Suatu saat, di saat semua budak-budak sedang tertidur, beberapa anak-anak tidak bisa tidur dan mereka mendengarkan cerita seorang nenek yang juga belum tidur.
Nenek itu terlihat sangat tua, rambutnya sudah putih semuanya.
"Nenek mau bercerita... dahulu, pada saat pihak terang belum dikalahkan dan dijajah oleh pihak gelap, kita hidup sangat damai. 4 pemimpin pihak terang memang sangat baik hati, mereka mendengarkan semua keluhan rakyat dan berusaha meringankan semua beban rakyat. Salah satunya ialah pemimpin penyihir Agung, tidak ada yang tahu namanya, tetapi ia sangat cantik dan lemah lembut. Ada juga Kesatria mawar, meskipun ia adalah seorang pria, tetapi hatinya selembut wanita. Ia juga tampan, layaknya pangeran. Ada juga Pendeta, meskipun tubuhnya kecil tetapi sihirnya sangat kuat, kudengar ia bisa menggunakan sihir penyembuh. Ia sudah berumur 30 tahun meskipun penampilannya masih berumur 13 tahun. Dan yang terakhir ialah.... nenek tidak begitu mengenalnya tetapi ia pasti kuat. Mereka adalah pemimpin pihak terang yang biasa disebut dengan The Lightness.
Tetapi, kemudian, saat pihak gelap, yang biasa kita sebut dengan Darkness, menyerang kita dan telah menjadikan kita semua sebagai budak. Seperti yang kamu lihat, langit terus menerus gelap. Tidak seperti dahulu yang langit terus menerus terang, hingga nenek tidak bisa membedakan apakah hari masih siang atau sudah malam.
Langit gelap ini tentu mengganggu kita semua. Kita tidak bisa membedakan malam dengan pagi sekarang. "
Lalu seorang anak kecil diantara semua anak-anak itu berkata,
"Berarti, apakah ini kiamat Lightness?"
Nenek itu menjawab,
"Belum... masih ada harapan!"
Anak-anak itu mulai bergirang.
Nenek itu melanjutkan,
"Ke 4 pemimpin ini sudah memilih 4 anak, yang mungkin dari antara kalian, untuk menyelamatkan Lightness. 4 anak itu diberi tugas untuk memurnikan kristal pusat yang telah dinodai, tetapi belum sepenuhnya. Nenek tidak tahu mengapa Darkness tidak menodai hingga sepenuhnya, sehingga Lightness akan musnah. Tetapi jika 4 anak itu memurnikan kristal itu sepenuhnya, Darkness akan menghilang dan kita bisa hidup dengan damai seperti dahulu hingga selamanya. Tetapi, sayangnya, jika mereka memurnikan sepenuhnya kepada kristal itu, nyawa mereka menjadi taruhannya. Mereka hanya akan dikenang oleh kita dan oleh penerusnya. Mereka akan menjadi pahlawan terbesar di dunia ini."
Anak-anak mulai memperdebatkan siapa ke 4 anak yang telah dipilih itu.
"Tentu saja aku, aku adalah yang terkuat!"
"Tidak mungkin kamu, pasti aku!"
"Kalau aku? Aku kan hebat?"
"Aku! Pasti aku!"
Keadaan pun mulai ramai, penjaga mulai marah,
"Jika kalian tidak tidur sekarang, nyawa kalian akan kuambil!"
Lalu semua anak-anak itu segera tidur bersama dengan nenek itu.
Salah satu anak mulai berpikir,
"Kira-kira siapa yang akan menyelamatkan kita dari kesuraman ini? Aku akan berterimakasih kepadanya."
Anak itu tidak bisa tidur.
"Jika Loke saja tidak dipilih, padahal ia yang terhebat di sini, lalu siapa? Kino? Mera? Yuka? Neima? Atau jangan-jangan... aku?"
Anak itu mulai tertawa sedikit,
"Tidak mungkin aku, aku adalah yang terlemah diantara semuanya."
Anak itu mulai berpikir,
"Lagian siapa yang menganggapku, tidak ada seorangpun yang menganggapku. Bahkan, kedua orangtuaku yang memberiku nama Aira, tidak pernah menganggapku."
Anak itu, ia berambut panjang yang berwarna hitam kebiruan. Aira adalah namanya, ia diberi nama Aira karena ia terlihat seperti air.