Setelah selesai salat berjamaah di masjid, Bima seperti melihat seseorang yang tidak asing baginya. Laki-laki itu sedang duduk di teras masjid dengan tongkat yang disandarkan di sebelahnya. Laki-laki itu tampak kesulitan memakai sepatu. Pakaiannya yang rapi seperti orang kantoran, membuat Bima tahu kalau laki-laki itu baru pulang kerja.
"Lihat siapa, Bim?" tanya Arman mengikuti arah pandang Bima. Tatapannya kemudian menghunus pada sosok yang membuatnya pernah murka. "Oh ada si brengsek rupanya. Ngapain dia ke kampung kita?" Arman melangkah hendak menemui orang yang dilihat Bima. Tapi lengannya buru-buru ditarik oleh Bima.
"Kita pulang saja, Pa." Pikiran buruk Bima tiba-tiba muncul. Berharap apa yang dipikirkan tidak sesuai dengan kenyataan.
"Papa mau ketemu sama si brengsek itu, Bim." ucap Arman.
"Buat apa Papa menemui dia? urusan kita dengan dia sudah selesai, Pa. Jadi tidak perlu lagi menemui dia."