Chereads / imperial on the ocean ice / Chapter 3 - chapter 3 - nyawa dibayar nyawa

Chapter 3 - chapter 3 - nyawa dibayar nyawa

Klo baca wajib kasih vote

********************************

Pangeran Zassy mengalami Kekalahan terbesar dalam hidupnya, saat dia kehilangan nyawa adiknya yang berharga karena dibunuh oleh rasa Iri dihatinya sendiri.

Dengan tatapan kosong seperti tidak bernyawa Pangeran Zassy berjalan dengan membawa mayat adiknya di pundak kirinya. Dia terus berjalan dengan tatapan kosong menuju keluar hutan dengan kondisi tangan dan kakinya yang terluka parah.

Keempat temannya yang khawatir terhadap keadaan Pangeran Zassy. Masih mencari dihutan meskipun ada kekhawatiran juka bertemu serigala. Kemudian mereka melihat di kejauhan Pangeran Zassy yang sedang mengendong adikknya dipundaknya. Saat mereka mendekat mereka kaget melihat kondisi Pangeran Zassy yang begitu memprihatinkan. Akhirnya mereka menyadari bahwa Pangeran Arima sudah tidak bernyawa lagi. Seketika mereka semakin ketakutan karena mereka menyebankan Pangeran Arima mati dan Pangeran Zassy terluka parah.

"jika kamu mengadukan kami!, kami juga akan mengatakan bahwa kamu telah meninggalkan adikmu ditangan kami.!!" teman-temannya yang ketakutan mengancam kemudian mereka melarikan diri.

Mata Pangeran Zassy kosong, wajahnya tidak memiliki ekspresi apapun. Dengan tetap menggendong adiknya untuk keluar dari hutan luka yang begitu parah di deritanya sama sekali tidak terasa karena rasa sakit itu kalah dengan rasa sakit didalam hati Pangeran Zassy.

Malam semakin larut, seorang wanita buruk rupa dengan jari-jari yang sangat panjang dan kuku tajam panjang, mencium aroma darah yang begitu menyengat. Rambutnya keriting acak-acakan dan berwarna hitam kelam bahkan cahaya tak akan terpantul darinya. Kakinya tidak menapak ditanah, dia terbang 10 cm di atas tanah kemudian dia mengikuti jejak aroma darah yang sangat kuat berhembus bersama angin di udara. Aroma wangi darah ini adalah darah dari calon pangeran yang pasti akan dipilih oleh langit. Saat wanita buruk rupa itu sampai, dia melihat seorang anak muda yang berjalan tapi seperti tidak bernyawa. Anak muda itu masih  berumur 13 tahun dengan menggendong mayat dipundak kirinya. Anak muda itu adalah yang memiliki aroma kuat wangi darah calon penganti Kaisar selanjutnya.

Wanita buruk rupa itu melayang-layang sambil mengendus-endus tubuh Pangeran Zassy yang mengeluarkan darah seperti menikmati makanan yang sangat sedap dimakan. Kemudian dia bertanya dengan suara lirih seperti hembusan angin dingin di musim dingin. "siapakah mayat yang kamu bawa nak?" tanya wanita buruk rupa itu.

"......"

Wanita buruk rupa itu terbang dengan wajah menghadap tepat di depan muka Pangerasn Zassy, tapi Pangeran Zassy tetap berjalan kedepan dan wanita buruk rupa itu terus terbang mundur seiringan langkah kaki pangeran Zassy. ".....Sepertinya mayat itu adalah adikmu."

"....."

kemudian Wanita buruk rupa itu bergerak terbang kesamping seakan berjalan beriringan disamping kanan Pangeran Zassy. "hah..... dia sudah mati tinggalkan saja dia dan aku akan menyembuhkan lukamu."

"..."

"aku bisa membantumu menjadi kaisar dimasa depan...." Wanita buruk rupa itu menawarkan.

"..."

"kamu tidak bisa menjadi Kaisar dimasa depan. jika kamu terus membawa mayat itu..... dan membahayakan nyawamu...." ucap wanita itu sambil mendesah.

"....."

"nyawamu sekarang dalam bahaya, aku bisa menyembuhkanmu dan memberimu kesempatan menjadi Kaisar."

