Chereads / imperial on the ocean ice / Chapter 6 - chapter 6 - ancaman

Chapter 6 - chapter 6 - ancaman

Klo baca wajib kasih vote

********************************

Haise terus mencari Pangeran Zassy didalam hutan yang masih gelap. Sedangkan Pangeran Arima hanya diam sambil mengikuti Haise dibelakang.

"Pangeran Zassy!... Pangeran Zassy!... Pangeran Zassy!" Haise terus memanggil didalam hutan.

"......." Pangeran Arima hanya diam dan mengikutinya.

"kenapa kamu tidak ikut memanggil kakakmu?" Haise merasa kesal karena hanya dia yang terus memanggil Zassy hingga tenggorokannya terasa kering.

"......." Pangeran Arima hanya diam dan menatap wajah Haise.

"sudahlah, tidak apa biar aku yang tetap memanggil PangeranZassy." Haise merasa Pangeran Arima semakin aneh. Kemudian dia berfikir. "entah mengapa tatapan kosong Pangeran Arima membuatku sedikit takut."

"Pangeran Zassy!... Pangeran Zassy!... Pangeran Zassy!" Haise terus memanggil didalam hutan.

Tiba-tiba muncul perasaan tidak enak di dalam hati pangeran Arima, dengan raut wajah cemas dan tangan kanan meremas dada pada bagian jantunganya dia berkeringat dingin. Saat dia memejamkan mata, terbayang warna hitam kabut yang bergerak cepat seakan membawa pikirannya terbang jauh mengelilingi hutan yang gelap. Kemudian kabut hitam itu mulai bergerak pelan dan tersibak hingga memperlihatkan sebuah kawasan dengan segerombolan serigala yang sedang merasa terganggu dan dalam posisi siaga. Pangeran Zassy (Arima) memandang tubuh dan tanganya, dia melihat seluruh tubuhnya transparan dengan bentuk tubuhnya yang dulu sebelum masuk kedalam tubuh Pangeran Arima yaitu bentuk tubuh Pangeran Zassy. Kabut hitam mulai tertutup kembali dan bergerak cepat membawa pikirannya jauh. Kemudian kabut hitam tersibak kembali dan disana dia melihat seekor Rakun Earth Liar berukuran 8 meter yang berjalan pelan. Moncongnya seperti sedang mengendus sesuatu dan kepala besarnya menoleh suatu kearah seakan merasakan kehadiran sesuatu. Tiba-tiba bola matanya melirik tepat pangeran Zassy(Arima) yang sebetulnya hanya berupa pikiran. Pangeran Zassy(Arima) menelan ludah, Hewan Gaib itu melihat tepat pada mata pangeran Zassy(Arima) secara langsung dengan langkah kaki yang beralih kearah pangeran Zassy(Arima). Pikiran Pangeran Zassy(Arima) mulai ketakutan, pikirannya seakan tidak bisa bergerak dari tempatnya. "Hewan Gaib Liar ini, kenapa dia menatapku... Tidak, ini tidak mungkin, ini pasti mimpi."

Hewan Gaib Liar masih menatap pikiran Pangeran Zassy(Arima) dengan seksama. Kemudian dia mengendus-endus tepat didepan mata Pangeran Zassy(Arima) dan mulai berjalan pelan berputar-putar disekeliling pikiran Pangeran Zassy(Arima).

"Mimpi... Ini pasti mimpi. Saat ini aku sedang bersama dengan Haise tidak mungkin aku tiba-tiba berada didepan Hewan Gaib Liar. Mungkin saja aku pingsan saat bersama Haise dan bermimpi. Tapi kenapa saat ini seakan-akan tubuhku benar-benar berada di dekat Hewan Gaib Liar ini bahkan aku bisa merasakan setiap hembusan nafasnya yang menyentuh kulitku?"

Tiba-tiba kabut hitam menutupi semua pandangan dan bergerak cepat seakan membawa pandangannya mundur kebelakang. Seketika matanyapun terbuka dengan terbelalak lebar, pada saat yang sama hidung dan mulutnya menarik nafas besar yang menyedot banyak udara hingga memenuhi paru-parunya. Detak jantungnya bergerak dengan cepat, keringat dingin mengucur deras di pipinya. Didepannya dia melihat Haise yang dengan tatapan aneh menatapnya.

tangan Pangeran Arima meraih tangan Haise yang masih tertegun ditempatnya, kemudian dia memberitahu apa yang ada dipikirannya. "Haise...keberadaan kita sepertinya menarik perhatian serigala liar dan Hewan Gaib Liar disekitar sini."

"...bagaimana kamu bisa tahu? Aku saja tidak mendengar langkah kedatangan mereka." tanya Haise yang barusan tersadar dari pikirannya.

"mereka cukup jauh dari sini tapi mereka mulai bergerak kemari."

"bagaimana mungkin kamu bisa mengetahui sesuatu yang tak sewajarnya kamu ketahui?" sahut Haise dengan ekspresi aneh dan kaku.

"entah mengapa aku sekarang bisa merasakan kehadiran mereka..." Pangeran Arima masih berkeringat dingin dan masih tidak tahu apa yang sedang terjadi pada dirinya. Penjelasannya terhenti karena dia menyadari bahwa Haise saat ini masih memandangnya dengan tatapan aneh. Kemudian dengan ekspresi binggung dia bertanya. "....Haise ada apa, kenapa kamu menatapku seperti itu?..."

"......" Haise masih terdiam dan menelan ludah.

"......" Pangeran Arima masih menanti jawaban dari Haise dengan sorot mata penuh tanda tanya.

Dengan berkeringat dingin Haise mencoba menceritakan apa yang dilihatnya. ".....tadi saat langkahmu terhenti dibelakangku, aku melihat kabur hitam seperti asap mengelilingi tubuhmu. Dengan kedua mata yang masih terbuka tubuhmu berdiri mamatung, aku berjalan mendekat kearahmu dan mengamatimu. Saat itu aku sangat terkejut ketika aku tidak merasakan tanda kehidupanmu. Kamu tidak bernafas, wajahmu tiba-tiba menjadi pucat seperti mayat. Seketika aku meraih nadi ditanganmu, tapi aku sama sekali tidak merasakan tanda kehidupan di nadimu. Pada saat itu aku pikir kamu benar-benar telah mati, tapi tiba-tiba kamu menarik nafas besar dan kamu hidup kembali."

"......." Mendengar itu mata Pangeran Arima melebar dan menelan ludah yang terasa pahit kemudian dia berpikir. " sepertinya aku sekarang memang telah menjadi aneh..."

"sebetulnya apa yang barusan terjadi padamu Pangeran Arima?" tanya Haise yang bingung.

"......" Pangeran Arima yang masih bingung dan tertegun, sama sekali tidak menjawab pertanyaan Haise.

Langkah kaki Haise terhenti, tubuhnya seperti bersiap dalam posisi siaga. Sedangkan Pangeran Arima hanya berdiri dengan ekspresi yang masih tertegun. Beberapa waktu kemudian terdengar puluhan derap langkah yang berlari kearah mereka, itu adalah derap langkah dari serigala liar yang berlari cepat memburu mereka.

..................¤¤¤¤..............