Chereads / Hijrah Sang Pendosa / Chapter 7 - PERLAHAN dan ISTIQOMAH DALAM BERHIJRAH

Chapter 7 - PERLAHAN dan ISTIQOMAH DALAM BERHIJRAH

Dari 'Umar bin Al Khottob, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ ، وَإِنَّمَا لاِمْرِئٍ مَا نَوَى ، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا ، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

"Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, mkaa hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju." (HR. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907).

Allah Ta'ala menyeru kita,

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa." (QS. Ali Imran: 133)

Dalam ayat di atas disuruh bersegera bertaubat. Ini berarti disuruh pula untuk segera meninggalkan maksiat dan raihlah ampunan Allah. Ini maksud yang sama yang berisi perintah untuk segera berhijrah.

Imam Asy-Syaukani dalam Fath Al-Qadir menyatakan,

سارعوا إلى ما يوجب المغفرة من الطاعات

"Bersegeralah meraih ampunan Allah dengan melakukan ketaatan."

Semoga kita bisa semangat terus dalam berhijrah, menjadi lebih baik mulai saat ini dan bisa terus istiqamah. Ketahuilah hijrah itu sangatlah mudah, namun untuk mempertahankan hijrah itu sangatlah susah, apakah kita bisa istiqomah dalam hijrah kita, sampai ajal tiba, kita tidak tahu akan hal itu.

Ketahuilah hijrah itu sangatlah mudah, namun untuk mempertahankan hijrah itu sangatlah susah, apakah kita bisa istiqomah dalam hijrah kita, sampai ajal tiba, kita tidak tahu akan hal itu. Ingatlah kalau bisa istiqamah, itu benar-benar suatu karunia yang besar. Kata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah disampaikan oleh muridnya Ibnul Qayyim dalam Madarij As-Salikin,

أَعْظَمُ الكَرَامَةِ لُزُوْمُ الاِسْتِقَامَةِ

"Karamah yang paling besar adalah bisa terus istiqamah."

Kiat agar bisa terus istiqamah adalah:

Harus dimulai dengan niatan yang ikhlas meninggalkan maskiat dahulu yang dilakukan, bertekad untuk jadi lebih baik, mencari lingkungan bergaul yang baik, berusaha terus menambah ilmu lewat majelis ilmu, memperbanyak doa. Terutama masalah teman, ini teramat penting, karena tanpa teman yang baik, kita sulit untuk berubah.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

"Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian". (HR. Abu Daud, no. 4833; Tirmidzi, no. 2378; Ahmad, 2: 344. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shahihul Jaami' 3545).

Teman-teman shalih bisa didapat di majelis ilmu. Kata Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً

"Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak." (HR. Bukhari, no. 2101, dari Abu Musa)

Yang jelas hijrah tersebut harus ikhlas karena Allah, bukan karena cari ridha manusia.

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

وما لا يكون له لا ينفع ولا يدوم

"Segala sesuatu yang tidak didasari ikhlas karena Allah, pasti tidak bermanfaat dan tidak akan kekal." (Dar-ut Ta'arudh Al 'Aql wan Naql, 2: 188).

Para ulama juga memiliki istilah lain,

ما كان لله يبقى

"Segala sesuatu yang didasari ikhlas karena Allah, pasti akan langgeng."

Juga jangan lupa untuk panjatkan doa pada Allah. Karena tanpa pertolongan-Nya, kita tak berdaya dengan berbagai godaan. Do'a yang paling sering nabi panjatkan agar bisa terus istiqamah adalah,

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

"Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi 'alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu)."

Ummu Salamah pernah menanyakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kenapa do'a tersebut yang sering beliau baca. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seraya menjawab,

يَا أُمَّ سَلَمَةَ إِنَّهُ لَيْسَ آدَمِىٌّ إِلاَّ وَقَلْبُهُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ فَمَنْ شَاءَ أَقَامَ وَمَنْ شَاءَ أَزَاغَ

"Wahai Ummu Salamah, yang namanya hati manusia selalu berada di antara jari-jemari Allah. Siapa saja yang Allah kehendaki, maka Allah akan berikan keteguhan dalam iman. Namun siapa saja yang dikehendaki, Allah pun bisa menyesatkannya."

Dalam riwayat lain dikatakan,

إِنَّ الْقُلُوبَ بِيَدِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يُقَلِّبُهَا

"Sesungguhnya hati berada di tangan Allah 'azza wa jalla, Allah yang membolak-balikkannya."

Hari itu aktifitas ku berjalan seperti biasa, bangun pagi, sholat subuh, dan pergi ke kampus, namun di dalam perjalanan aku merasa ada yang aneh di dalam fikiran ku, seperti ada sesuatu yang membisikkan di telinga ku "tak inginkah kau kembali seperti dulu lagi, sudahlah kau tak akan sanggup"

Sholat zuhur pun tiba, aku pergi untuk melaksanakan sholat di masjid kampus, namun di saat sedang sholat hati ku selalu gelisah dan aku tak bisa fokus untk sholat, setelah selesai sholat aku berpikir sejenak duduk di tangga masjid "apa yang salah pada ku hari ini? tidak seperti biasanya aku seperti ini, ya allah tolong lah hamba mu ini untuk tetap istiqomah di jalan mu yang lurus ini"

Siang itu cuaca bergitu panas, panas nya tak seperti biasanya, akhirnya aku sampai di kos, masuk ke kamar lalu tidur, dan tiba-tiba aku terbangun di jam 17.00 sontak aku langsung ke kamar mandi untuk mengambil wudhu, lalu sholat, setelah selesai sholat aku menangis, karena aku telat sholat dan tidak sholat berjemaah di masjid.

Maghrib pun tiba, aku berangkat ke masjid di dekat rumah, jarak nya satu kilometer dari rumah, sholat maghrib kali ini aku merasa tenang, seperti biasanya setelah sholat maghrib selesai aku langsung melaksanakan sholat sunnah, setelah itu aku duduk didalam masjid untuk menunggu sholat isya sambil membaca dan menghafal al qur'an, hati begitu tenang dikala duduk di dalam masjid, setiap malam masjid ramai seperti biasanya, kebetulan di masjid biasa aku sholat, setiap malam ada kegiatan belajar membaca al qur'an atau biasa di sebut dengan HOLAQOH, kegiatan holaqoh tidak hanya bapak-bapak saja yang mengikuti nya namun anak kecil pun juga ikut. setelah sholat isya aku kembali pulang ke kos untu mengerjakan skirpsi.