Chapter 10 - BAB 10

Aku mengenalmu bukan sehari sebulan atau setahun tapi jauh sebelum hari bulan bahkan tahun itu ada. Hanya saja waktu itu kamu belum berwujud secantik saat ini. Tapi, ketahuilah bahwa kaulah orangnya yang selalu menemaniku dulu sekali. Kaulah yang selalu memberikanku semangat untuk bisa menerobos waktu dan menciptakan masaku seperti saat ini. Kau pulalah yang paling memberikan arti untuk ku bisa bersaing melawan matahari. Tapi, aku tidak tau. Apakah saat ini kau masih mengenaliku yang dulu. Dan akupun tidak tau. Apakah kamu masih suka bertanya tentang dimana kamu akan tinggal setelah kita berpisah saat ini.

Kini aku telah berpijak pada bumi yang memiliki dasar. Kaupun sudah menginjakkan kaki di bumiku ini. Tapi, kenapa hingga saat ini kau belum bisa mengenaliku yang selalu bersamamu kala itu. Lama waktu di dunia ini berputar selama hidupku. Lebih kurang 25 tahun aku masih menjadi tanya dalam jawaban setiap orang yang mencari. Tapi, aku tidak tau. Yang manakah dirimu. Apakah dirimu yang mencari. Ataukah dirimu yang menunggu waktu itu. Jujur, akupun tidak tau.

Kini aku telah bersahabat bersama malam. Kala semua terdiam aku masih saja berbisik-bisik tentangmu kepada yang telah memberikanku kesempatan menikmati hidup di bumi ini. Setiap kali aku menyebut namamu selalu saja bercerita tentang hal yang sama. Cerita yang tanpa ujung selalu membuatku tertunduk hingga tidak tau harus bilang apa lagi kepadanya. Aku masih ingat. Waktu itu aku sempat menitipkan salam bersama doa yang telampau sulit terucap karena pikiran yang kadang bersih dan terkadang kotor. Tapi, aku terus saja mengingatmu dikala seperti itu. Entah, kenapa hal ini bisa terjadi. Ketahuilah bidadariku yang tersembunyi kau selalu saja ada disetiap kali langit mulai menggrogoti waktu yang telampau sudah melewati batasnya. Saat ini yang ingin aku katakan adalah aku belum bisa menjadi lautan yang kuat menampung setiap apa yang terlewati dari sungai terkecil sekalipun.