Chapter 8 - BAB 8

Duhai bidadari tersembunyiku. Akhir-akhir ini kenapa banyak sekali yang menanyakan tentang dirimu. Mereka semua menanyakan tentang siapakah kamu. Padahal andaikan engkau tahu bidadari tersembunyiku. Mereka adalah sosok bidadari-bidadari yang cantik jelita gempita serta mempesona dan mereka semua nyata berada dikehidupan nyata. Tapi, ada sempat-sempatnya saja mempertanyakan tentang dirimu yang masih menjadi tanya. Namun, begitulah manusia yang selalu saja ingin mengetahui segala apa yang menjadi bahan tanya dikepala.

Duhai bidadari tersembunyiku. Aku pernah melihat langit bertaburan dengan hiasan bintang-bintang yang indah dipandang. Namun, ada satu bintang yang terlihat tersamar dan tidak terang. Sejenak aku lalu berpikir. Mungkinkah itu dirimu? Akupun tidak tahu. Tapi, biarlah itu menjadi soal tentang prihal apa yang seharusnya memiliki jawaban suatu saat nanti. Bidadariku, setiap bait dari prakarsa bahasa sering membiarkan hati untuk bicara hingga mewarca tanpa iringan yang seharusnya untuk diterka. Engkau taukan maksudnya. Pastinya engkau sudah mengetahuinya. Kini, ketenangan sedang menghampiri walaupun masih banyak bidadari yang menanyakan persembunyianmu dihatiku. Menurutmu, haruskah aku menjelaskan tentangmu kepada mereka yang belum tentu memahami bahasa hati? Ataukah aku abaikan saja!. Jika begitu, maka selanjutnya wajahmu akan kuperlihatkan kepada mereka agar tidak ada tanya lagi. Tapi, itu akan aku lakukan jika suatu saat nanti engkau memang benar adalah bidadari tersembunyiku. Biar sudah saat ini masih menjadi kesederhanaan dalam analogi kegilaanku saja. Karena aku belum bisa membiarkan aliran sungai untuk mencapai lautan biru yang menjadi penampung bagi air yang telah turun dengan bersimbolkan nama hujan.

Bidadari tersembunyiku. Telah sampaikah kamu dijalan yang kamu pilih? Aku tiba-tiba saja ingin menanyakan itu semua pada langit. Tapi, sayang langit hanya menjawab dengan tangis tanpa senyum yang membuat hati ceria maupun bahagia. Kegelapannya membuat kelembaban yang tidak bisa dikira. Basah dan sangat rentan terluka. Namun, sudahlah karena itu adalah jawabannya maka akupun dengan senang mengatakan hari besok kamu pasti akan lebih bahagia dengan kebiruanmu serta sekawanan awan yang selalu mengiringi. Begitupun mentari akan menambah pesonamu hingga telihat lebih gempita sebagaimana bulan purna dihari kemaren yang aku lihat dari pinggiran jalan.