Kringgg kringgg kringgg
"Seaa bangun! Itu alarm kamu udah bunyi dari tadi tapi orangnya belum bangun juga." Teriak Lauren dari depan pintu.
Gadis yang sibuk meraba dimana letak alarmnya itu akhirnya memilih menyudahi mimpi indahnya dan kembali kerealita hidupnya.
"Iya iya ma, ini Sea udah bangun." Balasnya dengan nada khas orang baru bangun tidur.
"Cepetan mandi nanti kamu telat ini kan hari pertama kamu jadi anak SMA, See." Ujar Lauren.
Tidak ada jawaban yang menandakan gadis tersebut sudah terjun untuk mandi dan merapihkan dirinya.
Seanna atau Sea namun hanya orang terdekatnya lah yang boleh memanggilnya demikian sedangkan orang lain biasa memanggilnya Ana. Hari ini, hari pertamanya menjadi seorang siswi SMA setelah melewati masa orientasi yang cukup merepotkan bagi nya. Akhirnya hari ini tiba dan ia bertekad agar tidak ada kekacauan di hari pertamanya. Itu lah kenapa ia mandi tidak begitu lama seperti biasanya, demi membuat hari pertamanya berjalan dengan sempurna.
Orang selain mamanya yang berhak memanggilnya Sea adalah sahabatnya sejak SD yaitu Aletha Harsha, Leta memiliki pemikiran yang lebih dewasa dari Ana bahkan Leta lebih sering menasehati Ana dari pada Ana menasehati Leta. Ana dan Leta masuk kesekolah dan kelas yang sama sejak SD dan ketika sekarang SMA pun tetap sama dan tentu saja duduk bersama.
"Makan dulu See." Titah Lauren
"Hari ini gak usah dulu deh ma, Sea takut telat." Sahut Ana sambil mengenakan sepatunya.
"Sea berangkat mah doain anakmu ini cepat dapat pacar, Assalamualaikum." Lanjut Ana sambil mencium punggung tangan Lauren dengan terburu-buru.
"Untung gak macet, hoki banget gue." Gumam Ana.
Dari kejauhan Ana sudah bisa melihat sahabatnya menunggu di depan gerbang persis seperti permintaannya semalam.
"Woi!" Ucap Ana sedikit berteriak kearah Leta.
"Wai woi wai woi, enak banget lo kayak gak punya dosa. Untung gue sabar nungguin lo." Omel Leta.
"Hehe ampun, Ta. Gue kesiangan." Balas Ana disertai dengan cengengesan tidak berdosanya
"Ya iya gue juga tau lo kesiangan, kalau gak kesiangan gak mungkin gue ngegerutu begini." Kesal Leta.
"Bacot, yuk ah kita cari kelas." Ucap Ana seraya menarik tangan Leta yang masih memasang wajah sebalnya.
Mereka dengan mudah menemukan kelas yang akan mereka tempati selama 3 tahun ke depan.
"Kita duduk di belakang aja ya, Ta. biar bisa tidur." Ucap Ana yang mendapat anggukan setuju dari Leta.
-○-
Tak lama setelah acara menentukan bangku akhirnya semua siswa dan siswi tahun ajaran baru di kumpulkan di lapangan untuk demo ekskul, sambutan dari kepala sekolah dan ketua osis beserta seksi-seksinya.
Setelah sambutan dan rangkaian demo ekskul para siswa dan siswi baru di persilahkan untuk masuk kekelasnya masing-masing untuk perkenalan wali kelas.
"Nama saya Dewi dan saya adalah wali kelas kalian untuk satu tahun kedepan dimohon kerja samanya." Ucap bu Dewi
Setelah penyusunan struktur kelas, jadwal piket serta mata pelajaran selesai murid baru di persilahkan untuk pulang karena memang hari pertama hanya untuk pengenalan dan penyusunan segala macam struktur, tapi jika ada yang ingin mendaftar ekskul di persilahkan untuk kestand yang sudah disediakan di aula sekolah.
"Mau ikut ekskul, See?" Tanya Leta sambil memperhatikan stand-stand yang ada.
"Enggak deh, gue mending di rumah tidur." Balas Ana sambil menggedikan bahunya acuh.
"Ah emang dasarnya lo males." Ucap Leta yang langsung mendapat balasan cengiran khas Ana.
"Balik aja?" Tanya Leta
"Muter-muter dulu aja, Ta. Mama gue belum pulang lagian." Ujar Ana yang langsung mendapat persetujuan dari Leta.
"Oke."
Saat sedang asik berkeliling mata Ana tak sengaja menangkap sosok pria yang sedang tertawa bersama temannya. Pria itu tertawa dengan begitu hangatnya, sinar matahari yang tepat menyorot kearahnya seolah menambah kesan hangat yang terpancar dan entah kenapa Ana merasakan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, bahkan tanpa sadar Leta meninggalkan Ana yang mematung memandangi ciptaan Tuhan tersebut.
"Liatin apa sih lo." Bisik Leta sambil menepuk pundak Ana yang menyadarkan daru lamunannya.
"Itu siapa ya, Ta?" Tanya Ana sambil menundukkan kepalanya.
Leta melihat kearah yang di tunjuk oleh Ana "Itu kak Leon deh kalau gak salah." Ucapnya.
"Kok lo tau?" Tanya Ana sambil mendongakan kepalanya menatap Leta.
"Waktu itu kan kita di suruh minta tanda tangan dia pas MOS, lo sih pengen buru-buru aja jadi gak nyadar kan." Jelas Leta.
"Balik yuk ah, kita kerumah lo ya See." Sambung Leta di angguki langsung oleh Ana yang masih sedikit melirik kearah Leon.
Gak mungkin sih kayaknya. Batin Ana.