Tak ada yang se tentram membaca al quran
Tak ada yang setenang ketika di masjid
Tak ada yang senyaman ketika sholat
Tak ada yang se mulia selain ALLAH DAN RASULNYA
Hijrah adalah perkara yang gampang. Tetapi apakah kita bisa istiqomah dan kokoh dalam hijrah kita? Kita bisa hijrah dari yang buruk menuju ke yang baik, tapi tantangan terbesar dari semua itu adalah istiqomah didalam hijrah itu sendiri.
Ada sebuah hadist dari Rasulullah
"barangsiapa niat hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan."
Aku terlahir dari keluarga yang sederhana, dimana ayah dan ibu ku adalah seorang PNS dan aku memiliki dua saudara laki-laki dan aku anak pertama, ayah ku dulunya seorang mantan preman, ibu ku di jodohkan oleh kakek ku. Aku di didik oleh ibu ku dengan dengan agama sejak kecil, aku bersekolah di salah satu SD agama di daerah ku.
Sejak kecil aku memang di didik dengan agama oleh ibu ku, tapi aku tak tahu kenapa, aku merasa ada yang salah dalam diri ini, setelah tamat SD aku berencana di masukkan ke pesantren, namun aku tidak mau, akhirnya aku masuk ke SMP Negeri, di sifat ku mulai sedikit nakal tapi menurut ku kenakalan ku saat itu sudah di luar batas wajar. Menginjak masa SMA kenakalan ku pun mulai berkurang tapi cobaan demi cobaan semakin beruntun.
Bully an, hinaan, perlakuan kasar dari orang tua di masa SMA lah puncak nya, sehingga membentuk kepribadian pemberontak dalam diri ku, sungguh waktu aku lelah menghadapi semua kehidupan, aku berusaha tampak semua baik-baik saja, ber pura-pura tegar. Aku menutupi masalah-masalah ku dengan senyuman dan tawa, tapi sebenarnya aku sedang tidak baik-baik saja saat itu.
Akhirnya aku pun tamat SMA, aku memutuskan untuk melanjutkan kuliah ku di Yogjakarta, Alhamdulillah pada saat itu aku lulus di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, orang tua ku tidak setuju aku kuliah di Jawa, aku tak tahu apa alas an mereka tidak mengizinkan aku pada saat itu. Tujuan utama ku kuliah di Jawa, agar aku bisa bebas, jauh dari orang tua ku, karena semenjak dari SD hingga SMA merasa terkekang, namun akhirnya dengan berkat kerja keras ku merayu mereka pada saat itu, aku di izinkan kuliah Ke Jawa.
Namun setelah aku mendapatkan izin kuliah ke Jawa, pada akhirnya aku ber kuliah di salah satu universitas ternma di Provinsi ku, aku merasakan kebebasan pada saat itu, jauh dari orang tua, tanpa ada yang mengatur kehidupan ku, apapun yang ingin aku lakukan dulu akhirnya bisa aku lakukan, aku bebas pulang jam berapa saja, aku mau sholat dan tidak aku pun bebas.
Bertahun-tahun aku merasakan kebebesan dari orang tua, aku bebas kemana saja yang aku inginkan, aku pergi ke kafe-kafe untuk hangout, menjadi anak hits, foto sana foto sini lalu upload ke media social. Pada saat itu aku merasa anak gaul bisa nongkrong ke kafe-kafe mahal, pergi jalan ke mall tiap malam, bertahun-tahun aku bebas, pada tahun 2015 aku merasakan kejenuhan.
Aku merasa bosan hidup dengan kebebasan, aku jenuh, merasa lelah, merasa apa yang aku lakukan selama ini hanya semu belaka, kepalsuan. Aku memang bebas tapi bebas pada saat itu masih dalam batas wajar, kebebesan ku pada saat itu tidak sampai kepada narkoba, atau pergi clubbing. Kebebasan yang aku lakukan hanya pergi ke cafe-cafe, hangout ke mall, dan dari tahun 2013 hingga 2015 aku tidak pernah sholat, hanya sholat jumat yang aku laksanakan, itu pun kalau aku ingin.
Selama di tahun 2015 batin ku bergejolak, aku merasakan batin ku berkata "tidakkah kau lelah dengan semua ini, kau hidup dengan kepalsuan, sudah berapa banyak dosa yang kau lakukan, kenapa kau berani meninggalkan sholat, sementara kau tahu meninggalkan sholat itu berdosa", tapi pada saat itu aku masih acuh tak acuh, karena masih asik dengan hal duniawi.
Akhirnya di tahun 2016 kegelisahan ku semakin menjadi-jadi, aku merasa stress dengan semua yang
aku lakukan, pada bulan puasa aku berusaha untuk meningkatkan iman ku tapi sungguh susah, pada saat itu aku tiga kali batal puasa, melakukan perbuatan dosa selama bulan puasa, aku bagaikan tengkorak hidup berjalan, aku merasa seperti mayat hidup. Dan pada akhirnya di tahun 2016 bulan Agustus Perjalanan Hijrah ku di mulai
Tepat setelah satu tahun hijrah itu dijalankan, malam begitu sunyi, yang terdengar hanyalah suara jangkrik, dan dinginnya malam dirasakan. Usai sholat taraweh dilaksanakan, aku pun balik ke rumah, langsung masuk ke dalam kamar, memainkan gadget, ya bisa di katakan gadget itu nyawa bagiku, aku adalah seorang yang candu dengan gadget, candu dengan namanya sosial media, tanpa gadget hidup terasa hampa, kemana pun aku pergi gadget tak luput dari tangan ini. Aku pun mulai berbaring di kasur kesayangan milikku, mulai berselancar ria di media sosial.
Seketika...
Aku membuka sebuah akun yang dimana akun itu berisi sebuah video seorang anak perempuan kecil yang buta matanya, namun ia sangat pandai mengaji, suaranya pun sangat indah, ia bisa menirukan suara Syaikh muhammad taha dan dikala itu surah yang ia baca adalah ar-rahman, Ya surat yang menceritakan nikmata tuhan yang begitu besar.
Ia adalah salah satu finalis di salah satu sebuah program acara tv yang dimana tv itu setiap bulan ramadhan menayangkan lomba hafiz quran. Ketika aku putar video itu sungguh hati ini menangis mendengarkan lantunan yang iya lantunkan, serasa sia sia semua yang di lakukan selama ini, semakin aku ulangi video itu semakin menjadi jadi tangisan ini.
Kegelapan yang menyelimuti hati mulai terang akan lantunan yang aku dengarkan. Dunia yang aku anggap bahagia ternyata bukan kebahagiaan yang selama ini dicari, dan pada saat itu aku mulai bertekad untuk berhijrah.
HI PARA PEMBACA KU, AKU MOHON KOMENTAR KALIAN, AGAR NOVEL INI BISA LEBIH BAIK LAGI, TERIMAKSIH