Chereads / Light the world / Chapter 2 - Aira

Chapter 2 - Aira

Keesokan harinya, semua anak mulai bangun, mereka mulai diatur oleh penjaga-penjaga. Mereka mulai bekerja. Mereka diberikan pekerjaan menambang bahan-bahan untuk peperangan. Anak-anak lelaki diharuskan untuk menambang, sementara anak-anak perempuan diharuskan untuk mengangkut bahan-bahan yang sudah ditambang.

Aira, salah satu dari anak-anak itu, ia adalah anak perempuan terlemah. Ia hanya bisa mengangkut bahan-bahan dengan jumblah yang kurang dari anak-anak perempuan yang lainnya. Aira juga sering sakit, sehingga ia sering menyusahkan para penjaga karena para penjaga tidak diperbolehkan membunuh budak-budak kecuali jika mereka melanggar perintah dari 4 pemimpin. Pembunuh juga harus bertanggung jawab jika jumblah budak berkurang.

Aira juga tidak memiliki teman. Anak-anak di sana membenci dia karena dia sangat lemah dan bekerja paling sedikit. Ia juga tidak bisa membantu banyak. Jika ia ada ataupun tidak ada, akan sama saja.

Aria pun jarang sekali berkomunikasi. Ia lebih suka berdiam diri. Ia selalu menunduk ke bawah saat berjalan, duduk, ataupun melakukan aktivitas lainnya.

"Aku memang sampah..." kata Aria pelan.

Ia berjalan sangat lamban. Ia memang lemah dan lamban. Anak-anak lainnya 10 kali lebih cepat daripada dia.

"Untuk apa aku hidup..." pikir Aira.

Air mata mulai menetes dari matanya.

"Orangtuaku.... aku sudah lupa mereka itu siapa...." pikir Aira.

Aira mulai melamun.

Memang, Aira dijual demi makanan keluarganya. Itulah sebabnya ia dijadikan budak penambang.

Aira mulai berhenti melangkahkan kakinya.

Aira hanya menunduk.

"Meskipun Darkness tidak menjajah Lightness... aku tetap tidak akan bahagia.." pikirnya.

Keluarga Aira memang sangat miskin, sehingga membeli makan seminggu sekali mereka tidak dapat. Aira adalah anak ke 6 di dalam keluarganya. Akhirnya, telah sebulan mereka tidak makan, mereka melarat. Akhirnya, keluarganya memutuskan untuk menjual Aira untuk 10 keranjang roti. Aira dijual, dan dijadikan budak.

.

.

Aira hanya berdiam diri sambil membawa kotak penuh dengan bahan-bahan tambang.

"Hey! Ayo ke sini!" Teriak salah satu penjaga.

Aira hanya diam saja.

"Hey! Nak! Kemari!" Kata penjaga itu lagi.

Aira hanya diam.

Penjaga itu mulai mendatanginya.

"Hey! Ayo!" Kata penjaga itu sambil menarik Aira. Karena ia lemah, Aira langsung terjatuh dan ia menjatuhkan bahan-bahan tambang itu.

"Tch... dasar lemah!" Keluh penjaga itu.

Penjaga itu mendirikan Aira. Lalu penjaga itu menyuruh mengumpulkan bahan-bahan tambang yang berserakan itu. Aria mengumpulkannya dengan lamban.

"Hoi! Lamban! Lebih cepat lagi!" Teriak penjaga itu.

"B-Baik..." dengan suaranya yang lemah ia menjawab penjaga itu. Aria mengumpulkan bahan-bahan itu dengan lebih cepat, tetapi tetap saja lamban.

"Masih lamban!" Teriak penjaga itu.

"M-Maaf..." jawab Aira dengan suara yang sangat lemah. Ia mengumpulkannya lebih cepat.

Lalu penjaga itu menyuruh Aira membawanya ke penampungan bahan tambang. Aira ke sana dengan berjalan sangat lamban. Penjaga itu mulai berteriak

"CEPATLAH!"

"M-Maaf..." Kata Aira, ia mulai berlari, tetapi ia berlari dengan sangat lamban.

Karena Aira belum pernah berlari sebelumnya, ia terjatuh.

"Astaga! Dasar lemah! Ayo kumpulkan bahan-bahannya lagi!" Teriak penjaga itu dari kejauhan.

Aira mulai mengumpulkan bahan-bahan itu dengan lamban.

"LEBIH CEPAT! KITA MEMERLUKANNYA SEGERA!" Teriak penjaga itu.

Aira mulau mengumpulkannya lebih cepat. Anak-anak yang melewati Aira hanya menggelengkan kepala. Mereka mengejek Aira juga.

"Dasar lemah."

"Tidak bisa kerja ya?"

"Benar-benar tidak berguna."

"Aku ini.... untuk apa aku dilahirkan, kalau sampah lebih baik daripada diriku..." pikir Aira.