Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Ibu Pengganti

Xie_NaYa
--
chs / week
--
NOT RATINGS
77.8k
Views
Synopsis
Pada usia 18 tahun, Aerina terpaksa menandarangani sebuah surat perjanjian. Isi perjanjian dari surat perjanjian itu adalah, perjanjian baginya menjadi seorang 'ibu pengganti' bagi seorang lelaki kaya. Sesuai dengan isi perjanjian, setelah ia mengandung dan melahirkan putra dari pihak A, dia harus menyerahkan anaknya untuk dibesarkan oleh pihak A, lalu menghilang dari kehidupan putranya. Tapi .... bagaimana jika ia bertemu lelaki dari pihak A setelah enam tahun kemudian? Lelaki pertama dan satu-satunya yang dia miliki sampai saat ini. Lelaki yang dingin, mendominasi, arogan dan sombong dengan sejuta pesona, dengan wajahnya yang terpahat bak patung manusia tertampan di dunia.
VIEW MORE

Chapter 1 - 01. Malam Pertama

10.30 p.m.

Malam. Saat itu sunyi dan hening di dalam sebuah kamar besar, dengan cahaya bulan remang-remang dari jendela kamar yang terbuka. Di tengah ruangan, sebuah ranjang berukuran king size di tempatkan. Di sana, seorang wanita mengenakan gaun sutra tipis yang nyaris tidak dapat menutupi lekuk tubuhnya yang sempurna berbaring.

Wanita itu meringkuk seolah janin dalam rahim dengan kedua mata tertutup kain hitam tipis yang membuat pandangannya samar-samar. Wanita itu terlihat gelisah, gugup dan ketakutan di tengah ruangan besar tanpa cahaya.

Itu hening. Sangat hening sampai jika sebuah jarum jatuhpun terdengar.

Tidak lama kemudian, suara mobil memasuki pendengaran wanita itu.

Suara mesin mobil yang berhenti membuat gadis itu menyusut lebih jauh ke sudut ranjang, menyembunyikan dirinya lebih ke dalam selimut.

Beberapa menit kemudian, gadis itu mendengar suara pintu terbuka diikuti derap langkah kaki yang tenang dan mantap.

Gadis itu menggigil ketakutan. Mulai menyesali keputusannya untuk menandatangani kotrak iblis itu.

"Ibu penggati,"

Status yang membuatnya merasa memalukan dan terhina.

Gadis di atas ranjang tertawa mengejek pada pemikirannya sendiri.

Menyesal? Terhina? Lalu ia bisa mengatakan semua hal itu sudah terlambat! Karena, sejak ia menandatangani kontrak iblis itu ... hak dan kebebasannya telah direnggut sepenuhnya!

Harga diri, dan keyakinan yang selama ini ia pegang. Nilai moral dan agama yang ia pelajari, di mana dia membuang otaknya saat ia meninggalkan semua hal itu dan berjalan di jalan iblis?

Ia tertawa mengejek, tawa yang terdengar pahit dan memilukan di ruangan kosong dan gelap itu.

Percuma. Kata itu berulangkali meresap di pikirannya, menggerogoti setiap inti sel tubuhnya.

Benar, nasi sudah menjadi bubur, dan sebesar apapun penyesalan dan keengganan yang ia miliki, sekarang menjadi hal yang sia-sia dan membuatnya terlihat munafik.

Hitam diatas putih sudah disetujui, uang yang ia terima telah digunakan. Dan sekarang ... dia terbaring tanpa daya diatas ranjang menunggu 'tuannya'.

Karena matanya yang tertutup, indra lain gadis itu menjadi semakin peka. Saat ini, dia mendengar derap kaki menaiki anak tangga, semakin mendekat dan lebih dekat sampai —

dia mendengar derit pintu terbuka lalu tertutup.

Menggigit bibir bawahnya, ia merasa panas yang ia abaikan menggerogoti sekujur tubuhnya disela ketakutan dan penyesalan.

Apa yang ia dengar selanjutnya ialah suara seseorang menuangkan air kedalam gelas, diikuti tegukan yang membuatnya terasa semakin panas dan —

haus.

Benar! Tubuhnya semakin terasa panas dan haus ketika dia mendengar langkah kaki semakin mendekat dan akhirnya —

sesuatu yang besar dan berat menutupinya dengan aroma mints yang menggelitik hidungnya, merasuk langsung ke dalam hatinya yang membuat panas yang dia rasakan semakin memancar.

"J-janganhhh," dia memohon tanpa daya merasa pakaian yang dia kenakan terengut. Lapisan demi lapisan sampai pasa akhirnya dia merasa tubuhnya terpapar secara langsung dihadapan lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya.

Tuannya.

Pembeli tubuhnya untuk mengandung anaknya.

"Ahhh!"

———

Waktu berjalan dengan lambat ketika ia merasa dipanggang dalam panas api. Setelah semua hal menjijikkan yang ia alami, dia bisa merasakan tubuh besar lelaki itu menjauh darinya, lalu ia bisa mendengar suara air mengalir datang dari kamar mandi.

Beberapa menit berlalu seperti itu,sementara gadis di atas ranjang berusaha semaksimal mungkin menghilangkan rasa keberadaannya.

Setelah suara air mengalir berhenti, ia bisa mendengar krasak-krusuk seseorang mengenakan pakaian, merapatkan resleting, dan —

Brak!

Pintu tertutup kasar diikuti deru mobil di halaman bawah.

Dia pergi.

Wanita itu mengulangi kata-kata itu berulangkali dalam hatinya, melepas penutup mata yang sedaritadi ia kenakan, lalu bangun dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi sebelum meringkuk di bawah guyuran shower dengan bahu bergetar.

Dia kotor,

Sangat kotor sampai dia semakin membenci dirinya sendiri ketika melihat jejak ke-ungguan di tubuhnya.