Lelaki yang menggunakan kruk itu tiba di depan rumah sederhana milik Arman. Hanya di temani oleh seorang supir pribadinya. Dia sama sekali tidak bilang kalau akan menemui perempuan yang telah melahirkan anaknya. Anak? pantaskah dia menyebut anak? sedangkan selama ini dia tidak pernah mengakui keberadaan anak itu bahkan sejak berada di dalam kandungan ibu anak itu.
Dia memilih siang hari karena ia tahu, Bima pasti tidak ada di rumah. Dan dia bisa menemui Aliya. Laki-laki itu berjalan pelan memasuki rumah orangtua Aliya yang kebetulan pagarnya tidak terkunci.
Tok tok tok!!
"Assalamualaikum." ucap laki-laki itu lirih.
"Waalaikumsalam.. sebentar." Betapa kagetnya Aliya saat membuka pintu dan melihat siapa yang berdiri di depannya. "Kak Vano." Ya lelaki itu adalah Vano. Dia menatap Aliya.
"Al, aku ingin bicara sama kamu." ucap Vano dengan wajah memohon.