Chapter 9 - BAB 9

Aku tau mungkin saat ini kamu telah berlarut mengarungi waktu dengan orang lain sehingga melupakan janji kita waktu itu. Tapi, ketahuilah wahai bidadariku. Tidak ada yang terlitas dalam pikiran ini terkecuali yang terbaik akan selalu kamu dapatkan walaupun itu tidak bersamaku. Aku sering berpikir bahwa kadang gerimis yang berjatuhan sebelum hujan datang seolah-olah sebagai petanda akan gugurnya perasaanmu yang dulunya tersimpan rapi untukku. Aku seperti diberitahukan bahwa takdir saat ini belum mengizikan kita bertemu. Begitu pula angin yang silih berganti tidak menetap menyegarkan suasana bumi. Dia seolah-olah memberitahu bahwa saat ini kamu sedang di pinjam oleh sosok seseorang yang mungkin saat ini kamu ingin jaga perasaannya. Dan, aku tidak bisa berkata lebih selain berharap kamu bisa menjaga diri dan dalam keadaan sehat selalu.

Duhai bidadariku yang tersembunyi. Kini waktu telah menjawab tentang sebuah rasa. Akupun bisa mengetahui bahwa kamupun masih merasakan getaran cinta yang kurasakan. Walaupun getaran yang kamu miliki itu kecil. Paling tidak itu bisa menjadi penghibur buat hatiku yang terkunci rapi untukmu.

Bidadariku yang tersembunyi. Aku tidak bisa menjawab prihal masa depan karena yang aku tau adalah masa sekarang. Dan terimakasih atas kebaikanmu serta motivasimu hingga semangat yang kamu berikan untukku saat ini. Kamu jangan terlalu berlarut dengan pemaksaan diri. Lakukan saja apa yang terbaik menurutmu. Karena yang menjalani hidupmu adalah kamu bukan aku. Terkecuali jika kamu telah menyatu denganku maka aku akan senantiasa selalu memberikanmu pertimbangan tentang yang terbaik dalam menjalani hidup. Saat ini aku tidak ingin berada poros perbandingan yang akan membuatmu bingung. Karena prihal masalah perasaan tidak ada yang namanya kompetisi. Biarkan langit tetap kelam hingga menjatuhkan butiran kasih. Dan biarkan aku tetap pada ketentuan hatiku duhai bidadari tersembunyiku.