Malam pun datang, makanan sudah disiapkan.
"Mari kita rayakan atas pulangnya Greisy!" Kata kakek itu.
"Mari kita rayakan!" Balas semua anak di situ.
Mereka pun makan bersama.
Aira kebingungan saat melihat makanan yang terletak di atas piring. Aira hanya melihatnya, dan ia tidak memakannya.
Liana, yang duduk di sebelahnya, mengambilkan sendok untuk Aira dan meletakkannya di tangan kanan Aira.
"Makanlah seperti ini." Kata Liana manis.
Aira memerhatikan gerak-gerik Liana, lalu mulai menirukannya.
Ia pun makan sesuap,
"Lezat..." kata Aira, tetapi ia tetap tidak tersenyum.
Liana bingung saat melihat Aira tidak tersenyum sedikitpun.
"Ada apa? Apakah kamu sedih?" Tanya Liana.
Aira hanya menjawab,
"Aku tidak tahu..."
Liana makin bingung.
.
.
"Enak sekali, aku belum pernah merasakan ini sebelumnya!" Kata Greisy.
"Hohoho... ini menu baru dari Lis dan Liana. Tetapi kita memasaknya bersama-sama." Kata kakek itu.
Greisy menepuk bahu Dalbert,
"Gimana? Gimana? Gimana?" Katanya.
Dalbert terkejut, jadi ia sedikit tersedak.
"Uhuuk! Uhuk! J-Jangan tepuk punggung orang sembarangan dong! Lihat, aku jadi tersedak karenamu." Kata Dalbert.
Greisy bertanya lagi,
"Gimana? Gimana? Gimana?"
Dalbert mengusap mulutnya dengan sapu tangan, lalu berkata,
"Enak kok."
Dari jauh, Liana memperhatikan Greisy dan Dalbert.
Aira melihat Liana, lalu melihat ke arah Greisy dan Dalbert.
Aira bertanya, "Ada apa?"
Liana menjawab,
"Tidak apa-apa, hanya.... yah... lupakan saja.." kata Liana.