Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

BIDADARI TERSEMBUNYI Muhamad Yunus

Daoist784123
--
chs / week
--
NOT RATINGS
42.4k
Views
Synopsis
Wahai tulang rusukku, mungkin aku tidak sesempurna wanita yang yang pernah kau miliki atau yang kau bayangkan di masa lalumu. Tapi, aku berjanji untuk tetap ada menemanimu di setiap keadaan. Dan aku mencintaimu dalam tak tersirat. Tapi, Jika aku mencuntaimu karena pesona ketampananmu, bagaimana jika ketampanan itu pudar? akankah cinta itu akan ikut pudar pula?. Jika aku mencintaimu karena harta yang ada pada dirimu, sesungguhnya harta juga titipan, jika tiba-tiba hilang mungkin cinta masih bertahan? Jik aku mencintaimu karena ke shalehanmu, bila seiring perjalanan waktu kutemui sedikit cacat pada akhlaqmu, berkurangkah cintaku padamu? jika aku mencintaimu karena luasnya ilmu pengetahuanmu, namun bila ilmu yang kau miliki juga aku kuasai, akankah cinta hanya pelengkap saja? sebanyak apapun alasan yang ada pada dirimu, sehingga membuat dirimu sempurna atau terlihat biasa dalam pandanganku, biarkan aku mencintaimu karena Allah. Dimana rasa cinta itu hadir bukan karena kesempurnaan. Sesungguhnya kesempurnaanmu mampuku lihat di saat aku mau belajar mencintaimu dengan segala kelebihan dan kekuranganmu. Oleh karena itu biarkan aku mencintaimu karena Allah, dimana ketika rasa cintamu terhadap Allah berkurang aku akan berusaha untuk menghadirkan rasa cinta itu lagi, demi cintaku pada Allah. Dan di saat cinta membunyikan senandung indah aku akan memuliakanmu sepenuh hati dengan menjaga kehormatanmu dan tidak akan mendurhakai Allah. Namun di saat nada cinta mengalun sumbang, aku akan berusaha untuk tidak menzhalimu. dirimu akan tetap ku ukir, namamu di hati dengan menghargai dan menghormatimu demi mengharap keridaan Allah. Untukmu duhai cinta. Maafkan aku tak mampu terlalu banyak menumbuhkan harapan terhadapmu sebelum halal bagimu. Untukmu yang selalu ku tunggu ijab Qabul itu dalam lembar sajadah cintaku.
VIEW MORE

Chapter 1 - BAB 1

Bila malam selalu bercerita tentang hujan yang menyapa maka pagi akan bertanya kenapa harus hujan dimalam hari sedangkan kala pagi sepertiku ini datang semuanya menjadi redup bagai tak terjadi apa-apa. Langit menjawab dengan indahnya sembari tersenyum dengan rona yang membuat setiap wajah berseri. Ketahuilah duhai pagi, hujan tak ingin menyapamu karena engkau terlalu indah untuk terbasahi. Dan sangat berbeda dengan malam yang gaduh, selalu saja bercerita tentang muram yang bersama kelam. Engkaupun tahu bahwa malam berteman hitam yang jarang bisa untuk dipahami. Sedangkan engkau wahai pagi, selalu bercerita tentang keceriaan serta pengalaman yang bertabur warna. Tatkala fajarmu mulai terlihat maka semua mata akan memanjatkan syukur begitu pula tatkala senjamu telah menyapa langit indah. Itulah jawaban langit atas tanya sang pagi yang selalu saja mencurigai malam. Padahal, sejatinya semua menyimpan makna bagi diri masing-masing.

Dan untuk dirimu duhai bidadariku, kini tidak ada lagi tanya yang harus terjawab. Karena semuanya telah tersingkap. Apa yang tersembunyi kini telah nyata tidak bersama sepi lagi. Engkau telah tahu sandiku. Begitu pula isyaratku yang menyembunyi dalam barisan huruf yang terputar-putar bersama kalimat penyampai rasa. Bidadariku, tengoklah langit dikala malam ini, maka akan kau lihat banyak bertaburan bintang-bintang yang tersamar kemerlapnya. Begitupula dengan rembulan hanya sebentar memberikan sapa kepada bumi malam yang sedikit tandus ini. Ketahuilah bidadariku, itu semua adalah tanda kerinduan yang sekian lama tersimpan namun terlampau malu untuk tersemai. Dan saat ini engkau telah tahu semua itu. Kini setiap tulisan pada bait-bait langit yang tersembunyi sedikit demi sedikit telah mulai nampak pada jalan yang pasti untuk bersamamu. Entah kenapa, keyakinanku akan dirimu yang dulu kini semakin menguat tatkala dulu engkau berjanji bersamaku sebelum jagad ini tercipta, bahkan sebelum hari-hari, bulan sampai tahun tertentukan oleh manusia-manusia.

Duhai bidadariku. Aku saat ini tidak ingin terlalu terbentang dengan luasnya laut bahkan dengan panjangnya sungai yang mengalir. Yang aku inginkan saat ini adalah cerahnya langit bersamamu yang selalu nampak indah berseri dengan senyum menyejukkan hati. Ketahuilah bidadariku. Asaku telah melebur bersama rasaku yang merinduimu hingga tak telihat lagi bui yang bertaburan menandakan diksi penentu dalam bait puisi. Karena dirimulah semua diksiku.