

Dia mengeluarkan Pedang Zilla dari sarungnya dan seketika melawan Kadal Air itu hingga pundak kanannya hampir putus. Kaki kanannya mengalami luka sayatan bekas cakaran kuku-kuku besar yang tajam. Pada saat bertarung, tiba-tiba level Pangeran Zassy meningkat dengan drastis. Dia terus bertarung secara membabi buta dan tidak menghiraukan rasa sakit yang di deritanya. Levelnya terus naik, Kekuatan Pedang Zilla-pun semakin kuat dan akurat. Dalam waktu kurang dari 1 jam, Pangeran Zassy sudah mencapai level 8 dan dia berhasil mengalahkan Kadal Air level 8 itu sendirian.

Matanya berlinangan airmata hingga kedua kelopak matanya bengkak karena banyaknya airmata yang mengalir keluar. Pangeran Zassy hanya bisa melihat Jenazah adiknya yang terkoyak dan tanpa nyawa. Dalam kesedihannya dan kekalahannya Pangeran Zassy menyadari bahwa bukan teman-temannya, bukan serigala liar, bukan pula Kadal Air yang telah membunuh adiknya. Tapi dia sendiri yang telah membunuh adiknya karena rasa iri yang meracuni jiwanya.

...........¤¤¤¤¤......

vote ya😊😉