Chapter 5 - BAB 5

Engkau tahu wahai bidadariku. Kini pagi kembali menyapa dengan kehangatannya. Memberikan secercah harapan pada puing hati yang berkesudahan.

Engkaupun telah tahu bahwa kini anggrek tidak hanya menjadi hiasan pekarangan rumah ataupun taman. Kini anggrek lebih menghiasi suasana batin yang telah menjadi satu bersama qolbu. Warnanya yang indah mewakili serta rupanya yang menyejukkan membuatku berseri.

Engkau tahu duhai bidadari. Kali ini, banyak yang berpendapat tentang setiap diksi ini. Mereka menanya dan masih menanya tentangmu yang harum dihati ini. Namun, semuanya aku jawab dengan santun senyum tanpa kata. Sengaja aku lakukan itu semua agar mereka mengerti dan tidak mencari yang tidak semesti.

Duhai bidadari. Pagi ini, langit mulai nampak jingga menjauhi yang gelap menjadi cerah. Begitupula dengan langit yang sedikit demi sedikit terlihat biru. Semuanya terlihat seperti satu isyarat bahwa saat ini semuanya sedang berseri menyinari apa yang dirasai dua insan seperti kita ini.

Bidadari tersembunyiku. Doa yang terpanjat pastinya akan sampai kepada yang maha pencipta. Penguasa setiap abdi yang selalu memahat tanpa henti dalam mencari jati diri serta kian mencoba menelusuri kelengkapan yang bukan hanya sekedar ilusi.

Bidadari tersembunyiku. Kali ini aku pinta dirimu tak usah kawatir dengan apa yang memang terjanji karena itu semua sudah pasti. Hanya saja, pada saat ini kita mesti selalu mengarahkan pikir menjadi jernih sehingga tidak terkotori. Sama seperti mata air yang hening serta memberikan kesejukan pada dahaga. Jadi, untuk kali ini, biarkan semuanya terdiam sampai kita berdua saling mengenali hingga sampai pada waktunya semua terjawab dengan nada pasti bahwa memang benar kamulah bidadari yang selama ini tersembunyi untukku.