Chereads / Light the world / Chapter 44 - Netrality

Chapter 44 - Netrality

Akhirnya, setelah persatuan itu, diadakanlah sebuah pesta besar-besaran selama 7 hari.

"Waaah!" Kejut Liana saat melihat betapa meriah pesta itu.

"Banyak sekali.. apa ini?" Tanya Reese saat melihat salah satu makanan dari pihak Darkness.

Bentuknya seperti sebuah bola merah nan besar yang ditusuk oleh sebuah tongkat kecil dari kayu.

"Cobalah, itu sangat enak!" Kata salah satu anak berambut pirang.

"Ah, baiklah." Jawab Reese.

Reese melahap makanan itu.

"Woooah, enaknya!" Kejut Reese.

"Benarkan?" Tanya lelaki itu.

"Oh, kamu adalah the choosen one. Maaf aku tidak sopan, namaku adalah Reese." Kata Reese.

"Aku Allard, salam kenal!" Kata lelaki itu sambil membungkuk.

"Aah, kebudayaan kita rupanya sedikit berbeda.." kata Reese sedikit bingung.

.

.

Liana melihat sebuah semak bunga, ia mencium beberapa bunga itu.

"Warna merah muda, jingga, dan juga ungu, ada merah juga, indahnya!" Seru Liana.

Ella mendatangi Liana dari belakang.

"Liana." Panggil Ella.

"Aah, ya?" Kejut Liana yang langsung melihat ke belakangnya.

"Ah, Ella, ada apa?" Tanya Liana.

Ella memberikan sebuah buket bunga pada Liana.

"Ini, sebagai permintaan maaf dariku. Maaf telah memarahimu pada saat itu, aku terlalu naif." Kata Ella sambil menundukkan kepalanya.

"Aah, tidak apa-apa!" Kata Liana malu.

"Tidak, terimalah ini!" Kata Ella.

"Ehm.. baiklah.." kata Liana.

Liana mengambil bunga itu. Bunga itu berwarna kuning dan ungu.

"Ini seperti perlambang dari persatuan pihak Darkness dan Lightness.. indahnya.. terimakasih, Ella!" Kata Liana.

.

.

"Akhirnya damai.." kata Kindness Witch di depan gerbang kastilnya sambil melihat betaa meriahnya pesta itu.

"Siapa yang telah memilih Liana, dia telah memilih anak yang tepat!" Kata Leadership Swordman di sampingnya.

"Yang memilihnya adalah Joyfull Priest." Jawab Kindness Witch.

"Dia pasti sangat bijak saat memilihnya. Aah, andaikan aku begitu.." kata Leadership Swordman.

Kindness Witch tersenyum.

.

.

Aira memainkan air yang berada di sekitar kristal itu.

"Air air air~"

Aira meletakkan beberapa ikan milik Kindness Witch.

"Berenang berenang berenang~"

Aira mengaduk air itu. Air itu menjadi jernih.

"Hehehe, bisa jernih ya." Seru Aira.

Aira sangat menikmatinya.

Tiba-tiba, seorang anak lelaki berdiri di belakangnya. Ia tidak bersuara sedikitpun.

Aira tidak menyadari bahwa ada seseorang dibelakangnya.

"Ikan.. ikan" kata Aira.

"Kalau seperti itu terus, nanti ikannya bisa stress lho." Kata lelaki itu secara tiba-tiba.

"Heeeeh?!" Kejut Aira sambil melihat ke belakangnya.

Anak lelaki itu hanya diam.

"Eeh?" Kejut Aira.

"Maaf, aku adalah Ace. Senang bertemu denganmu." Kata lelaki itu.

"Aah.. aku Aira." Kata Aira memperkenalkan dirinya juga.

"Maaf telah mengejutkanmu." Kata Ace.

"Dia terlihat... dingin" pikir Aira.

Aira memperhatikan Ace.

"Dia memiliki rambut hitam kebiruan yang keren! Tetapi dia sangat diam. Dan juga pandangannya dingin." Pikir Aira.

"Eh, ada apa?" Kejut Ace.

"Aah, ti-tidak apa-apa!" Kejut Aira.

.

Dalbert berlari ke arah Aira,

"AIRAAA!" Teriaknya.

"EEEH? ADA APA?" Kejut Aira.

Dalbert sujud di depannya.

"Eeh? Kak, ada apa?" Tanya Aira.

"Aku minta tolong! Kumohon!" Kata Dalbert.

"Dia siapa?" Tanya Ace.

"Oh, dia adalah kak Dalbert. Ia selalu bersama kak Greisy." Kata Aira.

"Mohon, kumohon!" Kata Dalbert.

"Apa, katakan saja!" Kata Aira.

Dalbert membisikkan yang ia minta pada Aira.

"Aah, gampang, baiklah." Kata Aira.

Aira melihat ke arah Ace.

"Mungkin Ace ingin membantu?" Tanya Aira.

"Baiklah.." jawabnya dingin.

Aira segera memanggil keempat temannya itu.

.

.

Sementara itu,

"Apakah dia akan marah?" Tanya Kindness Witch sambil melihat ke arah kristal itu.

Leadership Swordman memegang bahu Kindness Witch. Kindness Witch terkejut.

"Tenang saja, jika dia marah, biarlah dia marah." Kata Leadership Swordman.

Kindness Witch menunduk cemas. Lalu ia tersenyum.

