Chereads / Ibu Pengganti / Chapter 9 - 09. Telepon

Chapter 9 - 09. Telepon

Setelah menikmati resep terbaru di toko kue Aerina, Alvian mengajak wanita itu berjalan-jalan sebelum dia berangkat ke Bandara sore ini.

"Rin, mau ice cream?"

Saat ini, mereka tengah berada di taman di sekitar toko roti Aerina.

Aerina mendongak, menatap lelaki di sampingnya dengan mata berbinar, "oke! Yang biasanya!" Sorak Aerina menjawab.

Alvian terkekeh melihat raut bahagia Aerina saat mendengar kata ice cream, persis seperti anak kecil!

Tangan Alvian tidak bisa tidak terangkat untuk menepuk lembut punca kepala Aerina, "oke. Lo tunggu disini dulu, gue beli ice cream nya."

Aerina mengangguk patuh.

Alvian tersenyum puas, lalu berjalan meninggalkan Aerina.

Penjual ice cream itu adalah penjual yang sudah menjadi langganan mereka, karena itu, ketika Alvian berjalan kearahnya penjual itu menunjukkan senyum akrab.

"Es krim yang biasa ya, den?" Alvian mengangguk.

Penjual itu melongok ke tempat dimana Aerina duduk, lalu mengangguk mengerti apa yang harus dia lakukan.

"Anak nya ndak diajak?" Penjual es krim itu bertanya selagi melayani.

Alvian menggeleng, "gak Pak, masih di Sekolah dia."

Penjual es krim itu mengangguk paham, lalu menyerahkan dua es krim pada Alvian.

Menerima es krim di tangannya, Alvian menyerahkan pembayaran sebelum mengangguk dan mengucapkan "terimakasih," sebelum berjalan di tempat dimana Aerina duduk.

Sementara itu, saat ini Aerina tengah duduk di bangku panjang di bawah pohon beringin besar yang terdapat di taman itu. Memperhatikan dari sini, Aerina bisa melihat Alvian mengobrol dengan penjual es krim langganan mereka.

Alvian,

Aerina tidak bisa menahan senyum melihat lelaki itu berjalan kearahnya dengan dua es krim di tangannya.

"Lama nunggunya?"

Aerina menggeleng, menggeser duduknya untuk memberi ruang kosong untuk Alvian. Secara alami, lelaki itu mengambil tempat di sampingnya sebelum menyerahkan satu es krim rasa coklag vanila pada nya.

"Vi,"

"Em?"

"Sorry, nanti gue gak bisa nganterin lo ke Bandara."

Alvian melirik wanita di sampingnya. Saat ini, wanita itu menatapnya dengan rasa bersalah tertulis disana.

"Gak perlu minta maaf, gue ngerti," Alvian menjawab.

Aerina menghela napas lega, "gue seneng punya lo di sisi gue sama Riri."

Senyum Alvian semakin melembut mendengar perkataan Aerina, "gue juga seneng punya kalian," sahut Alvian lalu menjilat es krim di tangannya ;melirik Aerina yang tengah menikmati es krim dengan perasaan syukur.

Sementara itu, keadaan suatu kantor perusahaan tertentu sama mencekamnya dengan kuburan kuno karena kemarahan CEO mereka, Sein yang tak terkendali.

Jika biasanya lelaki itu hanya akan memasang wajah dingin sepanjang hari, hari ini mata lelaki itu berkilat marah, terlebih lagi setelah dia mendengar laporan karyawannya.

"Dua jam," Sein memvonis. Artinya, dia menginginkan dokumen yang dilaporkan di revisi dan diajukan kembali dua jam kemudian.

Sementara itu, wanita yang mengenakan setelan blouse hanya bisa mengangguk patuh, "baik," lalu mengundurkan diri kembali ke tempatnya.

Setelah itu mata tajam Sein kembali meneliti kesekitar, "Kamu!" Tunjuknya pada seorang wanita dengan wajah imut dari devisi perencanaan, Niya.

Niya mengangguk, lalu berdiri dan mempresentasikan laporannya sebelum kembali mendapat----

omelan!

"Ah! Ada apa dengan bos besar hari ini?"