"..."

"dengan keras kepala seperti ini.....kamu tidak akan mendapatkan apapun, nak."

"..."

".....adikmu sudah mati. Sekarang hanya kamu yang akan disayang oleh kedua orang tuamu."

Seketika sorot mata Pangeran Zassy penuh dengan amarah dengan bola mata yang berkilat merah melotot kearah wanita buruk rupa itu.

"Auch!... Api..."

Hanya dengan sorot mata Pangeran Zassy, sudah bisa membakar rambut wanita buruk rupa itu. Tapi dengan santai dia memadamkannya.

".... ..." Pangeran Zassy meneruskan perjalanannya.

"hebat..... Pantas saja aroma darahmu begitu menggoda. Bakatmu begitu besar..... sayang sekali kalau disia-siakan." suara dingin itu membisikkan ditelinga Pangeran Zassy.

"....."

"sesungguhnya aku benar-benar ingin meminum darahmu.... Andai aku bisa membantumu untuk terus hidup dan menjadi Kaisar..... Aku bisa terus meminta bayaran atas darahmu saat kamu dewasa...." kepala wanita itu bergerak pelan sambil berbicara dan mendesah lirih. Kemudian dia melanjutkan. ".....tapi sayangnya kamu saat ini tidak memiliki ambisi apapun kecuali.... Menghidupkan kembali adikmu yang sudah jadi bangkai itu.... Kalau itu memang  Ambisimu..... Aku bisa memberikannya padamu."

Seketika langkah Pangeran Zassy terhenti dan menatap wanita buruk rupa itu dengan sorot mata yang penuh harap.

Wanita buruk rupa itu tersenyum menyeringai. "jadi... Kamu tertarik dengan tawaranku,ya?..."

"...tolong..."

"baiklah, aku akan menolongmu.... Tapi bayaranku tidaklah murah...." bibirnya berbisik dengan menghembuskan udara dingin ditelinga Pangeran Zassy.

"katakan."

"aku ingin tubuh yang saat ini kamu gunakan." mata wanita buruk rupa itu sepenuhnya berwarna hitan kelam, tanpa warna putih ataupun cahaya sama sekali.

"apa maksudmu?"

"adikmu sudah mati, rohnya sudah lenyap. Aku bisa mengembalikan tubuh adikmu tapi aku tidak bisa mengembalikan nyawanya yang sudah lenyap."

"jadi... Tetap tidak bisa ya?...." dengan sorot mata yang sedih.

"tapi aku memiliki cara alternatif untuk menghidupkan adikmu." sambil tersenyum tipis.

"bagaimana caranya?"

"dengan nyawamu."

"meskipun aku harus mati, aku rela asalkan adikku bisa hidup kembali!"

"hmm..." wanita buruk rupa itu mendesah dan mengendus aroma darah Pangeran Zassy. "baiklah...akan aku katakan caranya...."

"jika caranya adalah membunuh diriku sekarang juga, aku siap!."

"tidak... tidak seperti itu caranya... Aku akan mengembalikan tubuh adikmu seperti sedia kala kemudian aku membutuhkan roh untuk mengisinya....dan roh yang akan aku gunakan nanti adalah....rohmu." wanita buruk rupa itu menunjuk jantung Pangeran Zassy dengan telunjuknya yang sangat panjang dan kuku yang tajam panjang.

"baiklah aku siap!"

"tapi.... Sebagai bayaranku atas usahaku adalah seluruh darah, daging dan tulang yang ada di dalam tubuhmu.... Hingga tubuhmu tak memiliki mayat untuk dikuburkan." lidah Wanita buruk rupa itu menjulur keluar seperti sedang menikmati momen-momen saat akan memakan hidangan.

"aku siap!"

"ck...ck...ck.... Ambisi memang mengalahkan logika.... Para Penyihir sepertiku suka dengan orang-orang sepertimu."

Kedua tangan penyihir itu menyentuh kepala adiknya yang sudah terbujur kaku dipundak Pangeran Zassy. Tak lama kemudian tubuh adiknya yang sudah terkoyak kembali utuh dan hangat.

