Akhirnya Aira dan Liana keluar dari gua itu. Mereka berjalan hendak kembali, tetapi mereka melihat Greisy dan Dalbert.
"E-e-e-e-ee!" Kejut Liana.
"Ssssttt!" Bisik Aira.
Mereka bersembunyi.
Greisy mendorong Dalbert sambil berteriak,
"BUDUU! KALAU ADA YANG MELIHAT BAGAIMANA?!"
"Eh.. tidak ada yang lihat, ya sudah.." kata Greisy kembali tenang.
"AKU JADI TIDAK MAU MELAKUKANNYA!" Keluh Dalbert.
Liana memperhatikan Greisy dan Dalbert sebegitu rupanya. Sepertinya ia tertarik.
"Ya...Ya..sudah,ayo berdiri..." keluh Greisy.
Mereka berdua berdiri.
Mereka berdua berjalan kembali.
Liana dan Aira mengikuti dari belakang mereka.
"Jangan bilang siapa-siapa... jangan bilang siapa-siapa..." kata Liana panik.
Akhirnya mereka pun kembali.
.
.
"Kita menemukan seseorang..." kata Reese santai.
"Eh?" Kejut Greisy.
"Dia aneh...." kata Gavin dingin.
"Lepaskan aku! Kamu juga dari Darkness kan?" Kata seorang gadis berambut kecoklatan itu.
"Hah? Aku bukan dari mana-mana." Jawab Gavin.
"Ooh! Pamela!" Kejut Dalbert.
"Dal? Kamu disini? Apa yang kamu lakukan?" Kejut gadis itu.
"Pam? Dal? Pffffft!" Tawa Greisy.
"Turunkan dia sebentar.." kata Dalbert.
Tetapi Greisy tertawa,
"Aku mendapatkan satu tawanan lagi! Hahahaha!"
"Tawanan?" Kejut gadis itu.
"Sudahlah, dia memang aneh. Siapa namamu?" Tanya Gavin.
"Aku Pamela kesatria tombak dari Darkness! Sekarang turunkan aku!" Kata gadis itu.
"Tidak bisa.." kata Gavin.
"Sudahlah! Turunkan aku!" Kata gadis itu.
.
.
"Reese, kamu menemukannya dari mana?" Tanya Liana.
"Bukan aku... tetapi Gavin." Kata Reese.
"Bagaimana caranya?" Tanya Aira.
"Ia merasakan sesuatu dari sisi kirinya. Ia merasakan sesuatu yang sama dengan sisi kirinya, jika demikian, pasti Darkness ada yang mendekat." Kata Reese.
"Berarti kita harus pergi!" Kata Aira.
.
.
"Yosh! Ayo pergi!" Seru Greisy. Ia membawa semuanya masuk ke dalam mesinnya, termasuk gadis itu.