"Baiklah.. mulai sekarang kita akan bersama." Kata Kindness Witch.

"Tentunya!" Jawab Leadership Swordman.

.

.

"Ternyata benar begitu!" Kejut Pamela.

"Benar, aku dilahirkan dari dua pihak." Kata Gavin.

"Dan sekarang, bagaimana dengan sihirmu?" Tanya Pamela.

Gavin merentangkan kedua lengannya. Tangan kirinya mengeluarkan sihir tanah, dan tangan kanannya mengeluarkan sihir angin.

"Keren!" Kejut Pamela.

"Bagaimana denganmu?" Tanya Gavin.

"Ehm.. entahlah, tombakku menjadi sangat cepat." Kata Pamela.

"Kita harus berlatih agar bisa menguasainya." Jawab Gavin.

.

.

Greisy berkeliling mencari seseorang.

"G-Greis! Maaf lama!" Teriak Dalbert yang menyusul Greisy.

"Aah! Kemana saja kau?" Tanya Greisy.

"Sudahlah, sekarang tutuplah kedua matamu." Kata Dalbert.

"Kenapa?" Tanya Greisy.

"L-Lakukan saja.." kata Dalbert.

Greisy menutup kedua matanya.

"Ayo!" Seru Liana.

Liana menumbuhkan banyak bunga disekeliling mereka. Ella juga membantu.

Aira membuat aliran air di sekelilingnya. Ace membekukan beberapa air agar bisa lebih rapi mengalir.

"Baik, bukalah kedua matamu." Kata Dalbert.

Tetapi Greisy tidak membuka kedua matanya.

"Eh?" Kejut Liana.

"Greis?" Tanya Dalbert.

Denguran terdengar darinya.

"Malah tidur..." keluh semuanya.

Dalbert mengguncangkan tubuh Greisy.

"AAAAH? YA?" Kejut Greisy.

Greisy membuka kedua matanya. Tempat itu sudah dikelilingi oleh bunga-bunga nan indah dan aliran sungai kecil.

"Wow, apa ini?" Tanya Greisy.

"Greisy, aku ada satu permintaan." Kata Dalbert.

"Eeh! Eeeh!" Kejut Liana yang mukanya mulai memerah.

"Aah, lagi... pufufu.." kata Reese dari belakang Liana.

"Maukah..." kata Dalbert.

"Maukah?" Tanya Greisy.

"Kamu.. dan aku.." kata Dalbert sedikit gugup.

"Kamu dan aku?" Tanya Greisy.

"Kita.. m-m-m-mmmm" kata Dalbert, ia terlalu gugup.

"Kita m-m-m-mmmm?" Tanya Greisy.

"Kita m-mulai sekarang.. h-hidup..." kata Dalbert.

"Tentu saja kita sekarang hidup.." kata Greisy.

"Eh, bukan itu..." kata Dalbert.

"Lalu apa?" Tanya Greisy.

"M-Maukah kamu sekarang.. h-hidup bersamaku lebih dari sebagai teman saja?" Tanya Dalbert.

"Hiyaaah! Ini bukan untuk anak-anak!" Kata Ella sambil menutup kedua mata Liana, Reese, dan Aira.

"Seperti biasa, Ella memang hebat." Kata Reese.

"Ooh? Kukira kita sudah seperti itu." Jawab Greisy.

"B-Berarti... kamu mau?" Tanya Dalbert dengan mukanya yang sedikit memerah.

"Hehehehe! Bagaimana menurutmu? Sepertinya akan menyenangkan!" Kata Greisy sambil tersenyum.

Dalbert merasa sangat senang.

.

.

"Pesta 7 hari! Apa-apaan itu? Lama sekalii.." keluh Ella yang sudah kelelahan.

"Ya, lagi-lagi kita harus menemui semua rakyat, hampir tidak ada kesempatan untuk sendirian.. kita sudah terkenal.." kata Liana.

"Tetapi Aira sempat sendirian.." kata Reese.

"Dia memang hebat.." kata Ella.

.

.

Hari sudah malam.

"Selamat hari perdamaian!" Seru Aira, Reese, Liana, dan Ella.

"Selamat hari perdamaian!" Seru Ace dan ketiga temannya.

"Selamat hari perdamaian!" Seru Gavin, Pamela, dan Dalbert.

"Selamat hari... sebentar.." kata Greisy.

"Kenapa dirumahku?" Kejut Greisy.

"Meskipun rumahmu di dalam gua, tetapi rasanya nyaman dah jauh dari keramaian." Kata Ella.

"Akhirnya bisa sendiriaan..." kata Reese sambil merebahkan dirinya di atas sofa Greisy.

"Eh, kita lihat langit malam yuk!" Seru Aira.

Mereka semua keluar dari gua itu.

"Eeh tunggu!" Seru Liana yang tertinggal.

Mereka semua akhirnya keluar.

"Waaaah!" Seru Liana.

Bintang-bintang itu bersinar sangat indah.

"Bintang-bintang.. indah sekali!" Seru Greisy.

"Seperti pada saat itu ya." Kata Dalbert.

"Benar!" Balas Greisy.

"Bintang-bintang.. keren!" Kejut Allard.

.

.

Semua rakyat bersorak. Mereka menikmati pemandangan bintang-bintang itu.

"Indahnya ya.." kata Kindness Witch.

"Benar." Jawab Leadership Swordman.

"Semoga ini terus bertahan." Kata Kindness Witch.