Mata Pangeran Zassy berkaca-kaca kemudian dari matanya berlinangan air mata. Saat dia melihat sosok adiknya telah kembali seperti semula dan merasakan tubuh adiknya yang dingin menjadi hangat kembali.

Penyihir itu berdiri dan tangannya bergerak berputar-putar, darinya keluar kabut hitam yang memenuhi seluruh hutan dengan Hawa jahat. Tapi Hawa Jahat yang mengerikan itu tidak bisa menggentarkan hati Pangeran Zassy. Perlahan Hawa jahat itu menjadi gumpalan padat seukuran bola golf. Dengan mendesah lirih dan dingin, penyihir itu menjelaskan. "hmmmh.... Bola ini akan memaksa roh keluar dari tubuhmu sekaligus memakan tubuhmu untuk mengisi perutku yang lapar...."

Pangeran Zassy sudah mempersiapkan diri, tanpa basa basi penyihir itu melemparkan Bola jahat itu tepat kejantung Pangeran Zassy.

AAAAAAAAAAAGGGGGGHHHHH!!!!!!

Gema jeritan dari dalam hutan memekakkan telingga hingga teman-temannya yang berada sangat jauh darinya mendengar jerit geramannya.

Rasa sakit yang tak tertahankan seperti dicabik oleh jutaan pedang di setiap jengkal tubuhnya tidak membuat Pangeran Zassy takut untuk mati. Pada saat yang sama, muncul kabut hitam memenuhi hutan dan muncul awan hitam dilangit yang mengeluarkan petir. Awan hitam dilangit dan kabut hitam diseluruh hutan menjadi satu dalam pusaran tornado yang mengeluarkan petir dari setiap pusarannya. Pusaran tornafo berwarna hitam pekat itu merasuk kejantung Pangeran Zassy dan pada saat bersamaan tubuh Pangeran Zassy lenyap menyisakan bola berwarna Keemasan yang melayang-layang di udara dan bergerak masuk kedalam jantung Pangeran Arima yang tak bernyawa.

Udara secara cepat dan banyak  tesedor kedalam paru-paru, seakan dia baru keluar dari dasar Air. Matanya melihat pemandangan gelap. "k,kenapa aku masuh hidup?"

Mata Pangeran Zassy melihat penyihir, Kemudian dengan marah dia bertanya. "kenapa aku masih hidup, bukankah kamu mengatakan akan menghidupkan adikku kembali?!"

Penyihir itu tersenyum dan bergerak lembut bagaikan kabut hitam didalam hutan. Kemudian perlahan muncul sebuah cermin yang terbuat dari hembusan kabut hitam seraya terbang menghadap wajah pangeran zassy. Seketika mata pangeran Zassy Berlinangan Airmata bahagia, karena wajah yang tercermin bukanlah wajahnya, tapi wajah Pangeran Arima.

"sekarang kamu tidak bisa menggunakan namamu yang dulu. Dirimu yang dulu telah lenyap, kamu harus membiasakan diri dengan tubuh barumu...." penyihir itu tersenyum bahagia kemudian jari-jarinya yang panjang dan tajam menunjuk kearah jantung Pangeran Zassy yang sudah berada didalam Tubuh Pangeran Arima. Kemudian penyihir itu melanjutkan perkataannya. "..... Diluar dugaanku, saat proses memasukkan Rohmu kedalam tubuhmu.... Hawa jahat yang ada di alam juga ikut tersedot kedalam Rohmu sebelum Rohmu akan merasuk kedalam tubuh adikmu. Karena itu sekarang di jantungmu tergambar Simbol yang sama sepertiku...."

Pangeran Zassy tidak perduli dengan apa yang dikatakan Penyihir, asalkan Adiknya bisa hidup kembali.... Itu sudah cukup. Dia melihat kedua tangannya dan melihat tubuhnya yang sehat, kemudian matanya berkaca-kaca dan menangis. "ini adalah tangan adikku... Ini adalah tubuh adikku... Tapi, kenapa ini adalah pikiranku?...." tangis Pangeran Zassy pecah dihutan belantara yang sepi.

Penyihir itu perlahan menghilang diantara kabut hitam dan lenyap dikegelapan.

.................¤¤¤¤¤...............

Kasih Vote dan komen