Akhirnya, pagi pun datang. Sebelum Greisy pergi, mereka diberi jamuan pagi.
"Terimakasih kakek, tidak usah repot-repot kok." Kata Greisy.
"Tidak apa-apa! Ini karena kamu jarang pulang!" Kata kakek itu.
Akhirnya mereka makan bersama.
Liana dan Reese saling memandang satu dengan yang lainnya dengan kebingungan. Itu pasti karena kejadian semalam.
Liana bertanya,
"Apakah kita perlu menceritakan hal ini kepada kakek?"
Reese menjawab,
"Aku tidak tahu."
Aira yang tidak sengaja mendengarkan mereka, bertanya,
"Ada apa?"
Liana menjawab,
"T-Tidak apa-apa."
Tetapi Aira bertanya lagi,
"Apakah kamu memiliki tato aneh pada dadamu?"
Mereka pun terkejut, Liana segera melihat dadanya.
"A-Apa ini?" Kejutnya.
"Bunga lily emas?" Tanya Reese.
Liana melihat Aira dan berkata,
"Di dadamu juga ada."
Aira terkejut, ia langsung melihat dadanya.
"T-Tetes air emas?" Tanya Reese.
Lalu Reese melihat dadanya juga,
"Api emas?" Kejut Liana dan Aira.
"Apa ini?" Tanya Liana panik.
"Itu adalah lambang untuk anak-anak yang dipilih oleh ke 4 pemimpin.. beruntung sekali kalian!" Kata kakek yang tiba-tiba muncul di belakang mereka.
Mereka semua terkejut, mereka segera membalikkan badan.
"Tetes air emas, berarti yang memilihmu adalah Penyihir Agung kebaikan. Api emas, berarti yang memilihmu adalah Pangeran Pejuang keadilan. Bunga Lily emas, berarti yang memilihmu adalah Pendeta Agung kebahagiaan." Kata kakek itu.
"Kita?" Tanya Reese.
"Ya, kalian terpilih... hm..." kata kakek itu sambil mengelus janggutnya.
"Berarti kurang satu. Apakah Pangeran Kepedulian belum memilih satu?" Tanya kakek itu.
Anak-anak itu sedikit takut dan bangga.
Aira bertanya,
"Mengapa aku? Bukan yang lainnya?"
"Itu pasti karena kamu spesial. Ya, semua orang memang spesial, tetapi jika kamu dipercayakan untuk menyelamatkan semuanya, pasti Penyihir Agung Kebaikan tidak pernah salah pilih. Ia memilihmu karena ia tahu kamu pasti mampu." Kata kakek itu.