Bima seolah tak percaya dengan apa yang dia lihat. Seorang gadis yang berteduh dengan di halte dengan motor di depannya itu adalah benar Zivana. Sudah hampir maghrib hujan tak juga berhenti. Bima akhirnya berlari menuju tempat parkir dan mengambil jas hujannya. Bukan untuk dia pakai, tapi hanya ditenteng saja olehnya.
Setelah itu Bima menghampiri gadis yang yang ia kira sebagai zivana. Dan dalam jarak yang begitu dekat, Bima baru bisa memastikan kalau memang benar yang berdiri di halte itu adalah Zivanna. Kebetulan halte itu terletak di depan kantor tempat Bima bekerja saat ini.
Setelah memastikan kalau benar itu adalah Zivana, Bima akhirnya memberanikan diri untuk menegur gadis itu.
"Zivanna?" Bima berteriak agar Zivana mendengar. Karena kondisi hujan sangat lebat.
"Eh Bima, Ngapain kamu di sini?" Zivana mengeratkan dua tangannya yang tampak menggigil.
"Bukannya aku yang harus tanya seperti itu? aku kan memang kerja di depan situ, Zi."