Mereka pun berjalan sangat jauh.
"Kita sudah sangat jauh.. fiuh.. ternyata mesin ini lebih cepat daripada yang aku duga.." kata Greisy.
Hari sudah malam, mereka memutuskan untuk berhenti.
"Aku akan mengumpulkan beberapa kayu bakar." Kata Liana.
"Kenapa kamu tidak membuatnya dengan sihirmu saja?" Tanya Reese.
"I-Itu kan bunga! Itu bukan.. kayu!" Kata Liana.
"Duuh... baiklah." Kata Reese.
Ini adalah kesempatan bagus untuk Aira.
"Aku ikut! Liana!" Kata Aira.
"Aku akan mengawasi mereka.." kata Dalbert.
Sebenarnya Dalbert tidak mau mengawasi mereka, tetapi ia ingin membunuh mereka berdua agar kristal pusat bisa dinodai sepenuhnya.
"Lalu aku akan mengawasimu!" Kata Greisy sangat senang sambil mencubit pipi Dalbert.
"O-Oi! Jangan asal cubit dong!" Protes Dalbert.
Sepertinya rencana Dalbert telah gagal.
.
.
"Apakah ini sudah cukup?" Tanya Liana.
"Sepertinya begitu! Ayo, kembali!" Kata Greisy sambil menyeret Dalbert.
.
.
Liana hendak kembali, tetapi sesuatu sepertinya telah memanggilnya.
"Ada apa, Liana?" Tanya Aira.
Aira melihat ke arah Liana, Liana sedang memandangi gua itu.
"Sepertinya telah ada sesuatu padanya.." pikir Aira.